Hampir 2 tahun setelah penanyangan seri pertamanya, “It Chapter Two” dilanjutkan kembali oleh New Line Cinema untuk meneror penonton. Walaupun dengan format yang agak berbeda, film ini akan menutup kisah si badut monster Pennywise.
27 tahun setelah film yang pertama, penonton dibawa kembali ke Kota Derry, destinasi Pennywise untuk memburu korban-korbannya. Mengutip perkataannya, “For 27 years, I dreamt of you. I craved you… I’ve missed you!” Ini dimulai dari tragedi yang menimpa Adrian Mellon, diperankan oleh Xavier Dollan, yang menjadi korban pertama keganasan Pennywise. Peristiwa itu sontak membuat Chosen Jacobs, salah satu anggota Losers Club yang diperankan oleh Isaiah Mustafa, untuk memanggil kembali seluruh personil mereka yang sudah pergi dan bersinar dengan karier mereka masing-masing. Keenam anggota yang diluar Derry ditelepon Chosen dengan alih mereka telah mengambil sumpah untuk kembali dan mengalahkan Pennywise jika setan itu kembali.
Tentu, tidak semudah itu bagi para personil The Losers Club untuk kembali. Ada yang muntah, ada yang terkejut, ada pula yang seperti dibayangi-bayangi dengan kematian. Walaupun tidak lengkap, 5 personil memutuskan untuk menemui Chosen di sebuah Asian restaurant. Pertemuan reuni yang penuh canda dan haru ternyata dibumbui dengan gangguan mistis yang mengacaukan akhir makan malam mereka. Biarpun sudah berkumpul, ternyata tetap tidak mudah untuk Chosen dalam meyakini rekan-rekan kecilnya. Hingga di suatu titik, keenam dari mereka memutuskan untuk melawan Pennywise, dan mengakhiri rentetan penuh teror masyarakat Derry.
Hasil adaptasi dari novel misteri Stephen King ini akan cukup mengenyangkan penonton, dengan durasi 169 menit. Hampir 3 jam, dibalut dengan penceritaan yang lumayan detil dan lambat, membuat Anda perlu waspada untuk tidak bosan selama menyaksikannya. Kenapa? Sebab jalan cerita film ini sudah cukup tertebak dari penjelasan bagaimana cara membunuh Pennywise yang diungkapkan di storyline film ini. Alhasil, penonton tinggal menikmati kejutan-kejutan Pennywise, sebab rute sasaran yang super jelas.
Berbeda dengan pendahulunya, “It Chapter Two” akan lebih banyak mengusung cerita masa kini The Losers Club, yang setiap dari mereka akan cukup diulas satu per satu akan masa lalunya. Cerita yang penuh kejelasan ini seperti memberi sinyal bahwa tidak akan ada kelanjutan dari serial ini; sebagaimana yang sering dilakukan oleh film-film jaman sekarang. Sederetan pemain kenamaan, seperti Jessica Chastain ataupun James McAvoy, baiknya tidak terasa mendominasi cerita karena porsi yang seperti dibuat seimbang.
Yang amat disayangkan, film ini terlalu fokus dengan cerita masa lalu. Salah satu bagian yang tidak terlalu saya sukai. Mengapa? Buat saya sosok Pennywise yang diperankan oleh Bill Skarsgård adalah yang paling saya tunggu sepanjang film. Saya sebetulnya jauh lebih tertarik bila ceritanya lebih banyak membahas Pennywise. Maklum, saya belum sama sekali membaca novel aslinya.
Dari sisi horror yang ditawarkan, “It Chapter Two” lebih banyak bermain dengan prosthetic dimana-mana, termasuk makhluk-makhluk mengerikan yang sedikit mengingatkan saya dengan “Pan’s Labyrinth.” Yah, saya amat menyayangkan porsi Pennywise yang kurang menjadi primadona di film kedua ini. Urusan suasana yang ditawarkan, kurang lebih musik dari Benjamin Wallfisch akan cukup meneror, walaupun dengan gaya horor Barat yang sebetulnya bisa kita tebak.
Setidaknya dari segi kualitas, apa yang ditawarkan “It Chapter Two” masih terbilang bolehlah. Saya cukup menikmati cara teknik transisi adegan ke adegan lain yang dikemas apik. Not bad-lah. Level horor yang ditawarkan terbilang sadis, yang kadang masih dicampur dengan dialog yang membuat kita tergelitik. Yang agak saya kecewakan, film ini tidak berhasil membekas seperti pendahulunya. Saya masih ingat ketika memasukkan “It” ke dalam 10 film terbaik saya di tahun 2017. Untuk tahun ini sepertinya tidak. Cerita “It” yang mengusung pesan untuk melawan ketakutan sendiri kurang terlalu mengena di film ini. Cuma, jika nanti suatu hari akan digarap film mengenai asal usul Pennywise, ini pasti akan jadi film yang tidak akan saya lewatkan. Okay!