🇮🇩 Bahasa Indonesia – Original

Melihat stills-nya saja sudah amat menjelaskan jika animasi ini ditujukan untuk anak-anak. Berjudul “Dog Man,” DreamWorks Animation mengusung animasi lewat karakter seekor anjing yang menjadi polisi. Awalnya, saya agak ragu untuk mau menyaksikan film ini. Cuma saja, let’s give it a chance.

Cerita dimulai dengan memperkenalkan penonton pada sosok Officer Knight, disuarakan oleh Peter Hastings, yang sehari-hari bekerja bersama anjingnya yang bernama Greg. Musuh utama mereka adalah kucing oranye bernama Petey, disuarakan oleh Pete Davidson. Suatu ketika, di aksi kejar-kejaran ketiganya, Knight dan Greg terkena bom Petey yang membuat mereka harus menjalani operasi. Masalahnya, kepala Knight tidak berfungsi, sedangkan Greg badannya yang tidak berfungsi. Dokter pun memiliki ide untuk menggabungkan bagian organ yang masih berfungsi, dan jadilah Dog Man.

dog man
Courtesy of DreamWorks Animation, Dentsu © 2025

Dog Man tetap bekerja sebagai polisi. Ia menurut di bawah arahan Chief, yang disuarakan Lil Rel Howery. Keduanya pun tidak kenal lelah dengan permintaan sang Mayor, yang disuarakan Cheri Oteri, untuk menangkap Petey yang kerap kabur setelah ditangkap. Sampai suatu saat, Petey yang mahir membuat mesin canggih untuk melawan musuhnya itu memutuskan untuk membuat kloningan. Alhasil, kloningan tersebut tidak seperti yang ia kira. Lahirlah Li’l Petey, yang disuarakan oleh Lucas Hopkins, yang kemudian menjadi serupa dan sekaligus putranya. Masalahnya, penolakan akan keberadaan Li’l Petey, membuat si oyen kecil berkenalan dengan Dog Man, musuh sejatinya.

Film ini ditulis dan disutradarai oleh Peter Hastings. Ia mengadaptasinya dari seri novel grafis berjudul sama karangan Dav Pilkey. Karakter Dog Man sendiri merupakan spin-off dari ‘Captain Underpants’ dan seri yang masih berlanjut ini sudah memiliki 14 novel yang diterbitkan. Di dalam film ini, Hastings juga mengisi suara Dog Man, Officer Knight dan Harold’s House.

Bila menyaksikan premisnya, rasanya “Dog Man” terasa sadis ya. Menggabungkan hewan dengan manusia, namun melalui operasi layaknya cangkok. Cuma saja penyajiannya yang terasa konyol memang akan membuat penonton tidak perlu banyak berekspektasi. Film yang sasarannya adalah anak-anak ini lebih condong untuk membawa penonton ke dalam dunia fantasi yang canggih nan konyol, seperti paduan animasi “Dexter’s Laboratory,” “SpongeBob SquarePants,” dan kartun “Tom and Jerry.”

dog man
Courtesy of DreamWorks Animation, Dentsu © 2025

Karakter Dog Man sendiri, lama-lama akan terfokus pada si anjing itu sendiri, bukan si Officer Knight. Sepeninggal Knight, Dog Man terasa kehilangan sampai bertemu dengan Li’l Petey yang menjadi antitesis karakter Petey. Li’l Petey menyebutnya sebagai versi baik Petey yang dilupakan.

Di luar dari kekonyolannya, “Dog Man” sebetulnya menawarkan kisah yang begitu hangat. Lewat dinamika hubungan Li’l Petey dan Petey, keduanya akan membahas masalah kepahitan Petey akan perlakuan ayahnya, yang disambut kenaifan putra kloningnya itu. Pada akhirnya, film ini memberikan pelajaran bahwa kita tidak bisa mengubah orang lain, yang bisa hanyalah kita sendiri.

Sosok positif yang muncul dari Li’l Petey memang menjadi primadona di film ini. Tanpa Li’l Petey, rasanya persaingan Dog Man dan Petey ya akan terus berulang-ulang saja layaknya “Tom and Jerry.” Melalui karakter Li’l Petey, serta penceritaan karakternya dengan gaya anak-anak, seharusnya bisa menularkan sisi positif yang sama ke penonton. Kisah tentang ayah dan anak yang diposisikan agak suram ini, malah berubah menjadi kehangatan dan punya hati.

dog man
Courtesy of DreamWorks Animation, Dentsu © 2025

Bila membandingkan dengan animasi lain di tahun ini, misalnya Smurfs,” keduanya sama-sama menawarkan kekonyolan. Cuma saja, saya merasa apa yang ditawarkan “Dog Man” masih tergolong ramah anak. Tak hanya dari segi dialog, yang tidak seeksplisit dan sevulgar Smurfs,” film ini juga punya pesan penting dari karakter Li’l Petey itu sendiri.

Malah yang tak disangka dari “Dog Man” adalah kehadiran antagonis utamanya, Flippy the Fish, yang bertugas untuk menghancurkan para penebar kebaikan, termasuk Dog Man. Awalnya saya mengira Petey akan menjadi sang antagonis utama. Cuma, seiring berjalannya cerita, rasanya Petey yang arogan dan cerdas ini kok ternyata malah dibahas sisi pribadinya. Flippy menjadi karakter yang memicu puncak persaingan, dan “Dog Man” memang seharusnya akan semenyenangkan itu buat anak-anak.

