Walaupun tidak berhasil menembus layar perak negeri ini, “Lightyear” tetap dihadirkan melalui platform digital. Terkendala dengan sedikit cerita yang mengandung LGBT, membuat animasi unggulan Pixar di tahun ini siap menerima rating dewasa. Padahal, tidak ada sama sekali adegan untuk dewasa.

Film ini sepanjang ceritanya akan bercerita tentang Buzz Lightyear, karakter yang berpakaian layaknya astronot, jebolan franchise ‘Toy Story’ yang kali ini disuarakan oleh Chris Evans. Bersetting di masa depan, Buzz bersama rekan sejawatnya, Alisha Hawthorne, yang disuarakan oleh Uzo Aduba, sedang melakukan eksplorasi planet. Sebagai space rangers, kebetulan keduanya sedang membawa pesawat induk yang juga menampung manusia-manusia di dalamnya, yang rencananya akan dibawa pulang.

Akan tetapi, namanya cerita selalu ada konflik. Pesawat yang dikendarai Lightyear gagal terbang. Alhasil, seluruh penumpang malah terpaksa untuk tinggal di planet antah berantah tersebut. Cuma, sebagai bagian dari tugasnya, Lightyear tetap memutuskan untuk mencari cara agar dapat menyelesaikan misinya ini. Untung saja Hawthorne mendukungnya. Masalahnya, setiap Ia melakukan upaya latihan percobaan, Ia selalu terkena dilusi waktu, yang membuat Ia akan semakin jauh dari keadaan Ia sekarang. Alhasil, disaat Lightyear memulai latihan-latihannya, Hawthorne malah menjadi semakin tua.

lightyear
Courtesy of Pixar Animation Studios, Pixar, Walt Disney Pictures © 2022

Sebagai salah satu prequel dari ‘Toy Story,’ film ini memang akan amat terfokus pada tokoh utamanya. Sosoknya yang ambisius, self-centered, independen, juga memiliki rasa kekuatiran yang tersirat. Karakter ini seakan dikemas melakukan self-reflection, dari kehadiran keempat karakter pendukung lainnya yang akan hadir menemaninya sampai di akhir film. Salah satu karakter tersebut adalah Izzy Hawthorne, yang merupakan cucu Alisha dan disuarakan oleh Keke Palmer. Berbeda dengan Buzz, Izzy cenderung lebih spontan, serta amat menikmati proses dan persahabatan.

lightyear
Courtesy of Pixar Animation Studios, Pixar, Walt Disney Pictures © 2022

“Lightyear” disutradarai oleh Angus MacLane, yang mana merupakan featured debut pertamanya sebagai seorang sutradara. Sebelumnya, Ia lebih banyak berkecimpung dengan judul-judul Pixar sebelumnya sebagai animator, misalnya seperti “Finding Nemo,” “Wall E,”, sampai “Ratatatouille.” Secara penyajian, apa yang dihadirkan MacLane sayangnya kurang terlalu berkesan buat saya. Plotnya terasa begitu saja, ya petualangan Lightyear tanpa ada kesan yang memancing curiosity saya.

Sebetulnya, secara penyajian animasi, saya amat menikmati bagaimana visualisasi yang dihadirkan. Misalnya seperti detil-detil asap, ataupun pesawat induk Zurg yang sekilas mengingatkan saya dengan beberapa set di dalam film “Star Wars.” Upaya Disney untuk menjadi semakin diverse juga terlihat dari bagaimana film ini seperti memperkenalkan keluarga LGBT dalam secuil ceritanya. Masalahnya, walaupun di barat ini sudah amat biasa, namun situasi di timur masih belum menerima seterbuka itu.

lightyear
Courtesy of Pixar Animation Studios, Pixar, Walt Disney Pictures © 2022

Awalnya saya mengira jika Tim Allen yang akan menjadi pengisi suara Buzz Lightyear di film ini. Jika Anda masih mengingatnya, Allen yang menyuarakan Buzz hampir di seluruh film ‘Toy Story,’ termasuk dengan edisi-edisi shorts.

Biarpun telah ditambah gubahan score-score megah dari Michael Giacchino, yang selalu berhasil menyentuh penonton seperti dalam “Up” ataupun “Ratatatouille,” sayangnya tidak ada juga track yang bisa everlasting untuk me-recall memori saya terhadap film ini.  Setidaknya, jika berbicara animasi bertema action di tahun ini, “Lightyear” mungkin masih lebih sedikit seru ditonton ketimbang “The Minion.”

lightyear
Courtesy of Pixar Animation Studios, Pixar, Walt Disney Pictures © 2022

Malang memang, di aksi solonya, ternyata Buzz Lightyear kurang fenomenal. Dugaan saya, faktor Andy dan Woody memang amat penting dalam memberikan kesan mengena dari franchise terdahulunya. Bila nantinya Pixar masih akan meneruskan perjalanan Lightyear, tentunya akan amat disayangkan. Jika masih ingat dengan nasib saga ‘Star Wars’ yang sempat ditambah film tambahan seperti “Rogue One: A Star Wars Story” malah akan semakin membuat runyam kualitas pendahulunya. Tapi balik lagi, ujung-ujungnya ya duit. Franchise-franchise pencetak uang seperti ini memang akan dipelihara, setidaknya bagaimana yang sukses dilakukan Marvel.

Pikir singkat saya, daripada dibuat sekuelnya, mungkin akan lebih baik Lightyear dilanjutkan dalam bentuk animation series saja. Tapi, siapalah saya. Simpulan saya, biarpun dikemas dengan animasi yang luar biasa, “Lightyear” memang tidak seberkesan pendahulunya. Ia lenyap pada poin cerita, yang biasanya menjadi faktor kritis dari sekian film animasi Pixar berkualitas. Dissapointing!

Lightyear (2022)
PG, 100 menit
Animation, Action, Adventure
Director: Angus MacLane
Writer: Angus MacLane, Matthew Aldrich, Jason Headley, Andrew Stanton, Lauren Gunderson
Full Cast: Chris Evans, Keke Palmer, Peter Sohn, Taika Waititi, Dale Soules, James Brolin, Uzo Aduba, Mary McDonald-Lewis, Isiah Whitlock Jr., Angus MacLane, Bill Hader, Efren Ramirez, Keira Hairston
#628 – Lightyear (2022) was last modified: September 17th, 2022 by Bavner Donaldo