“On Golden Pond” adalah sebuah film drama yang tidak biasa, dengan mengusung sepasang kekasih yang sudah berumur lanjut. Film ini diadaptasi dari sebuah drama oleh Ernest Thompson, yang juga membuat naskah untuk film ini, dan berhasil memenangkan penghargaan Best Adapted Screenplay di ajang Academy Awards.
Ini semua berawal dari sebuah tempat, yang disebut dengan Golden Pond. Norman Thayer, Jr, yang diperankan oleh Henry Fonda, adalah seorang professor yang menikmati masa pensiunnya bersama istrinya, Ethel, yang diperankan oleh Katharine Hepburn. Memiliki sebuah rumah danau yang indah adalah tempat yang ideal bagi sepasang suami istri ini untuk menghabiskan sisa hidup mereka. Sutradara Mark Rydell memberikan banyak perhatian dengan pesona alam yang indah sepanjang film ini. Ini tidak heran mengapa bagian awal dalam film ini lebih terkesan datar.
Norman, merasa dirinya telah menjadi semakin tua dan mulai takut untuk melihat hari esok. Penyakit jantung dan pelupa yang dideritanya, membuatnya tidak bisa seperti dulu. Untung saja, Ethel adalah sosok Istri yang sangat setia dan memahami Norman. Ethel bisa menjadi sosok pelindung bagi Norman tua yang mulai termakan dengan usianya.
Chelsea, yang diperankan oleh Jane Fonda, adalah putri tunggal pasangan ini. Kedatangan Chelsea dari Los Angeles adalah untuk merayakan hari ulang tahun Ayahnya yang ke-80. Tidak hanya dirinya saja, Ia juga mengajak kekasihnya, Bill, yang diperankan oleh Dabney Coleman, yang merupakan seorang duda beranak satu yang berprofesi sebagai dokter gigi. Billy, yang diperankan oleh Doug McKeon, yang merupakan anak Bill ikut menjadi pelengkap rombongan Chelsea.
Kedatangan Chelsea dianggap sangat baik oleh Ethel, namun sikap Norman yang terlihat menjengkelkan membuat adanya ketidaknyaman dengan para rombongan. Memang, Chelsea dan Norman memiliki hubungan yang sangat buruk sebagai Ayah dan Anak. Mereka saling tidak menyukai satu sama lain. Ternyata, maksud Chelsea membawa Billy adalah untuk menitipkannya berlibur di Golden Pond, agar tidak mengganggu liburan Chelsea dan Bill di Eropa.
Dengan adanya Billy, yang ditinggal sendiri dan harus menghabiskan liburan sebulan penuh dengan kedua orang tua yang lanjut usia adalah sebuah hal yang sangat membosankan. Ia merasa tidak nyaman. Ethel yang sangat peka selalu berusaha menyenangkan Billy. Namun, Norman yang agak jutek, kadang-kadang membuat Billy kesal. Bertambahnya Billy, ternyata tidak menjadi masalah, malah sebaliknya. Dalam beberapa kesempatan Billy secara tidak langsung menyadarkan Norman untuk bersikap.
Kehadiran Billy, tidak hanya sebagai teman bermancing saja, tetapi tepatnya menjadi seorang teman untuk Norman. Gengsi Norman yang terbilang sangat tinggi mulai menurun dengan perlahan. Billy pun sadar setelah Ethel memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Norman. Ketika Chelsea pulang dari Eropa, Ia memberi tahu Ethel bahwa Ia menginginkan sebuah hubungan Ayah dan Anak yang sebenarnya. Ia ingin memiliki kenangan yang indah di masa tua Norman agar mampu menutupi masa kecilnya yang dianggap buruk. Hubungan Chelsea dan Norman yang renggang pun akhirnya menjadi semakin dekat. Norman berhasil mendapatkan cinta yang penuh pada akhir hayatnya, seperti tagline dari film ini, “When life is at its finest… When love is at its fullest.”
Menonton film ini sebetulnya cukup seru. Saya sangat menikmati alur ceritanya. Jumlah pemainnya juga tidak banyak. Jika dihitung, hanya ada delapan pemain saja, tidak terhitung figuran. Yang paling mencolok dari film ini adalah kualitas akting dari kedua pemeran utamanya. Hepburn dan Fonda menampilkan sebuah chemistry yang sangat kuat, terlihat dari mimik, pembawaan, dan emosi yang diperlihatkan.
Ini adalah salah satu performa terbaik mereka berdua di akhir karir mereka. Fonda meninggal satu tahun setelah film ini dirilis, namun atas pembawaan karakter dalam film ini sangatlah baik sudah membuatnya merasakan sebuah Oscar. Sedangkan Hepburn, “On Golden Pond” adalah film yang memberinya Oscar keempat untuk Best Actress in Leading Role. Mendapatkan sebuah Oscar atas perannya sebagai Ethel membuatnya sangat tepat untuk diakui sebagai Greatest Actress of All Time, sebuah rekor kemenangan Academy Award yang sulit untuk dipecahkan.
Tidak hanya akan mengumbar kesedihan konflik yang tidak terlalu parah, tetapi Hepburn berperan sebagai seorang penghibur yang mengagumkan. Walaupun saat itu Ia sudah berumur 70-an, namun semangat dan sikap yang diperlihatkan masih sangat lincah. Ada banyak adegan yang berkesan dari Hepburn, saat Ethel melakukan pembicaraan serius dengan Norman, saat Ethel berusaha untuk membantu Norman yang terjatuh, saat Ethel yang mengendarai perahu dengan cukup liar, saat memberi gerakan isyarat pada Norman saat Billy datang, juga saat Ia menyanyikan “On Golden Pond” dengan gayanya yang sebetulnya sedang diintip oleh putrinya.
Tidak hanya itu saja, Dave Grusin, sebagai pembuat score untuk film ini, mengalunkan irama yang cukup sesuai dengan tema drama ini. Score film ini lumayan baik, dan selalu muncul pada saat-saat yang berkesan dan tepat.
Alur drama ini sebetulnya lebih lambat dari filmnya, karena bercerita tentang satu bulan liburan musim panas. Tetapi, untuk ukuran 105 menit, ini termasuk pendek. Sebetulnya, film ini masih bisa lebih pendek, jika bagian awal yang agak datar dan membosankan dibuang dari film ini. Bagaimanapun juga, film ini tidak akan membuat penonton bosan ketika sudah masuk ke dalam cerita utamanya. Anda akan terbawa sampai ke akhir kisahnya yang happy ending.
Film ini memberikan sebuah pelajaran, tentang apa yang harus kita lihat saat menilai seseorang. Seperti pesan Ethel, “Sometimes, you have to look hard at a person and remember that he’s doing the best he can.” Yah, kita tidak boleh mengambil sebuah kesimpulan dengan begitu saja, tetapi juga harus berpikir sebab-akibatnya, seperti yang Ethel lakukan. Ia sangat memahami Norman, dan melihat bahwa Norman yang sudah mulai terbatas dengan kondisi fisiknya selalu mencoba berusaha untuk jadi yang terbaik walaupun tidak bisa.
“On Golden Pond” akan sangat menghibur, bila Anda benar-benar menikmatinya. Kisah tentang sepasang kakek-nenek yang berusaha untuk melewati hari tua tanpa kehilangan satu sama lain ini akan mampu memberikan sebuah pemikiran tentang apa yang akan terjadi dengan setiap manusia pada akhirnya. Sebuah drama klasik ini adalah penampilan terakhir Fonda, juga film terbaik pada akhir karir Hepburn yang sangat indah, yang patut untuk tidak dilewatkan bagi para penikmat drama.