“The Prime of Miss Jean Brodie” mengajak penonton untuk kembali ke masa 1930-an, tepatnya di sebuah sekolah tradisional khusus perempuan yang bernama Marcia Blaine, yang terletak di Edinburgh, Skotlandia.

            Memulai dengan aksi menuju sekolah, film ini menawarkan sebuah perkenalan dengan memadukan credits di bagian awal. Film dengan dilanjutkan dengan nyanyian, yang dipimpin oleh seorang Ibu guru cantik yang berusia 30 tahunan, yang bernama Jean Brodie. Miss Brodie, begitu sapaannya, merupakan salah satu guru di sekolah tersebut yang mencoba menawarkan cara pengajaran yang berbeda di sebuah sekolah yang cukup konservatif pada murid-muridnya agar bisa menjadi crème de la crème.

the prime of miss jean brodie
Courtesy of Twentieth Century-Fox Productions © 1969

            Aksi yang berbeda itu salah satunya ditunjukkan dengan membuat sebuah kelompok yang disebutnya Brodie set, yaitu empat orang siswi pilihannya. Brodie memutuskan untuk mendedikasikan dirinya demi keempat siswi ini. Mereka menghabiskan waktu bersama-sama mengekplorasi museum seni, teater, hingga berpiknik. Sayangnya, konflik-konflik mulai menyerang Miss Brodie mulai dari aksi sentimen kepala sekolah yang serba ingin ikut campur, kisah cinta-nya yang menyedihkan, dan munculnya sosok pengkhianat dalam dirinya.

            Maggie Smith memerankan karakter Miss Brodie yang eksentrik dengan sangat menawan. Selama hampir dua jam, Smith menampilkan sebuah penampilan yang outstanding, dan terlalu unggul dibanding tokoh-tokoh lainnya. Lewat film ini juga, Smith meraih piala Oscar dari nominasi Academy Award pertamanya.

76-picture7
Courtesy of Twentieth Century-Fox Productions © 1969

Film ini disutradarai oleh Ronald Neame, yang sebetulnya lebih cukup dikenal sebagia penulis naskah. Kisahnya sendiri sebetulnya merupakan adaptasi dari sebuah novel yang berjudul sama karangan Muriel Spark. Naskahnya kemudian ditulis oleh Jay Presson Allen, yang sebelumnya telah membuat versi teater-nya. Sebagai salah satu kisah yang cukup sulit untuk difilmkan, Allen melakukan beberapa improvisasi, terutama dengan mengubah yang penceritaan yang menjadi naratif linear. Dengan dialog-dialog padat berisi, ditambah british accent kental yang memenuhi film ini, menjadikannya sebagai salah satu British classic I’ve ever seen.

Walaupun lulus sensor dengan rating mature dikala itu, karakter-karakter antagonis dalam film ini perlu diacungi jempol. Karakter kepala sekolah Miss Mackay, yang diperankan Celia Gordon, hadir sebagai tukang ikut campur yang cukup menyebalkan. Atau juga sosok Sandy, salah seorang Brodie set yang diperankan Pamela Franklin. Franklin akan memperlihatkan salah satu adegan yang menurut saya lebih berani dari pemeran utama film ini. Akan tetapi, aksi mencapai totalitas tersebut cukup tertutupi dominansi pemeran utama.

76-picture6
Courtesy of Twentieth Century-Fox Productions © 1969

            Menyaksikan film ini memberikan suatu pandangan bagi saya tentang bagaimana karakter Brodie yang cukup kuat dan tangguh, tenryata bisa melemah seiring dengan tindakan-tindakan di sekitarnya. Sebuah hal yang cukup manusiawi, dari sudut pandang saya. Sebuah tontonan yang cukup menarik dan tidak membosankan. Sebagai penutup, ada salah satu kutipan yang cukup menarik dari Miss Brodie, “Deep in most of us is the potential for greatness or the potential to inspire greatness.”

The Prime of Miss Jean Brodie (1969)
PG, 116 menit
Drama
Director: Ronald Neame
Writer: Muriel Spark, Jay Presson Allen
Full Cast : Maggie Smith, Robert Stephens, Pamela Franklin, Gordon Jackson, Celia Johnson, Diane Grayson, Jane Carr, Shirley Steedman, Lavinia Lang, Antoinette Biggerstaff, Margo Cunningham, Isla Cameron, Rona Anderson, Ann Way, Molly Weir, Helena Gloag, John Dunbar, Heather Seymour, Lesley Paterson

#76 – The Prime of Miss Jean Brodie (1969) was last modified: September 25th, 2022 by Bavner Donaldo