Buat saya, menyaksikan “Dog Man” tidak terlalu mengecewakan. Saya memuji cara kreatif yang berani konyol dengan tetap menghadirkan nilai, yang bisa menjadi intisari bagi target penontonnya. Vibes filmnya yang penuh aksi dan ceria juga seharusnya tidak membuat target penontonnya bosan. Setidaknya, kekonyolan yang ditawarkan tidak membuat saya iritasi maupun bosan. Okelah.


🇬🇧 English Version – Translated

Just looking at the stills alone clearly explains that this animation is aimed at children. Titled “Dog Man,” DreamWorks Animation presents an animation through the character of a dog who becomes a police officer. Initially, I was a bit hesitant to watch this film. But still, let’s give it a chance.

The story begins by introducing the audience to Officer Knight, voiced by Peter Hastings, who works daily with his dog named Greg. Their main enemy is an orange cat named Petey, voiced by Pete Davidson. One time, in a chase scene between the three of them, Knight and Greg were hit by Petey’s bomb which forced them to undergo surgery. The problem was, Knight’s head wasn’t functioning, while Greg’s body wasn’t functioning. The doctor then had the idea to combine the still-functioning organ parts, and Dog Man was born.

dog man
Courtesy of DreamWorks Animation, Dentsu © 2025

Dog Man continues to work as a police officer. He reports to Chief, voiced by Lil Rel Howery. The two of them tirelessly fulfill the Mayor’s requests, voiced by Cheri Oteri, to catch Petey who often escapes after being caught. Until one day, Petey, who is skilled at making advanced machines to fight his enemies, decides to make a clone. As it turns out, the clone isn’t what he expected. Li’l Petey is born, voiced by Lucas Hopkins, who then becomes similar to and simultaneously his son. The problem is, the rejection of Li’l Petey’s existence makes the little orange one befriend Dog Man, his true enemy.

This film is written and directed by Peter Hastings. He adapted it from a graphic novel series of the same title by Dav Pilkey. The Dog Man character itself is a spin-off from ‘Captain Underpants’ and this ongoing series already has 14 published novels. In this film, Hastings also voices Dog Man, Officer Knight and Harold’s House.

If you look at the premise, “Dog Man” feels quite brutal, right? Combining an animal with a human, but through surgery like a transplant. But the presentation that feels silly will indeed make the audience not need to have high expectations. This film, which targets children, leans more toward bringing the audience into an advanced yet silly fantasy world, like a combination of the animation “Dexter’s Laboratory,” “SpongeBob SquarePants,” and the cartoon “Tom and Jerry.”

dog man
Courtesy of DreamWorks Animation, Dentsu © 2025

The Dog Man character itself will eventually focus on the dog itself, not Officer Knight. After Knight’s passing, Dog Man feels lost until he meets Li’l Petey who becomes the antithesis of Petey’s character. Li’l Petey calls him the forgotten good version of Petey.

Beyond its silliness, “Dog Man” actually offers a story that’s quite warm. Through the dynamic relationship between Li’l Petey and Petey, they discuss the issue of Petey’s bitterness about his father’s treatment, which is met with his clone son’s naivety. In the end, this film provides the lesson that we can’t change other people, we can only change ourselves.

The positive figure that emerges from Li’l Petey is indeed the star of this film. Without Li’l Petey, the rivalry between Dog Man and Petey would just keep repeating like “Tom and Jerry.” Through Li’l Petey’s character, and the storytelling of his character in a childlike style, it should be able to spread the same positive side to the audience. This rather somber father-son story actually transforms into warmth and heart.

When comparing with other animations this year, for example Smurfs,” both offer silliness. But I feel what “Dog Man” offers is still quite child-friendly. Not only in terms of dialogue, which isn’t as explicit and vulgar as Smurfs,” this film also has an important message from Li’l Petey’s character itself.

dog man
Courtesy of DreamWorks Animation, Dentsu © 2025

What’s unexpected about “Dog Man” is the presence of its main antagonist, Flippy the Fish, who is tasked with destroying the spreaders of goodness, including Dog Man. Initially I thought Petey would be the main antagonist. But as the story progresses, this arrogant and intelligent Petey’s personal side is actually explored. Flippy becomes the character that triggers the peak rivalry, and “Dog Man” should indeed be that fun for children.

For me, watching “Dog Man” wasn’t too disappointing. I praise the creative approach that dares to be silly while still presenting values that can be the essence for its target audience. The film’s vibes which are full of action and cheerfulness should also not bore its target audience. At least, the silliness offered didn’t irritate or bore me. Fair enough.


Dog Man (2025)
PG, 89 menit
Animation, Action, Adventure
Director: Peter Hastings
Writers: Peter Hastings, Dav Pilkey
Full Cast: Pete Davidson, Poppy Liu, Lil Rel Howery, Isla Fisher, Billy Boyd, Ricky Gervais, Stephen Root, Melissa Villasenor, Max Koch, Jana Schmieding
#886 – Dog Man (2025) was last modified: November 24th, 2025 by Bavner Donaldo