Rabu, 6 Agustus 2025 Film Tinggal Meninggal (TingNing) resmi menggelar pemutaran khusus media dan jumpa pers di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan. Film komedi satir karya debut Kristo Immanuel ini mengisahkan tentang Gema, yang menghalalkan berbagai cara demi validasi dan penerimaan rekan-rekan sejawatnya. Pasca kematian ayahnya, Gema mendadak mendapat perhatian dari orang-orang kantornya. Namun perhatian itu tidak bertahan lama, Saat support teman-temannya perlahan menghilang, Gema terjebak dalam pikiran: “Siapa lagi yang harus meninggal?”. Dan, dari situlah rentetan konflik buah intrusive thought Gema dimulai.
Sama seperti filmnya yang tidak biasa, sesi tanya jawab “Tinggal Meninggal” pun disusun dengan format yang tak lazim. Alih-alih menjawab pertanyaa, justru pada cast dan produser lah yang melempar pertanyaan kepada penonton. Deretan pemain “Tinggal Meninggal” turut hadir sore itu, yakni Omara Esteghlal, Mawar de Jongh, Shindy Huang, Jared Ali, Gilbert Pattiruhu, Muhadkly Acho, Ardit Erwandha dan Nirina Zubir tampil kompak, santai, dan penuh semangat.
Dalam sesi tanya jawab, dukungan produser Ernest Prakasa serta Dipa Andika rumah produksi Imajinari terpampang nyata saat keduanya kompak mendukung gagasan Kristo Immanuel yang tidak biasa. Baik Ernest maupun Dipa sepakat bahwa ide dan karya orisinal seperti Tinggal Meninggal memang harus didukung karena ditulis dengan sungguh-sungguh dan jujur oleh pasangan Kristo Immanuel dan Jessica Tjiu. Tak heran, jika film ini digadang-gadang menjadi salah satu film Indonesia yang paling berani di 2025.
Sementara itu, Omara Esteghlal, aktor dengan gelar ganda dalam bidang Filsafat dan Psikologi, merefleksikan keterlibatannya dalam film ini. Dengan bekal ilmu psikologi yang dipelajarinya, Omara dapat memahami betapa motif dan urgency Gema yang memiliki pikiran ekstrem hanya demi diterima dan dipeluk oleh teman-teman di sekitarnya. Pada akhirnya, Gema mencerminkan keinginan terdalam manusia yang butuh diterima dan menjadi bagian dari sebuah kelompok sosial.
