Berlatar dari sebuah kisah nyata, “Friends Never Die” merupakan teen movie asal Thailand yang menggali arti persahabatan yang sebenarnya lewat kehidupan sekumpulan remaja laki-laki yang terkumpul di sebuah geng bernama “Sperma.”

Kisah dimulai dari kehadiran Song, yang diperankan oleh Natcha Jantapan, yang memulai kehidupan universitasnya di Chiang Mai. Disana Ia berkenalan dengan teman pertamanya, Name, yang diperankan Monchanok Saengchaipiangpen. Name memperkenalkan sosok Dew, yang kemudian menjadi pujaan hati Song.

friends never die
Courtesy Phranakorn Film © 2012

Tidak lama kemudian sosok Song berkenalan dengan Gun, yang diperankan oleh Mario Maurer. Gun adalah seorang petarung, walaupun sebetulnya Ia berasal dari keluarga kaya. Mendapat kurang perhatian dari kedua orangtuanya yang terus sibuk membuat Gun mencari perhatian di luar. Bersama rekan-rekannya Ia mendirikan geng yang diberi nama “Sperma.” Maksud dari nama itu juga berarti bahwa mereka merupakan sperma-sperma pilihan dari ratusan juta sperma di dunia ini.

Sepanjang 103 menit, film remaja berbau action ini sebetulnya dikemas agak kurang menarik. Ceritanya yang sebetulnya agak biasa saja, selalu dikemas dengan adegan berkelahi. Sutradara film ini, Atsajun Sattakovit, kurang terlalu menyeimbangkan ceritanya. Padahal, momen film ini mulai terbentuk ketika pusat penceritaan yang awalnya pada karakter Song, berubah ke sosok Gun.

157-picture4
Courtesy Phranakorn Film © 2012

Sosok Gun yang diperankan Maurer punya segalanya, kecuali cinta. Pergaulannya dengan anggota “Sperma,” membuat dirinya mengenal sosok akan sahabat. Ia menjadi sosok yang paling setia kawan, walaupun Ia harus berani berkelahi dengan kelompok geng yang lebih banyak.

Penyajian film ini sebetulnya agak cukup membuat saya sedikit frustasi, ketika kadang ada saja hal-hal kecil yang berujung dengan perkelahian. Film ini punya plot serupa layaknya film Asia lainnya ketika mendekati bagian klimaksnya.

157-picture1
Courtesy Phranakorn Film © 2012

Dari penampilan para pemain mudanya, termasuk Maurer, tidak ada yang tampil cukup menarik. Mungkin ini salah satu film terburuk Mario Maurer yang pernah saya tonton. Dibanding “A Little Thing Called Love” ataupun “The Love of Siam”, Maurer kurang menampilkan pesonanya seperti biasanya.

Mungkin sebetulnya tidak ada yang salah dengan para pemeran film ini, mungkin karena memang penggarapan dari karakternya yang masih agak kurang pas. Seperti halnya karakter Song yang diperankan Jantapan, tidak memberikan sesuatu kesan empati dari penonton untuk kehidupan pribadi dan cintanya yang agak menyedikan. Tokoh-tokoh film ini begitu saja, walaupun dengan supporting story yang kadang kurang berkesan.

157-picture2
Courtesy Phranakorn Film © 2012

Sebetulnya, film ini punya banyak pelajaran dari kehidupan para member “Sperma.” Semuanya mulai menarik dan menjadi berarti ketika masuk ke klimaks cerita. Sayangnya klimaks cerita mulai berada di bagian agak akhir film ini, yang membuat Anda harus cukup sedikit sabar dengan penceritaannya yang begitu-gitu saja. At least, dari segala kekurangannya, film ini mungkin jadi satu yang cukup saya rekomendasi tentang contoh pentingnya arti sebuah persahabatan. Saya cukup teringat dengan ajaran Gun pada Song, “We are fighters, not gangsters. Men fight until there’s a winner. Never to kill.”

Friends Never Die [Mueng ku] (2012)
103 menit
Action
Director: Atsajun Sattakovit
Writer: Atsajun Sattakovit
Full Cast: Mario Maurer, Natcha Jantapan, Monchanok Saengchaipiangpen, Nawapaiboon Wuthinanon, Kamolned Ruengsri, Sirapop Daongern, Rakchawan Maroukasonti, Poom Rungsrithananon, Patsomtat Sudprasert, Kittipat Samantrakulchai, Ranee Campen, Vart Limatibul, Viwan Amy Kongyoth, Pongsatorn Niyomsin, Phatcharamai Khawliak, Parinnada Pinidchana, Wacharayut Suradeat, Veenus Nooyimsal, Thaaek Poohrat, Tanachat Fuengket, Sudarat Boonta, Maywadee Changfusuwan, Patthakan Krittaphatthon, Leonardo Pirrera, Thitipak Champitayanukunkit, Sittichok Arunrat, Benyakorn Asawathippaibul, Punting Aunusonskdi

#157 – Friends Never Die [Mueng Ku] (2012) was last modified: September 25th, 2022 by Bavner Donaldo