Table of Contents
🇮🇩 Bahasa Indonesia – Original
Memenuhi keinginan mendiang nenek untuk berkunjung ke tanah kelahirannya menjadi suatu penyelesaian misi yang terpuji. Akan tetapi, bagaimana jika perjalanan tersebut ternyata berjalan di luar hal yang dibayangkan? Hal inilah yang akan disuguhkan “A Real Pain,” yang mencoba hadir dari cerita perjalanan dua sepupu bersaudara di Polandia, tanah saksi kekerasan kaum Yahudi di masa Perang Dunia Kedua.
Film diawali dengan setting di suatu bandara, yang menampilkan sosok Benjamin Kaplan alias Benji, diperankan oleh Kieran Culkin, yang sedang santai menunggu. Di sisi lain, seorang laki-laki yang sedang terjebak macet menuju bandara, terasa sibuk untuk memenuhi panggilan telepon saudaranya. Pria ini bernama David Kaplan, diperankan oleh Jesse Eisenberg. Ternyata, David akan menjalani liburan dengan Benji, dan mereka adalah sepupu.

Untungnya, David tidak terlambat. Keduanya pun tiba di Polandia. Sesampainya di sana, mereka diterima hangat oleh James, diperankan oleh Will Sharpe, yang merupakan lulusan Oxford sekaligus pemandu wisata mereka. Keduanya ikut serta dalam trip wisata yang cukup intim, sebab hanya terdiri dari 6 peserta. Mereka akan mengunjungi beberapa tempat yang menjadi bagian dari kekerasan Holocaust, termasuk kamp konsentrasi. Akan tetapi, David dan Benji akan berpisah seiring dengan keinginan keduanya untuk menyelesaikan permintaan sang nenek. Di tengah perjalanan, ternyata terjadi beragam drama yang mewarnai hubungan keduanya.
Film ini merupakan film ketiga besutan aktor sekaligus sutradara Jesse Eisenberg, yang sebelumnya sudah dikenal atas penampilannya menjadi Mark Zuckerberg dalam “The Social Network.” Ia pun juga menulis ceritanya, seperti yang ia lakukan pada film-film yang ia sutradarai sebelumnya. Dalam penyajian ceritanya selama 90 menit, “A Real Pain” menjadi tontonan drama yang segar, yang dikemas lewat penokohan dua karakter yang begitu kuat.
Pada “A Real Pain” digunakan model the good and the bad dalam ceritanya. Eisenberg digambarkan sebagai David yang kini seorang ayah, namun penuh kesibukan akan karier dan tanggung jawabnya sebagai seorang kepala keluarga. Di sisi lain, Benji hadir sebagai wild-spirited yang mungkin masih belum semapan sepupunya. Dinamika antara keduanya menjadi semakin menarik ketika membahas nilai-nilai hidup lewat dialog ringan di tengah perjalanan wisata yang seharusnya emosional.

Kunci keberhasilan “A Real Pain” menurut saya berkat chemistry yang dihadirkan Culkin dan Eisenberg di film ini. Keduanya yang kerap memiliki konflik-konflik kecil, bisa tetap dalam karakter kuat masing-masing. Alhasil, terbentuklah keseruan dari karakter-karakter kuat ini. Penonton akan tertawa dengan kelucuan Benji, yang juga sensitif, tetapi mampu membangun mood di luar wataknya yang piawai menjadi drama queen. Berbeda halnya dengan David yang dihadirkan serasa manusia normal, namun ternyata memiliki banyak kecemasan.
Baiknya, aktor Kieran Culkin tahu betul bagaimana ia harus mencuri setiap adegannya. Aktor yang juga bermain dalam “Home Alone” ini terasa cukup hadir dengan menjengkelkan. Di satu sisi, saya menyukai kenekatannya. Akan tetapi, di satu sisi, saya sedikit mempertanyakan kepekaannya. Jika kita mengaitkan dengan judulnya, Culkin merupakan the real pain, yang benar-benar nyata di ceritanya.
Rasanya, untuk ukuran cerita yang sejenis road trip, “A Real Pain” juga terbilang sebagai satu tontonan yang akan membuat kita terpana dengan keindahan Polandia. Film yang juga melibatkan Polish Film Institute ini akan membawa penonton dengan situs-situs menarik, termasuk makam Jacob Kopelman Levi, yang merupakan salah satu makam tertua di kota Lublin. Di luar dari itu, seperti yang diungkapkan film ini, potret Holocaust juga menjadi selipan cerita yang untungnya tidak dikemas menyedihkan. Semuanya juga menjadi terasa hangat lewat musik-musik Chopin yang memenuhi film ini.

