Buat orang Indonesia, cabang olahraga badminton terbilang salah satu primadona di negeri ini. Semenjak cabang olahraga ini menjadi olahraga yang tetap diperlombakan sejak Barcelona 1992, negara kita selalu mendulang emas. Tapi, bagaimana dengan paralympics? Cabang olahraga ini baru mengalami debutnya di Olimpiade Tokyo 2020 kemarin. Kali ini, melalui suatu dokumenter, “Nina Is An Athlete” akan mengajak penonton dengan perjalanan atlet parabadminton yang bernama Nina Gorodetsky.
Film ini akan membawa penonton kembali ke tahun 2018. Kala itu, seorang atlet para-badminton dari Israel, bernama Nina Gorodetsky, terbilang sebagai salah satu pemain veteran untuk cabang olahraga ini. Usianya sudah hampir mencapai 40, di saat kondisi tubuhnya tidak seprima yang dulu. Sebagai perbandingan saja, biasanya ketika atlet menginjak usia 30-an mereka akan dibayangi dengan ancaman pensiun. Begitupula Nina.
Sebelum terfokus dengan perjalanan Nina, sutradara Ravit Markus juga akan memperkenalkan orang-orang disekitarnya. Mulai membahas pernikahannya dengan Dor Kessel, yang juga merupakan seorang disabilitas menjadi terasa unik. Di usianya yang kala itu hampir mencapai 40, Nina sudah dikaruniai seorang putra.
Nina adalah satu dari sekian banyak orang Eropa yang kembali bermukin di Israel pasca holocaust. Ia akan mengajak penonton memahami bagaimana keluarganya yang aslinya berasal dari Russia tidak mudah diterima. Ia sudah terbiasa diejek ‘pelacur Russia’ saat kecil, seiring dengan banyaknya prostitusi dari Russia. Akan tetapi, Ia tidak peduli dan bahkan berjuang demi membawa harum negaranya saat ini.
Nina juga merupakan satu dari sekian banyak atlet disabilitas yang bukan berasal dari kondisi tidak sempurna saat lahir. Di sebuah waktu senggangnya, Ia menceritakan bagaimana Ia yang semula baik-baik saja harus berakhir di kursi roda. Nina pun menceritakan asal muasal Ia memutuskan menjadi seorang atlet.
Walaupun dari cerita yang dihadirkan sebetulnya tidak akan terdiri dari serangkaian fenomena ataupun konflik layaknya dokumenter-dokumenter sosial lainnya, “Nina Is An Athlete” akan lebih membahas tentang peran dirinya sebagai istri, ibu, konselor dan atlit. Penonton akan diperlihatkan dengan serangkaian kegiatan Nina saat Ia mengikuti kompetisi demi mendapat tiket menuju Paralimpiade Tokyo 2020. Keseruan yang paling memuncak adalah ketika Ia harus bergulat antara ambisi dan kewajibannya. Ia tengah hamil tua dan masih mengincar untuk ikut serta di Paralimpiade. Untungnya, kehadiran pandemi global Covid-19 menunda pelaksaan Paralimpiade ke tahun 2021.
Sebagai salah satu dokumenter yang dirilis dari Slamdance Film Festival tahun ini, menikmati cerita “Nina Is An Athlete” terasa cukup menarik. Terlepas dari negara Nina yang merupakan Israel, yang sebetulnya kini sedang mendapatkan banyak sentimen negatif, semangat apa yang dihadirkan film ini sebetulnya perlu dicermati. Layaknya menyaksikan “Nyad” yang mengusung tak ada waktunya menyerah, “Nina Is An Athlete” seraya membawa perspektif dari atlet paralimpiade.