Berangkat dari sebuah kisah nyata, “I’m Still Here” akan membawa penonton akan kisah keteguhan seorang istri dalam menjalani hidup atas menghilangnya sang suami selama periode kediktatoran militer di Brazil.
“I’m Still Here” akan membawa penonton berkenalan dengan sebuah keluarga bahagia dari kota Leblon. Saking enaknya, rumah mereka yang megah berhadapan dengan pantai, sehingga tak perlu jauh-jauh untuk mencari hiburan. Kepala keluarga ini adalah Rubens Paiva, diperankan oleh Selton Mello, yang merupakan mantan senator yang kini terfokus dengan kehidupan sipilnya.
Selain Rubens, ada sosok Eunice, istrinya yang gemar menyiapkan souffle, yang diperankan oleh Fernanda Torres. Keluarga Paiva terbilang lumayan ramai. Mereka punya 5 orang anak: Vera, Eliana, Nalu, Maria, dan Marcelo. Kondisi Brazil yang saat itu terasa tidak aman, membuat Rubens mengirimkan sang putri tertua, Vera, yang diperankan oleh Valentina Herszage, untuk tinggal di Inggris.
Masalah dimulai ketika adanya penculikan duta besar Swiss, yang diduga dilakukan oleh kelompok kiri, yang terdiri dari gerakan-gerakan komunis. Militer junta yang berkuasa, tentu langsung ambil tindakan tegas. Salah satunya adalah Rubens, yang sebelumnya dikenal aktif dalam partai pekerja. Alhasil, beberapa anggota militer mendatangi rumahnya, dan dihadapan keluarganya, Ia dibawa pergi tanpa adanya perlawanan berarti.
Sampai disini, “I’m Still Here” akan terfokus pada Eunice, yang menanti kepulangan suaminya. Kondisi rumahnya yang hangat pun jadi tak nyaman. Anggota militer silih berganti menjaga rumah mereka. Telepon rumah pun ikut disadap. Sampai suatu kisah, Eunice beserta putri keduanya, Eliana, dijemput paksa untuk pergi ke kantor polisi. Disinilah kisah perjuangan menanti keadilan itu dimulai.
Jika kita berkaca dengan apa yang terjadi dengan negeri kita, perayaan Kamisan ataupun masalah Munir seakan seperti masalah serupa yang dialami. Ketika Negara membungkam rahasia atas kejahatannya sendiri, yang membuat seorang Eunice, yang cuma seorang Ibu rumah tangga, tetap memperjuangkan kejelasan akan suaminya dengan cara yang damai. Perbedaannya, yang terjadi di negeri ini masih berjalan, tanpa kejelasan yang berarti.
Film ini disutradarai oleh Walter Salles, sutradara peraih BAFTA, yang sebelumnya pernah memenangkan Best Film not in the English Language, “The Motorcycle Diaries” dan “Central Station.” Cerita film ini ditulis oleh Murilo Hauser dan Heitor Lorega, yang mengadaptasi kisahnya dari buku berjudul sama karangan Marcelo Paiva di tahun 2015. Dalam bahasa aslinya, kisahnya berjudul “Ainda estou aqui.” Marcelo Paiva adalah putra satu-satunya Rubens Paiva yang memang berkiprah sebagai seorang jurnalis, penulis buku, sekaligus penulis naskah televisi.
Bila membahas ceritanya, “I’m Still Here” akan membawa penonton ke dalam ketegangan tersendiri, sekaligus membuat saya manyun dengan pergulatan hidup Eunice. Sebagai seorang single mom, Ia memilih jalan tidak terduga, namun berani melawan dengan cara yang menurut saya cantik. Film yang berdurasi 136 menit cukup mampu menebar ancaman yang seraya memutarbalikkan keindahan yang ditawarkan di bagian awal cerita.
Untungnya, penampilan Fernanda Torres di film ini amat mengagumkan. Penuh totalitas. Ia mampu membawa rasa apa yang dialami Eunice tanpa banyak dialog, yang amat terlihat dari keterpaksaannya untuk tegar. Yang bikin menarik, “I’m Still Here” yang dikemas sebagai periodical biography akan menghadirkan ibu Torres, Fernanda Montenegro, yang juga aktris legenda, untuk memerankan karakter Eunice. Alhasil, karakter Eunice diperankan oleh Ibu-Anak dari dunia nyata yang sama-sama meraih piala Golden Globe dan nominasi Oscar.
Film yang didistribusikan oleh Sony Pictures Classic ini dirilis pada Venice Film Festival dan bersaing untuk mendapatkan Golden Lion, namun pada akhirnya berhasil meraih penghargaan untuk penyutradaraan (SIGNIS awards) dan naskah (Golden Osella). Kesuksesan itu dilanjutkan dengan keberhasilan film ini untuk masuk ke dalam 2 nominasi Golden Globe dan memenangkan penampilan Fernanda Torres sebagai Aktris peran utama terbaik kategori film drama.
Pada ajang Academy Awards, film ini menyabet 3 nominasi utama: Best Picture, Best International Feature, dan Best Actress in Leading Role. Fakta menariknya, aktris Fernanda Torres hampir serupa dengan sang Ibu, Fernanda Montenegro, yang 24 tahun lalu juga memenangkan Golden Globe dan meraih nominasi Oscar untuk karya Walter Salles sebelumnya yang berjudul “Central Station.” Saya sih amat mendukung kemenangan Torres, yang rasanya sulit dikalahkan aktris lain di kategorinya saat ini.
“I’m Still Here” termasuk ke dalam salah satu film favorit saya dari 2024. Film ini terasa amat kuat dari segi cerita, penyampaian emosi yang mengena, sekaligus memberikan pengalaman menonton yang amat berkesan. Setelah menyaksikan ini, saya pun jadi terpikir, rasanya ada banyak cara untuk bermain cantik dalam menjalani kehidupan. Ketika gangguan datang, kadang tak perlu langsung diberi perhatian. Kita bisa mengulur dengan gigih sampai waktu yang akan menjawab kebenaran itu sendiri. Incredibly fantastic!
