Salah satu most funniest and lovable romance hit, “A Little Thing Called Love” menghadirkan sebuah kisah tentang perjalanan seorang desainer muda asal Thailand yang telah sukses di negeri paman Sam. Kisahnya berawal dari pertemuannya dengan Shone, yang merupakan cinta pertamanya.

Nam, yang diperankan oleh Pimchanok Luevisadpaibul, adalah seseorang remaja perempuan yang punya pewarakan yang kurang menarik. Kulitnya kusam, tidak secantik ibunya. Ia juga menjadi lelucon sang adik yang menganggap kalau penampilannya yang jelek merupakan turunan dari Ayahnya yang sedang bekerja menjadi sous chef di Amerika.

a little thing called love
Courtesy Sahamongkol Film International © 2010

Seperti siswi lainnya, Nam juga punya geng yang terdiri dari dirinya, Cheer, Kie dan Nim. Keempat sahabat ini sama-sama punya penampilan yang kurang menarik. Suatu ketika, Nam bertemu dengan sosok laki-laki yang seakan jatuh dari langit, yang kemudian memberikannya buah mangga. Ia adalah Shone, yang diperankan oleh Mario Maurer. Mengutip ucapan sang adik, “It’s not about look, but about first impression.” And, it’s work!

Semenjak itu Nam menjadi secret admirer Shone. Ia beserta sahabat geng kecilnya mengikuti sebuah petunjuk dari buku populer tentang 9 Resep Cinta, yang berisi sembilan tips dan trik dari berbagai macam belahan dunia untuk mendapatkan cinta. Mulai dari cara orang Yunani, suku Maya, hingga tradisi Gypsy, Nam mencoba semuanya untuk menaklukkan Shone.

151-picture6
Courtesy Sahamongkol Film International © 2010

Yang menjadi menarik dari box office Thailand ini adalah kisah transformasi Nam. Ia tidak perlu untuk melakukan operasi plastik ala artis Korea, dan bisa berubah menjadi pujaan hati di sekolahnya. Tidak hanya menjadi bak putri, Nam juga berhasil merangkak dari ranking 30 menjadi yang terbaik di sekolahnya. Sebuah usaha yang luar biasa.

Film ini dikemas dengan humor yang luar biasa jenaka atas penampilan Sudarat Budtporm sebagai Ibu Guru Inn. Karakter yang diperankan Budtporn sebagai seorang Ibu guru yang sedang mencari cinta, menjadi salah satu pendukung kisah yang cukup menyenangkan. Salah satu yang menggelikan adalah ketika Nam memperlihatkan hasil pekerjaannya dan juga ketika Ibu guru Inn yang bahagia karena mendapat oleh-oleh sekotak telur asin. Aksi kocak Budtporn cukup membuat saya terbahak-bahak dengan tingkah lakunya.

151-picture5
Courtesy Sahamongkol Film International © 2010

Lain halnya dengan kedua pemeran utama di film ini. Karakter Shone memang cukup menghadirkan aura yang berbeda lewat Maurer yang menawan dan aksinya yang berubah menjadi lucu. Misalnya seperti saat Shone memberikan mangga pada Nam. Lain halnya dengan karakter Nam yang memang dikemas chessy, tetapi semakin mempesona di layar dari waktu ke waktu.

Berdurasi hampir dua jam, film yang disutradarai dan dibuat ceritanya oleh Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn dan Wasin Pokpong ini berhasil menjadi sebuah tontonan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga punya pesan yang bisa diambil. Kadang, perubahan penampilan seseorang belum tentu mampu untuk menaklukkan seseorang yang dicintai. Plot ceritanya dibuat sampai ke tahap ketika cinta yang dimaksud dalam film ini menjadi sesuatu yang menyakitkan bagi kedua karakter utamanya. Ditutup dengan ending yang tidak mengecewakan, saya pada kahirnya menyukai pemikiran positif Nam saat Ia berkata, “He made me used the love in good way. He is like the power that support me to be better and better.”

A Little Thing Called Love [Sing lek lek tee reak wa rak] (2010)
118 menit
Comedy, Romance
Director: Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn, Wasin Pokpong
Writer: Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn, Wasin Pokpong
Full Cast : Pimchanok Leuwisetpaiboon, Mario Maurer, Tangi Namonto, Yanika Thongprayoon, Acharanat Ariyaritwikol, Peerawat Herabat, Khachamach Promsaka Na Skolnakorn, Pijittra Siriwetchapan

#151 – A Little Thing Called Love [Sing lek lek tee reak wa rak] (2010) was last modified: September 25th, 2022 by Bavner Donaldo