Table of Contents
🇮🇩 Bahasa Indonesia – Original
Ciri khas bulu mata lentiknya, membuat aktris yang satu ini tidak akan terlupakan. Apalagi dengan suaranya yang menggelegar. Liza Minnelli, aktris pemenang Oscar dalam “Cabaret” akan diceritakan hidupnya lewat sebuah dokumenter baru yang berjudul “Liza: A Truly Terrific Absolutely True Story.” Melihat judulnya, rasanya begitu luar biasa. Apa filmnya akan semenarik itu?
Sebelum memulai terlebih jauh, Liza Minnelli merupakan salah seorang ikon dari tahun 70-an. Ia merupakan putri dari sepasang legenda Hollywood. Ayahnya Vincente Minnelli, yang kemudian sukses melalui “An American in Paris” dan “Gigi,” yang keduanya merupakan peraih Film Terbaik Academy Awards. Ibunya adalah Judy Garland, yang sejak dini sudah dikenal dengan “The Wizard of Oz.” Saya sendiri tahu melalui “Meet Me in St. Louis” dan “Judgment at Nuremberg,” sekaligus biopic “Judy” yang menceritakan kisah kehidupannya. Dari sini, sosok Liza yang besar di Hollywood membuatnya sudah tidak asing dengan industri yang ditekuninya itu.
Walaupun kedua orangtuanya sukses, Liza tidak semudah itu untuk mencapai puncak popularitasnya. Di panggung pun, ia pernah tidak akur saat bernyanyi bersama sang ibu. Sepeninggal ibunya, Liza tumbuh berkembang dengan Kay Thompson, seorang entertainer yang serba bisa, yang kemudian menjadi mentornya.
Dalam film, saya mungkin mengenalnya dari penampilan pemenang Academy Award dalam “Cabaret,” film arahan Bob Fosse yang menghajar piala terbanyak pada Academy Awards saat itu. Sayangnya, film ini gagal mendapatkan Best Picture, karena harus menyaingi “The Godfather.” Pada film ini, penonton akan mendapatkan cerita bagaimana Liza memerankan sosok Sally Bowles, sosok yang kemudian mengubahnya menjadi seorang bintang besar.
Tak hanya karier, “Liza” juga akan berkisah dengan kisah percintaan Liza yang tidak mulus. Apalagi disertai dengan kisah orang di sekitarnya yang menilai pasangan-pasangan Liza. Seperti misalnya, ada seorang narasumber yang meyakini jika Liza memang tidak tahu jika suami pertamanya, Peter Allen, merupakan seorang gay. Ataupun juga suami terakhir Liza, David Gest, yang sama sekali tidak mendapatkan impresi baik karena dianggap memanfaatkan bintang ini.
Kisah Liza Minnelli dihadirkan sepanjang 104 menit. Sutradara Bruce David Klein, yang sebelumnya sempat membuat “Icahn: The Restless Billionaire” dan “Meat Loaf: In Search of Paradise” rasanya kurang menghadirkan banyak perspektif Liza. Penonton justru akan lebih banyak tahu dari narasumber-narasumber, yang mayoritas adalah sahabat karibnya. Masalahnya, Minnelli merupakan seseorang yang cukup tertutup dengan kehidupan pribadinya. Tak heran, beberapa kerabat terdekatnya tak mau menceritakan beberapa hal yang sensitif.
Selain itu, di dalam film ini juga menjelaskan tertutupnya Minnelli akan kehidupan pribadinya, berkat didikan dulu dari kedua orangtuanya yang mantan bintang MGM. Liza cenderung hanya akan tampil dengan hal-hal yang bersifat pencapaian, ketimbang terbuka dengan serangkaian hal personalnya. Misalnya saat pernikahannya yang gagal, keguguran yang dialaminya, ataupun banyak hubungan pribadinya yang tidak dibuka.
Hal yang saya kurang sukai dari film adalah “Liza” terlalu banyak dibahas oleh para narasumber. Justru, porsi Minnelli terasa amat singkat. Saya hanya menerka jika film ini mungkin hanya dibuat dari beberapa wawancara singkat dengan Minnelli. Sisanya, pembuat film mengaduk serangkaian wawancara narasumber plus cerita dari arsip.
Bicara narasumber yang dihadirkan dalam “Liza” tentunya juga tidak main-main. Ada Mia Farrow, aktris “Rosemary’s Baby,” yang ternyata merupakan teman kecil Liza. Ada Joel Grey dari “Cabaret,” termasuk longtime makeup artist Christina Smith. Michael Feinstein, aktor yang juga sahabat terdekatnya. Yang menarik, tiba-tiba ada sosok Darren Criss, aktor “Glee” yang mengungkap bagaimana ia memulai kedekatannya dengan Liza. Ia menggambarkan Liza sebagai seseorang yang bisa memikat untuk membuat orang merasa dekat dengannya.
Karakter Liza yang merupakan seseorang setia kawan juga terbukti dari beberapa testimoni narasumber lainnya. Misalnya ketika ia menawarkan diri untuk menjadi pengganti karakter Roxie Hart, yang kala itu diperankan Gwen Verdon di Broadway. Demi menyelamatkan John Kander dan Fred Ebb, kedua sahabat yang juga membesarkan namanya, ia sebagai artis besar mau menjadi aktris pengganti.
