Sudah dua minggu poster film “The Guardian” muncul di layar Netflix saya. Walaupun posternya sangat menarik, akan tetapi karena tahu genre film ini horor saya jadi maju mundur buat nonton film ini. Nah, setelah mengumpulkan rasa keberanian, dan ke-kepoan (tentunya) tentang film horror yang trailernya bercerita tentang boneka Kumanthong ini, akhirnya saya pun langsung nonton di Netflix setelah makan siang. Dibintangi oleh Amee, Trúc Anh, dan Salim, film ini mengisahkan obsesi yang menjadi populer berujung petaka.
Buat yang seneng main ke forum Kaskus ataupun sekedar jadi silent reader-nya, inget gak sih di tahun 2016 boneka asal Thailand bernama Luk Thep atau Kumanthong ini sempat menjadi trending. Karena menurut info, boneka ini dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kesejahteraan. Sama banget kaya alur cerita film yang kali ini yang menjadikan boneka Luk Thep sebagai boneka yang dipercaya membawa keberuntungan bahkan cinta dan pembalasan dendam.
Film akan diawali dengan karakter Phuong (Salim), seorang penyanyi dan bintang besar yang sangat di tenar di Vietnam. Di tengah masa kejayaannya, Phuong memutuskan untuk bunuh diri dengan boneka Kumanthong kesayangannya, Yuki, yang berada di sebelahnya. Kemudian adegan menyorot kepada Ly (Trúc Anh), gadis muda berbakat dengan suara yang sangat bagus, yang menjadi penyanyi latar serta sahabat dari bintang terkenal Phuong.
Setelah kabar mengenai meninggalnya Phuong tersebar luas, Ly yang diyakini berada di pesta bersama Phuong beberapa hari sebelum kematiannya, diinterogasi oleh polisi. Namun, Ly yang takut akan ancaman pihak penjahat akhirnya mengatakan tidak tahu apa-apa saat di interogasi oleh polisi ataupun ketika Ayah Phuong menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
Kehidupan Ly yang hanya menjadi penyanyi latar miskin perlahan berubah ketika ia bertemu dengan Mrs Tam di kompetisi menyanyi. Mrs Tam, merupakan wanita yang mempercayai bahwa boneka Kumanthong bisa membawa keberuntungan bagi pemiliknya. Disini Ly yang memiliki boneka Kumanthong pemerian Phuong sebagai hadiah ulang tahunnya mencoba mempercayai apa yang Mrs. Tam katakan padanya.
Sampai disini, film ini sudah cukup oke untuk menggiring penonton jadi makin sebel sama Ly, yang makin keliatan gila popularitas dan fokus ke boneka Kumanthong yang dipunya oleh Ly dan Mrs Tam serta keberuntungan sebanyak apa yang bisa didatangkan oleh boneka tersebut.
Ly yang dulunya hanya seorang penyanyi latar yang tidak terlihat, berkat boneka Kumanthong kehidupannya kian membaik. Ia bertemu dengan mantan pacar Phuong, Khanh yang menawarkan Ly untuk menjadi seorang idol seperti Phuong. Tentu saja kesempatan emas ini tidak disia-siakan oleh Ly yang sedari dulu bercita-cita menjadi seorang penyanyi terkenal.
Keberuntungan demi keberuntungan terus datang kepada hidup Ly, berkat bantuan dari boneka Kumanthong yang Ly pelihara layaknya anak sendiri. Bahkan Ly dan Mrs Tam memiliki perkumpulan para pemilik Kumanthong, hingga merayakan ulang tahun boneka tersebut seperti seorang anak kecil.
Tapi di film ini ada yang menurut saya menarik banget. Disaat Ly, yang gila akan ketenaran dan popularitas, teman baik Ly yang merangkap menjadi manajernya bernama Huyen (Amee) menjadi tokoh yang cukup waras di dalam situasi ini. Bahkan Huyen mengingatkan Ly mengenai semua keberuntungan aneh yang ia dapat setelah memelihara boneka Kumanthong yang sayangnya peringatan itu ditolak mentah-mentah oleh Ly. Disini saya dapat banget pesan bagus bahwa terkadang manusia mudah percaya pada hal-hal mistis untuk meraih kesuksesan dengan cara singkat.
Kalau ditanya karakter favorit saya di film ini pastinya Huyen. Karena karena biar gimanapun akhirnya ada satu karakter dari film ini yang sadar dengan keanehan boneka Kumanthong dan keserakahan Ly. Film ini juga sangat baik dalam menggiring penontonnya loh dalam memunculkan setiap plot twist dan menggoncang apa yang kita percaya di awal film berjalan.
Bicara soal pemilihan pemeran, film ini memiliki pemeran yang cukup baik dalam menggambarkan karakternya masing-masing serta kualitas produksi film yang cukup baik ini membuat saya bertahan untuk menonton hingga akhir. Setiap karakter pun cukup menarik emosi penonton yang akhirnya membuat emosi saya ikut naik turun sebagai penonton film “The Guardian” ini.
Nilai plus lain yang saya berikan sebagai penonton karena faktanya film ini tidak dibiarkan berakhir dengan jalan cerita yang menggantung layaknya film horor kebanyakan, penjelasan di akhir sangat jelas dan detail, ditambah dengan alur maju mundur yang membuat penonton tahu dengan jelas duduk permasalahan yang dihadapi setiap karakter. Belum lagi beberapa plot twist yang menjadi film ini begitu menarik untuk dinikmati.
Selain itu, semua alur cerita dan karakter yang tersusun baik di film “The Guardian” ini, hal terakhir yang menurut saya sangat menarik adalah moral lesson yang disisipkan pada film ini. Dari film saya dapat menarik pesan moral bahwa tidak ada yang salah memiliki ambisi dan cita-cita dalam hidup. Namun, bagaimana cara kita meraih cita-cita tersebut memang perlu diperhatikan, karena bila jalan yang kita ambil salah maka akan membuat kesuksesan kita berakhir dengan petaka.