Untuk kesekian kalinya, alias ketiga kalinya, Marvel Studios kembali melanjutkan kisah The Avengers. Dengan mengambil sub-judul “Age of Ultron”, film ini mengisahkan bagaimana The Avengers mencoba mengalahkan musuh baru mereka yang bernama Ultron.
Awal bagian film ini sudah diawali dengan adegan action, yah… sebuah pertanda bahwa seisi film akan penuh dengan adegan serang-serangan. Bagian opening dimulai dengan aksi tempur yang dilakukan oleh tim Avengers untuk menyerang markas besar Baron Wolfgang von Strucker, yang terletak di Sokovia, sebuah negara entah berantah di timur Eropa.
Yang menarik disini, Strucker melakukan sebuah eksperimen yang dilakukan pada sepasang saudara kembar, Pietro dan Wanda Maximoff. Pietro, yang diperankan Aaron Tylor-Johnson, dikenal sebagai Quicksilver, yang punya kemampuan untuk bergerak dengan sangat cepat. Saudarinya, Wanda, yang diperankan oleh Elizabeth Olsen, punya kemampuan telekinesis yang mampu memanipulasi pikiran. Walaupun aksi serang menyerang berhasil dengan meraih Tongkat Loki bagi Iron Man, tetapi Wanda sudah memanipulasi pikiran Tony Stark lebih dulu.
Mendapatkan Tongkat Loki dan penglihatan buatan Wanda, mempengaruhi Stark untuk menjalankan sebuah eksperimen kecil-kecilan untuk membuat sebuah artificial intelligence, yang dilakukannya dengan Hulk. Kemampuan ini akan dimanfaatkan untuk memperkuat kekuatan Stark’s Global dan tentunya lebih hebat dari J.A.R.V.I.S., artificial intelligence yang digunakan Stark saat ini.
Kerakusan berubah menjadi bencana. Di sela seluruh The Avengers sedang menikmati party, proyek kecil tersebut berhasil dan membentuk Ultron. Dengan hebatnya, Ultron langsung berupaya untuk menghancurkan J.A.R.V.I.S. dan mereplikasi tubuhnya dengan berbagai jenis robot. Pesta yang berlangsung dengan damai, berubah dengan kacau ketika Ultron unjuk gigi. Ini berakibat dengan dimulai barunya petualangan The Avengers.
Joss Whedon, yang membuat cerita dan menyutradarai film ini, menyajikan sebuah tontonan dengan penuh aksi dan efek sepanjang 141 menit. Penonton akan kenyang dengan aksi-aksi para jagoan melawan musuh utama mereka, yang kadang sering diselingi dengan bagian-bagian kecil “aksi superhero” mereka untuk menolong masyarakat yang menurut saya “tidak signifikan.” Kenapa? Bayangkan saja bila satu kota sedang ditempur musuh, lalu para superhero melakukan penyerangan, namun di saat-saat tertentu mereka berusaha untuk menyelamatkan “beberapa” orang warga yang di kala itu sebetulnya banyak juga penduduk yang tewas. Memang superhero juga bukanlah se-super untuk menyelamatkan semuanya. Tetapi setidaknya, mereka seharusnya terfokus dengan musuh utama, dan menurut saya, selingan-selingan tersebut malah hanya bumbu cerita belaka saja.
Selain aksi, Whedon juga semakin memperjelas background story dari beberapa karakter utama. Saya cukup setuju ketika Whedon terlihat memberikan proporsi yang hampir seimbang untuk seluruh karakter, walaupun kadang Iron Man sangat dominan dengan segala kekayaannya… Yang menarik juga di dalam film ini adalah bagaimana hubungan Hulk dan Black Widow semakin dipertajam, namun sayangnya hanya dibiarkan begitu saja oleh pembuat cerita, tanpa akhir yang jelas.
Aksi deretan pemain-pemain The Avengers, seperti Chris Evans, Robert Downey Jr., Chris Hemsworth, Scarlett Johanson, Jeremy Renner, hingga Mark Ruffalo tampil cukup mengesankan. Mereka cukup membuat saya untuk tertawa dengan lelucon “palu Thor.”
Setting film ini bertempat antar benua, mulai dari Sokovia, Oslo, Inggris (Eropa), Afrika Selatan (Afrika), hingga Korea Selatan (Asia), dan Amerika sendiri. Salah satu yang cukup menarik di ingatan saya adalah ketika aksi The Avengers di Seoul, yang mulai dari aksi kejar-kejaran hingga usaha dramatisasi memberhentikan sebuah kereta oleh Captain America, Scarlet Witch dan Quicksilver.
Secara keseluruhan, film ini cukup melampaui ekspektasi saya yang memang belum pernah menyaksikan sekuel terdahulunya. Dari segi cerita, film ini cukup menghibur dengan tampilan paket penuh aksi para jagoan ditambah efek visual dan suara disana-sini yang memperseru suasana. Sayangnya saja, suasana yang terlalu seru di seluruh layar menghilangkan kefokusan cerita dan sayangnya lagi masih cukup terlihat beberapa efek dengan jelas kalau itu buatan. Ada satu kutipan menarik dari Ultron untuk para jagoan di film ini, “I know you’re good people. I know you mean well. But you just didn’t think it through. There is only one path to peace… your extinction.”