Saya selalu teringat dengan suatu artikel yang mengatakan bila hal yang paling menarik di Inggris adalah mengenai kehidupan keluarga istana. Apalagi ketika kita kembali ke masa 80-an, ketika Princess Diana juga amat populer sebagai headline berita. Kali ini, sebuah film biografi berjudul “Spencer” mencoba mengajak penonton ke dalam kehidupan fiksi sang putri.
Putri Diana dari Wales, diperankan oleh Kristen Stewart, menyetir sendirian tanpa arah. Padahal, Ia sudah ditunggu oleh Mayor Alistar Gregory, yang diperankan oleh Timothy Spall, sebab sebentar lagi waktunya makan malam Natal seluruh anggota keluarga istana. Salah satu tradisi yang menarik, Ratu dan para putri harus menimbang berat badan mereka di sebuah kursi yang diatur dengan pengukur manual. Disaat yang lain telah hadir, kecuali Ratu, Sang Putri malah menghabiskan waktu dengan ilusinya.
Sebagai perhatian di awal, apa yang dihadirkan dalam cerita di dalam film ini merupakan fiksi. Ini bukan sebuah biografi. Cerita ini ditulis oleh Steven Knight, yang terlihat amat cukup piawai untuk memasukkan unsur-unsur kehidupan istana untuk membuatnya seakan nyata, sekaligus dengan upaya pendalaman karakter Putri Diana yang depresif dan mengalami bulimia. Apa yang dihadirkan oleh drama ini, bukanlah sebuah tonton drama biografi yang mudah dicerna. Bila Anda tidak pernah membaca atau mengetahui tentang Putri Diana, saya tidak akan terlalu menyarankan Anda untuk menyaksikannya. Setidaknya, penonton perlu tahu lebih dulu situasi seperti apa yang terjadi waktu itu yang sayangnya tidak dibahas dalam film ini.
Salah satu yang cukup amat saya nikmati adalah penggarapan akan cerita Istana. Saya pernah membaca seperti Ratu Inggris yang selalu datang telat untuk setiap kegiatan makan malam, yang juga diperlihatkan film ini. Begitupula dengan Chef Istana, yang selalu memasak khusus untuk Putri Diana, dan menghidangkan makanan tersebut serupa dengan menu lainnya. Walaupun tidak diperlihatkan, namun hubungan Chef Istana dengan Putri Diana juga sedikit diangkat, terutama dengan perilaku makan sang Putri.
Dari penyajian cerita, well, film ini amat emosional. Penampilan Kristen Stewart sebagai Putri Diana hadir secara menakjubkan, menghidupkan sosok yang begitu sensasional, dan memberikan momen ikonik di setiap penampilannya. Saya hampir kerapkali tertipu dengan ceritanya, ketika berusaha terfokus dengan detil dan ujung-ujungnya adalah ilusi. Tapi, semakin lama film ini mengalir, saya menjadi semakin paham dengan maksud dan apa yang sebetulnya dirasakan oleh sang Putri.
Dari sisi pendukung, walaupun fiktif, saya menyukai peran pendukung Mayor Alistar dan Maggie, yang diperankan oleh Timothy Spall dan Sally Hawkins. Keberadaan keduanya, walaupun terbilang bertolak belakang di mata Putri Diana, sebetulnya memiliki tujuan yang sama. Melihat apa yang diceritakan film ini sebetulnya tidak terlalu berlebihan, sebab film ini tidak memposisikan karakter-karakter yang antagonis, malah ketimbang menggali cara Putri Diana menghadapi kesehariannya.
Sutradara Pablo Larraín, yang sebelumnya sudah amat berpengalaman dengan film-film biografi, sebut saja “Jackie” ataupun “Neruda,” menyajikan sajian yang sebetulnya enak dipandang namun tak enak untuk dirasakan. Saya amat menyukai bagaimana kehadiran Putri Diana di dalam scene dengan kostum-kostum elegannya dan klasik, yang di dalam versi film ini dikerjakan oleh maestro Jacqueline Durran, ditambah dengan shot-shot yang kadang terfokus dekat pada sosok Diana. Kayak super duper instagrammable! Yang makin semakin mendramatisir film ini sebetulnya berasal dari score gubahan Jonny Greenwood yang menyajikan sederetan musik yang sentimentil. Bila Anda sadari, Greenwood juga-lah yang membuat gubahan untuk dua film unggulan lain di tahun ini, “Licorice Pizza” dan “The Power of the Dog.”
. Penampilan Kristen Stewart sebetulnya merupakan salah satu yang saya tunggu di Awards Season tahun ini, dan memang, penampilannya sebagai Diana Spencer mungkin terbilang sebagai yang terbaik di sepanjang karirnya. Yup, saya cukup menjagokannya Ia untuk menang sebagai Best Actress in Leading Role. Secara keseluruhan, “Spencer” menjadi tontonan yang cukup berkesan, walaupun sekali lagi tidak boleh dianggap sebagai tambahan fakta. Walaupun telah lama tiada, namun kisah Ibu dari Pangeran William dan Pangeran Harry ini masih akan menjadi salah satu topik sejarah yang menarik dari kehidupan Keluarga Kerajaan Inggris.