Apa jadinya jika kalian diculik, lalu dibawa ke sebuah tempat entah berantah dan harus melarikan diri dari kejaran “pemburu”. Hal ini yang dialami oleh lima warga sipil yang harus bertahan hidup dalam sebuah program bernama “The Stalking Fields”. Program ini ternyata bertujuan untuk memulihkan pasukan khusus Amerika Serikat yang mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder).

“The Stalking Fields” berkisah tentang Marcus, diperankan oleh Sean Crampton, seorang mantan pasukan khusus Amerika Serikat yang mengalami trauma karena membunuh rekannya sendiri. Segala upaya dari sang istri sudah dilakukan untuk membuat Marcus melupakan kejadian tersebut sudah dilakukan. Mulai dari memberi dia kado hingga hangout bersama teman-teman istri Marcus. Untuk sesaat, Marcus dapat melupakan traumanya dan menjalani harinya lebih tenang. Masalah muncul sampai suaru ketika istri Marcus mengalami kecelakaan dan harus kehilangan nyawanya.

the stalking fields
Courtesy of Bloomfield Boys Productions, Strapped Media © 2023

Pada saat yang sama, pihak militer Amerika Serikat ingin kembali merekrut Marcus, mengingat track record selama Ia mengabdi pada negara terbilang cukup gemilang. Marcus kemudian diundang untuk mengikut program “The Stalking Fields”, sebuah proram yang membuat Ia untuk memburu lima warga sipil yang memiliki catatan kriminal. Pemburuan pun dilakukan Marcus bersama empat rekan tim lainnya.

Pada awalnya, saya pikir film ini terlihat menarik karena bertemakan action. Tetapi seiring flm berjalan, lama kelamaan “The Stalking Fields” ini terasa kurang menarik. Adegan bertarung maupun tembak-tembakan terasa tidak terlalu intense, sehingga saat puncak adegan terasa biasa saja.

the stalking fields
Courtesy of Bloomfield Boys Productions, Strapped Media © 2023

Banyak adegan yang menurut saya terlalu lama hingga menghilangkan rasa intense dikejar para pemburu. Misalnya, seperti pada saat dua orang pemburu mengobrol seperti sedang berkencan di sebuah taman. Belum lagi percakapan yang tidak terlalu penting saat menentukan untuk meninggalkan orang karena terjebak sebuah perangkap. Alur cerita juga semakin terbaca. Jadi, tidak ada plot twist yang besar.

Secara teknis, “The Stalking Fields” bisa terbilang cukup oke, hanya saja ada beberapa shot yang di-take terasa kurang. Seperti pengambilan gambar saat knife scene yang terasa sedikit terburu-buru, sehingga terasa terlalu cepat koreografi bertarungnya. Akan tetapi, untuk  keseluruhan, film ini masih oke dalam pengambilan gambar dan blocking para pemain.

the stalking fields
Courtesy of Bloomfield Boys Productions, Strapped Media © 2023

Ada beberapa makeup pada mayat terasa aneh karena agak kurang masuk akal. Misalnya ketika orang yang barusan mati langsung seketika menjadi putih pucat seperti kehilangan darah berjam-jam. Di film ini juga kurang menunjukan “darah.” Bila ada pemain yang mati, karakter tersebut juga langsung diam mati begitu saja. Padahal, ada yang mati ditikam, yang seharusnya menunjukan banyak darah yang keluar dari tubuh.

Dari segi scoring, menurut saya terasa pas dan cocok untuk tiap adegan. Begitupula dengan timing audio yang tepat saat menembak atau suara ledakan tidak saling berlarian. Tidak ketinggalan, visual efek yang dibuat juga oke dan terlihat rapi, terutama pada adegan tembak-menembak.

the stalking fields
Courtesy of Bloomfield Boys Productions, Strapped Media © 2023

Akhir kata, “The Stalking Fields” adalah film yang cukup menghibur, bila anda mencari sebuah tonton yang ringan. Film ini juga tergolong cepat mengingat durasinya yang hanya 90 menit.

The Stalking Fields (2023)
90 menit
Action
Director: Ric Maddox
Writer: Sean Crampton, Jordan Wiseley
Full Cast: Adam J. Harrington, Rachael Markarian, Jordan Wiseley, Angela Nordeng, Taylor Kalupa, Anton Narinskiy, Danny Pellegrino, Devin Crittenden, Michael King, Tara Conner, Kevin Pasdon, Sean Crampton, Jake Davidson
#676 – The Stalking Fields (2023) was last modified: Januari 18th, 2023 by Marcelleon Rafael