Pada musim penghargaan ini, saya rasa akan menjagokan “A Real Pain” untuk beberapa kategori. Mungkin yang paling kuat adalah Best Actor in Supporting Role untuk Kieran Culkin, yang juga baru-baru ini meraih piala Golden Globe untuk film ini. Selain itu, mungkin saya juga akan menjagokan untuk Best Original Screenplay, walaupun masih agak ragu untuk Best Actor in Leading Role untuk Jesse Eisenberg.
Alhasil, “A Real Pain” menjadi tontonan yang amat menarik. Eksplorasi kisah keluarga yang dibalut wisata intim ini dihadirkan dengan cara yang menyenangkan, dari materi yang amat sentimental. Walaupun bukan hanya sebagai salah satu yang terbaik dari tahun ini, film ini terbilang sebagai sesuatu yang ringan namun amat mencuri perhatian. Unexpectedly entertaining!
🇬🇧 English Version – Translated
Fulfilling the late grandmother’s wish to visit her birthplace becomes a commendable mission completion. However, what if the journey turns out to go beyond what was imagined? This is what “A Real Pain” will present, attempting to emerge from the story of two cousin brothers’ journey in Poland, the land that witnessed the violence against Jews during World War II.
The film begins with a setting at an airport, showing the figure of Benjamin Kaplan aka Benji, played by Kieran Culkin, casually waiting. On the other hand, a man stuck in traffic heading to the airport seems busy answering his brother’s phone call. This man is named David Kaplan, played by Jesse Eisenberg. It turns out David will be vacationing with Benji, and they are cousins.

Fortunately, David is not late. Both arrive in Poland. Upon arrival, they are warmly welcomed by James, played by Will Sharpe, who is an Oxford graduate as well as their tour guide. Both participate in a quite intimate tour trip, consisting of only 6 participants. They will visit several places that were part of Holocaust violence, including concentration camps. However, David and Benji will separate as both want to fulfill their grandmother’s request. During the journey, various dramas color their relationship.
This film is the third work by actor-director Jesse Eisenberg, who was previously known for his performance as Mark Zuckerberg in “The Social Network.” He also wrote the story, as he did for the films he previously directed. In presenting its 90-minute story, “A Real Pain” becomes a fresh drama viewing, packaged through the characterization of two very strong characters.
In “A Real Pain,” the good and the bad model is used in its story. Eisenberg is portrayed as David who is now a father, but full of busyness with his career and responsibilities as a family head. On the other hand, Benji appears as wild-spirited who might not be as mature as his cousin. The dynamics between them become increasingly interesting when discussing life values through light dialogue in the middle of what should be an emotional tourist journey.

The key to “A Real Pain” success, in my opinion, is thanks to the chemistry presented by Culkin and Eisenberg in this film. Both, who often have small conflicts, can remain in their respective strong characters. As a result, excitement is formed from these strong characters. Audiences will laugh at Benji’s humor, who is also sensitive, but able to build mood outside his nature that is skilled at being a drama queen. Different from David who is presented as a normal human, but turns out to have many anxieties.
Fortunately, actor Kieran Culkin knows exactly how he should steal every scene. The actor who also played in “Home Alone” feels quite present in an annoying way. On one hand, I like his boldness. However, on one hand, I slightly question his sensitivity. If we relate it to the title, Culkin is the real pain, which is truly real in the story.
It seems, for a road trip-like story, “A Real Pain” is also considered a viewing that will make us amazed by Poland’s beauty. The film, which also involves the Polish Film Institute, will take audiences to interesting sites, including the grave of Jacob Kopelman Levi, which is one of the oldest graves in Lublin city. Beyond that, as this film reveals, the Holocaust portrait also becomes a story insertion that fortunately is not packaged sadly. Everything also feels warm through Chopin’s music that fills this film.

In this awards season, I think I will champion “A Real Pain” for several categories. Perhaps the strongest is Best Actor in Supporting Role for Kieran Culkin, who also recently won a Golden Globe for this film. Besides that, maybe I will also champion for Best Original Screenplay, although still somewhat doubtful for Best Actor in Leading Role for Jesse Eisenberg.
As a result, “A Real Pain” becomes a very interesting viewing. This exploration of family stories wrapped in intimate tourism is presented in an enjoyable way, from very sentimental material. Although not just as one of the best of this year, this film is considered something light but very attention-grabbing. Unexpectedly entertaining!








![#337 – Tom at The Farm [Tom à la ferme] (2013) 337-Picture6](https://cinejour.b-cdn.net/wp-content/uploads/2017/08/337-Picture6-218x150.webp)

![#335 – Heartbeats [Les amours imaginaires] (2010) 335-Picture3](https://cinejour.b-cdn.net/wp-content/uploads/2017/07/335-Picture3-218x150.webp)
![#333 – I Killed My Mother [J’ai tué ma mère] (2009) 333-Picture2](https://cinejour.b-cdn.net/wp-content/uploads/2017/07/333-Picture2-218x150.webp)











![#421 – Love Songs [Les Chansons d’amour] (2007)](https://cinejour.b-cdn.net/wp-content/uploads/2018/07/421-Picture1-324x160.webp)