Ada satu hal yang menarik dari “Assassination Classroom”, para siswanya ditugaskan oleh Kementrian Pertahanan Jepang untuk membunuh sang guru. Hmm… Guru para siswa kelas 3-E Kunugigaoka Junior High School ini memang bukanlah seorang manusia, melainkan alien yang berencana untuk menghancurkan bumi.
Alien kuning berkepala bulat ini dipanggil murid-muridnya dengan sebutan Korosensei. Dengan berseragam toga setiap hari, Korosensei berusaha memotivasi para muridnya untuk menjadi pembunuh yang hebat. Baginya, menjadi pembunuh tidak hanya harus mengetahui teknik-teknik membunuh, tetapi juga paham dengan segala hal. Korosensei telah melakukan kesepakatan dengan Kementrian Pertahanan untuk mengajar kelas 3-E dan tidak akan melukai murid-muridnya.
Kelas 3-E sendiri merupakan kelas yang paling terbuang. Tidak seperti kelas 3 lainnya, 3-E sendiri bermakna “End”, yang berarti “Akhir.” Kelas mereka juga tidak bersama gedung sekolah yang lain, melainkan berada di dekat gunung. Ini membuat anak-anak yang berada di kelas ini tidak memiliki harapan karena mereka merupakan yang terburuk. Harapan itu kembali ketika kelas mereka ternyata terpilih untuk mendapatkan sebuah misi khusus. Mereka akan dihadiahi 10 milyar Yen bila berhasil membunuh guru alien mereka, dan petualangan pun dimulai.
Ceritanya berasal dari sebuah manga yang terbit di majalah mingguan Shonen Jump dengan judul “Ansatsu kyoshitsu”, karangan Yusei Matsui. Di awal 2015, kisahnya telah hadir dalam bentuk animasi 22 episode yang tayang di Fuji TV, sebelum akhirnya dirilis dalam bentuk live action pada 21 Maret 2015. Diadaptasi oleh Tatsuya Kanazawa, film bagian pertama ini cukup mengadopsi sebagian besar cerita anime season pertamanya.
Film Jepang memang tidak akan pernah bosan dengan fantasi mereka, terutama dengan makhluk-makhluk alien yang cukup tidak jelas. Yang menarik, sosok Kurosensei tidak hadir sebagai “alien” pembunuh super antagonis dan akan mengacaukan dunia. Ia hanya digambarkan sebagai sosok yang berencana menghancurkan dunia, akan tetapi punya sifat yang cukup tidak disangka. Ia juga memotivasi dan melatih semua muridnya agar menjadi semakin lebih hebat dengan tujuan mampu membunuh dirinya sebelum mereka lulus.
Film yang dibesut Eiichiro Hasumi ini menawarkan sebuah tontonan fantasi yang sebetulnya bernafaskan kekerasan, namun diceritakan dengan cara yang cukup jenaka. Usaha pemerintah dengan memasukkan mutant ataupun A.I sebagai murid baru, ternyata belum berhasil untuk mengalahkan Kurosensei.
Adegan yang paling menarik dari film ini adalah setiap Kurosensei memulai kelas dengan mengambil absen. Sambil menyebutkan nama siswanya satu per satu, seluruh kelas telah menyiapkan amunisi untuk menembak alien gurita ini. Tentu, dengan kecepatan Mach-nya, Kurosensei selalu berhasil dari jutaan tembakan siswanya.
Dari kisahnya yang memang agak unik, saya menyukai bagaimana Kurosensei dihadirkan. Walaupun Ia memotivasi siswanya untuk berlatih keras agar mampu membunuhnya, Ia sama sekali tidak punya pemikiran untuk menghabiskan siswanya. Malahan, Ia berusaha dengan cara-cara hebatnya, seperti Assassination training, agar dapat semakin menyatu dan membuat setiap siswanya kehabisan alasan untuk membunuh dirinya.