Sebagai salah satu suguhan original Netflix di Bulan September ’22 ini, “Do Revenge” patut dapat perhatian. Menawarkan premis dari salah satu sekolah unggulan penembus universitas-universitas Ivy Leagues, film ini cukup akan memainkan penonton dengan plot yang mereka yang sedikit tidak terduga. Ga percaya?
Cerita dimulai dengan memperkenalkan salah satu femme fatale utama film ini, Drea, diperankan oleh Camila Mendes, yang baru saja terkena skandal. Ia merupakan siswi penerima beasiswa, tidak kaya, namun berupaya untuk memanfaatkan siapapun dalam mencapai puncak sosial. Setelah berhasil menggaet Max, pria kaya yang juga menguasai sekolah, diperankan oleh Austin Abrams, Drea benar-benar berada dalam tingkat tertingginya. Belum lagi dengan circle ala high society yang alot dengan toxic relationship.
Suatu hari, Max meminta Drea untuk mengirimkan video panasnya untuk menemani Max. Drea pun menurutinya. Hingga akhirnya suatu hari, ketika Ia ke sekolah menyadari jika seantero siswa-siswi telah melihat video syurnya. Drea kemudian marah pada Max, dan langsung meninjunya. Alhasil, Ia masuk ke dalam salah satu fase terburuknya. Status beasiswanya menjadi terancam, dan berpotensi menggagalkan Ia untuk masuk ke Yale.
Singkat kisah, film ini kemudian memperkenalkan Eleanor, diperankan oleh Maya Hawke, yang merupakan siswi pindahan. Dengan cepat, Ia berkenalan dengan Drea, setelah menceritakan motifnya untuk melakukan balas dendam pada Carissa, diperankan oleh Ava Capri, setelah peristiwa yang membawanya pada trauma menahun. Drea yang otaknya encer pun memulai sebuah rencana, yaitu membawa Eleanor ke dalam misi aksi balas dendam bersama.
“Do Revenge” sebetulnya punya premis yang biasa sebagai suatu coming-of-age comedy. Akan tetapi, secara plot, saya cukup menyukai cara Celeste Ballard dan Jennifer Kaytin Robinson, penulis film ini, dalam mengemas unexpected resolution dari film ini. Dari segi cerita, penonton akan mudah untuk menikmati ceritanya, dikarenakan tidak ada detil-detil tertentu yang membuat kisahnya menjadi complicated.
Dari segi ensemble cast-nya, film ini dipenuhi dengan aktor-aktis muda, misalnya seperti Alisha Boe yang saya kenal dari series “13 Reasons Why,” Camila Mendes yang sempat jadi supporting di “Palm Springs,” Austin Abrams dalam “Paper Towns”, ataupun Maya Hawke yang terkenal sebagai Robin Buckley di series “Stranger Things.” Mengingat setiap peran dalam film ini tidak terlalu memiliki character difficulty yang tinggi, penampilan yang dihadirkan terbilang cukup menghibur. Oh ya, disini juga ada Sarah Michelle Gellar yang berperan menjadi Ibu Kepala Sekolah.
Dari aspek musik, saya cukup menikmati pilihan track yang menjadi soundtrack film ini. Film ini cukup dipenuhi musik-musik alternative dari 90-an, misalnya seperti ‘Dreams’ dari The Cranberries, ‘Praise You’ dari Fatboy Slim, ataupun ‘Bitch” dari Meredith Brooks. Yang saya sukai, film ini juga menghadirkan “Happier Than Ever” milih Billie Eilish.
Overall, “Do Revenge” cukup menghibur saya. Walaupun jujur, tidak banyak ekspektasi pada film ini, setidaknya durasinya yang hampir 2 jam cukup mengaduk rasa ingin tahu saya dengan resolusi konflik yang penyelesaiannya ternyata lumayan oke. Sayang saja, dengan plotnya yang sudah sebaik ini, seharusnya kualitas penyajian bisa setara film-film di layar perak. Setidaknya, film ini bisa menjadi pengisi weekend anda.