Secara personal, saya amat mengagumi Liza Minnelli. Semua berkat “Cabaret,” yang memukau saya dengan serangkaian aksi yang rasanya sulit ditiru. Terutama beberapa track yang juga diselipkan di film ini, seperti “Mein Herr” yang terasa begitu sexy, ataupun “Maybe This Time” serta “Cabaret” yang masih dikenang hingga kini. Saya juga mengetahuinya dari lagu “New York, New York” yang kemudian dipopulerkan kembali oleh Frank Sinatra.
Setelah menyaksikan “Liza,” saya menyaksikan sisi yang lain dari peraih penghargaan EGOT ini. Tak hanya sebatas Sally Bowles. Ia memang seorang entertainer sejati. Namun, sejujurnya judul yang disematkan rasanya masih kurang tepat, dan terasa sebagai suatu hiperbola. Bila membandingkan dengan dokumenter “Diane Warren: Relentless,” justru film ini seperti kebalikannya. Banyak tabir yang sengaja ditutupi, padahal kisah tentang para pesohor di Hollywood selalu punya daya tarik tersendiri.
🇬🇧 English Version – Translated
Her signature long eyelashes make this actress unforgettable. Not to mention her booming voice. Liza Minnelli, the Oscar-winning actress in “Cabaret” will have her life story told through a new documentary titled “Liza: A Truly Terrific Absolutely True Story.” Looking at the title, it feels so extraordinary. Will the film be that interesting?
Before going further, Liza Minnelli is one of the icons of the 70s. She is the daughter of a pair of Hollywood legends. Her father Vincente Minnelli, who later succeeded through “An American in Paris” and “Gigi,” both of which won Best Picture at the Academy Awards. Her mother is Judy Garland, who from an early age was known for “The Wizard of Oz.” I personally know her through “Meet Me in St. Louis” and “Judgment at Nuremberg,” as well as the biopic “Judy” which tells her life story. From here, Liza’s figure who grew up in Hollywood made her already familiar with the industry she pursued.
Although both her parents were successful, it wasn’t that easy for Liza to reach the peak of her popularity. Even on stage, she once clashed when singing with her mother. After her mother’s death, Liza grew and developed with Kay Thompson, a versatile entertainer who later became her mentor.
In film, I might know her from her Academy Award-winning performance in “Cabaret,” a Bob Fosse-directed film that swept the most awards at the Academy Awards at the time. Unfortunately, this film failed to get Best Picture because it had to compete with “The Godfather.” In this film, audiences will get the story of how Liza portrayed Sally Bowles, a figure who then transformed her into a big star.
Not just career, “Liza” will also tell the story of Liza’s rocky love life. Especially accompanied by stories from people around her who judge Liza’s partners. For example, there’s a source who believes that Liza indeed didn’t know that her first husband, Peter Allen, was gay. Or also Liza’s last husband, David Gest, who didn’t get a good impression at all because he was considered to be taking advantage of this star.
Liza Minnelli’s story is presented over 104 minutes. Director Bruce David Klein, who previously made “Icahn: The Restless Billionaire” and “Meat Loaf: In Search of Paradise” seems to present less of Liza’s perspective. Audiences will actually know more from sources, most of whom are her close friends. The problem is, Minnelli is someone quite closed about her private life. No wonder, some of her closest relatives don’t want to tell some sensitive things.
In addition, this film also explains Minnelli’s closedness about her private life, thanks to the upbringing from both her parents who were former MGM stars. Liza tends to only appear with things that are achievement-oriented, rather than being open with a series of personal matters. For example, her failed marriages, the miscarriages she experienced, or many of her personal relationships that were not disclosed.
What I don’t like about the film is that “Liza” is discussed too much by sources. In fact, Minnelli’s portion feels very short. I can only guess that this film might have been made from a few brief interviews with Minnelli. The rest, the filmmakers mixed a series of source interviews plus stories from archives.
Speaking of the sources featured in “Liza,” they’re certainly no joke. There’s Mia Farrow, the actress from “Rosemary’s Baby,” who turns out to be Liza’s childhood friend. There’s Joel Grey from “Cabaret,” including longtime makeup artist Christina Smith. Michael Feinstein, an actor who is also her closest friend. What’s interesting is suddenly there’s Darren Criss, the “Glee” actor who reveals how he started getting close to Liza. He describes Liza as someone who can charm people into feeling close to her.
Liza’s character as a loyal friend is also proven by several testimonies from other sources. For example, when she offered herself to be the replacement for the character Roxie Hart, who was then played by Gwen Verdon on Broadway. To save John Kander and Fred Ebb, two friends who also made her name big, she as a big artist was willing to become an understudy actress.
Personally, I greatly admire Liza Minnelli. All thanks to “Cabaret,” which amazed me with a series of acts that feel difficult to imitate. Especially several tracks that are also included in this film, such as “Mein Herr” which feels so sexy, or “Maybe This Time” and “Cabaret” which are still remembered today. I also know her from the song “New York, New York” which was later repopularized by Frank Sinatra.
After watching “Liza,” I witnessed another side of this EGOT award winner. Not just Sally Bowles. She is indeed a true entertainer. However, honestly the title attached feels still not quite right, and feels like a hyperbole. When compared to the documentary “Diane Warren: Relentless,” this film is actually the opposite. Many veils are deliberately covered, even though stories about Hollywood celebrities always have their own appeal.
