Namanya Areum. Usianya baru mau beranjak 17 tahun. Areum menderita sebuah sindrom yang disebut sindrom Progeria, suatu kondisi yang membuat dirinya sepuluh kali lebih cepat untuk berumur. Alhasil, usia mudanya harus tertutupi dengan perawakannya yang sangat tua. Begitulah premis awal “My Brilliant Life.”
Areum, yang diperankan oleh Jo Sung Mok, akan menjadi pusat dari film ini. Penonton akan menyaksikan sebuah tontonan mengenai bagaimana hidup Areum, mulai dari latar belakang kisah kelahirannya, masa kecilnya, hingga ending yang sudah dapat ditebak.
Ayah Areum bernama Dae Soo, yang diperankan oleh Kang Dong Won. Sedangkan Ibunya bernama Mi Ra, yang diperankan oleh Song Hye Kyo. Adanya insiden kecil dalam percintaan keduanya, menyebabkan lahirnya Areum di usia mereka yang masih 17 tahun. Kelahiran Areum membuat keduanya menikah dan mulai menata hidup. Keduanya mau tidak mau harus melepaskan keinginan mereka dan bekerja keras demi hidup.
Areum ternyata berkembang dengan tidak normal. Kondisi ini kemudian disadari ketika Ia menjadi semakin besar. Oleh karena itu, kedua orangtuanya yang hanya berprofesi sebagai supir taksi dan buruh laundry, harus banting tulang demi perawatan Areum. Suatu ketika, salah seorang produser acara TV yang juga bekas teman sekolah Mi Ra, menawarkan untuk menjadikan kisah Areum untuk dijadikan salah satu narasumber untuk sebuah episodenya. Mi Ra pun setuju demi membuka peluang agar datangnya donatur untuk membantu mereka.
Alhasil, episode tersebut mendapatkan rating yang tinggi. Keluarga Areum juga mendapat dukungan finansial dari para donatur. Akan tetapi, semenjak masuknya Areum ke rumah sakit, kondisinya semakin memburuk, dan ini belum ditambah masalah-masalah lainnya.
Kisahnya merupakan sebuah adaptasi dari sebuah novel tahun 2011 berjudul “Dugeun Dugeun Nae Insaeng” yang dikarang oleh Kim Ae Ran. Sebagai salah satu tearjerker, yang sudah sangat jelas terlihat dari official poster-nya, film ini sebetulnya mencoba untuk mengurai betapa bahagianya seseorang yang sebetulnya sangat sangat menderita dari kacamata orang lain.
Akan tetapi, Lee Je Yong kurang terlalu cerdik dalam mengatur alur cerita. Kisahnya yang memang sudah diekspektasikan untuk bernuansa sedih, memang sedikit dibumbui beberapa sentuhan humor, tetapi terlalu dieksplorasi kesedihannya. Hal ini berpotensi menciptakan sebuah kepenatan akan penekanan yang sedih-sedih terus.
Salah satu yang menarik buat saya dalam film ini adalah hubungan persahabatan Areum dengan tetangganya yang bernama Mr Jang, yang diperankan oleh Baek Il Seob. Mr Jang yang bisa dikatakan cukup berumur, sekitar 50-an, bisa memiliki kecocokan dengan Areum, mulai dari bagaimana mereka berbicara mengungkapkan pemikiran mereka dan sambung satu sama lain.
Film ini juga diselipkan sebuah bagian kecil di awal film yang di setting layaknya acara TV. Selain itu, Girls Generation TTS (TaeTiSeo) ikut meramaikan film ini dengan menjadi cameo. Juga, yang patut diapresiasi dalam film ini adalah kemampuan make up yang menyulap Areum menjadi kakek-kakek. Walaupun cukup jelas terlihat bahwa itu adalah tata rias buatan, setidaknya eksekusi yang lumayan untuk kelas film Asia.
Secara keseluruhan, film ini kurang mengena. Mungkin karena pembobotan setiap bagian-bagian kisahnya yang seimbang, sehingga tidak terlihat jelas apa yang sebetulnya menjadi konflik utama ataupun poin khusus dari kisahnya. Memang film ini mencoba memperlihatkan bagaimana sikap Areum yang bersyukur akan kondisinya, mulai merasakan jatuh cinta, hingga ingin bersikap seperti umurnya. Yang disayangkan, hal tersebut hanya mengalir dengan datar dan tidak memberikan impresi yang begitu mendalam. Walaupun film ini bukanlah sebuah tontonan yang buruk, setidaknya kita telah menyaksikan bagaimana Song Hye Kyo berperan sebagai seorang ibu. Haha…
