Kehadiran hidangan dalam sinema, kadang bisa jadi pelengkap yang tepat dalam memadukan cerita. Sebut saja “Eat Drink Man Woman” yang menonjolkan chinese food dalam ceritanya. Begitupula dengan “Tampopo” yang menghibur penonton akan ramen dari Jepang. Kali ini, “The Taste of Things” memadukan cerita lewat keindahan hidangan french cuisine yang memenuhi kisahnya.
Apa yang dihadirkan “The Taste of Things” sebetulnya tidak terasa macam-macam. Film ini terpusat pada sosok Eugenie, diperankan oleh Juliette Binoche, yang merupakan seorang koki handal yang amat ahli mengolah masakan ala western. Ia bekerja untuk Dodin Bouffant, seorang napoleon makanan yang diperankan oleh Benoit Magimel. Uniknya, Eugenie bukan karyawan biasa. Ia sudah bekerja lebih dari 20 tahun memasak bagi Dodin. Simpelnya, Dodin yang mengemas resep, dan Eugenie menjadi ahlinya dalam urusan mengeksekusi hidangan.
Hubungan antara Eugenie dan Dodin ternyata tak sebatas majikan-karyawan. Dodin sudah sejak lama ingin meminang Eugenie, namun selalu ditolak. Walaupun menolaknya, Eugenie sebetulnya menikmati hubungan ini. Ia pun terus sengaja untuk tidak mengunci pintu kamarnya. Dalam urusan profesionalnya, Ia pun selalu pantang untuk keluar dari dapur besarnya.
Tontonan sepanjang dua jam lebih ini sebetulnya tidak terlalu punya banyak cerita. Kisah yang ditulis dari novel oleh Marcel Rouff ini, diadaptasi dan disutradarai oleh Anh Hung Tran. Bila mengingat nama Tran, sutradara asal Vietnam ini sudah absen dalam beberapa tahun terakhir. Saya mengingatnya ketika Ia membuat “The Scent of Green Papaya,” film Vietnam pertama yang menembus nominasi Oscar untuk film berbahasa asing terbaik.
Kembali ke penyajian film ini. Walaupun terbilang dengan cerita yang terasa sedikit, film tentang makanan ini memang amat berbeda dengan dua judul yang sempat saya sebutkan diatas. “The Taste of Things” akan terfokus tentang bagaimana proses pengemasan hidangan ini. Penonton akan amat dimanjakan lewat beragam teknik memasak yang dilakukan Eugenie, Dodin dan kedua asistennya dalam menghidangkan masakan yang kemudian dicicipi Dodin dan rekan-rekannya. Unsur cerita justru malah ketiban jauh dengan penyajian masakan yang hampir mendominasi film.
Teknik-teknik yang dihadirkan, walaupun sudah dalam bentuk ringkasan, tetap menarik untuk disimak. Penonton tak hanya menyaksikan penyajian satu hidangan, melainkan beberapa hidangan secara sekaligus. Aksi dalam balik dapur ini yang membuat saya bagaimana film ini benar-benar bertindak sesuai judulnya, mengapreasiasi akan pembuatan suatu rasa. Penciptaan rasa yang terasa memang tidak main-main.
Kalau membahas aktingnya, Juliette Binoche tetap masih tampil amat menawan. Sebagai koki, Ia tetap hadir dengan menawan. Karakter Eugenie yang classy, berhasil dihidupkannya menjadi sosok yang terasa berkelas. Tak cuma piawai, Eugenie pun mempesona. Di sisi lain, Dodin hadir sebagai pemikir yang perfeksionis. Saya cukup tak menyangka cara Magimel untuk menyeimbangi peran Binoche yang cukup dominan di babak-babak awal ceritanya.
“The Taste of Things” adalah tontonan tentang masakan terbaik di tahun ini. Film ini sepintas mengingatkan saya dengan film Denmark “Babette’s Feast.” Bedanya, feast disini terasa dihadirkan memenuhi ceritanya. Untung saja, penyajian teknik yang membuat penonton terfokus akan tampilan, tekstur dan penyajian, akan membuat kita menelan ludah. Hal ini belum ditambah dengan dialog-dialog yang hadir, yang terasa menyelimuti beragamnya apresiasi untuk makanan-makanan yang dihadirkan.
Dari segi penyajian, saya rasa tentu tidak mudah untuk mengatur sequence demi sequence kegiatan masak ini. Perlu diacungi upaya Tran, walaupun Ia terasa begitu mengorbankan cerita film ini. Penyajian juga terasa dinamis, dimana sinematografi yang digawangi Jonathan Ricquebourg terus bergerak, yang membangun keseruan aksi dari dalam dapur.
Film yang berjudul asli ‘La passion de Dodin Bouffant’ ini merupakan film yang menjadi perwakilan Perancis untuk Academy Awards mendatang. Film ini juga merupakan unggulan IFC Films di tahun ini. Sebelumnya, film ini terpilih sebagai official selection dalam Cannes Film Festival dan akan direncakan dirilis di awal tahun 2024 nanti.
Secara eksekusi, “The Taste of Things” adalah contoh bagaimana hidangan menjadi primadona dan inti cerita dari film ini. Cerita Eugenie dan Dodin malah muncul layaknya ornamen pelengkapnya. Setidaknya, walaupun dikemas lebih dari 2 jam, “The Taste of Things” terasa lebih menggugah ingin menyantap makanan, ketimbang menyaksikan acara kontes masak yang sama-sama berdurasi sama. So authentic!