Menyaksikan film ini mengingatkan saya dengan film action Hollywood yang penuh intrik, rumit, dengan persembahan kualitas action yang kadang terbilang outstanding. Bila dibandingkan secara kasar, “The Berlin File” mungkin dapat dikatakan salah satu yang terbaik persembahan dari belahan Asia untuk film yang menganut aksi ala Hollywood.
Film buatan Korea Selatan ini akan terfokus pada sosok spionase Korea Utara yang bernama Pyo Jong Seong, yang diperankan oleh Ha Jung Woo. Jong Seong mendapatkan sebuah tugas untuk mewakili Korea Selatan dalam penjualan senjata dengan teroris Timur Tengah yang ditengahi oleh pihak Rusia. Aksi ini ternyata diikuti oleh seorang agen Korea Selatan yang bernama Jung Jin Soo yang sebetulnya tanpa alasan yang jelas mau ikut-ikutan dalam transaksi rahasia ini.
Transaksi tersebut akhirnya dibatalkan, akibat serangan pihak Mossad yang merasa terancam oleh pihak Timur Tengah dan Rusia. Kegagalan transaksi ini kemudian membawa Jong Seong untuk masuk ke dalam sebuah lingkaran yang akan membuat penonton cukup puas selama 120 menit.
Kisah yang ditulis oleh Ryoo Seung Wan, yang juga sutradara film ini, diatur terkesan cukup kompleks. Mengapa? Seung Wan seperti berusaha menampilkan sebuah kisah yang sebetulnya cukup sederhana namun disusun tampak rumit, sehingga terkesan cukup berat walaupun sebetulnya tidak. Yang cukup menarik ketika menyaksikan film ini adalah ketika sutradara cukup berani untuk mengambil tema Korea Utara, komunisme, pengujian loyalitas, hingga pembelotan, yang terdapat di film ini.
Ha Jung Woo menampilkan sebuah penampilan yang luar biasa. Sosoknya tampil dengan aksi yang tanpa henti, bagai superhero, namun dalam batas wajar, dimana film ini tetap memperlihatkan sebuah sisi realistis dimana sosok pemeran utama ada kalanya harus tampak lelah dan butuh recharge juga. Sosok love interest yang juga istri Jung Seong, Jeon Ji Hyun, untuk kesekian kalinya tampil cukup menawan. Ji Hyun yang juga bermain di “Windstruck”, “My Sassy Girl”, hingga serial TV “My Love from the Star” memperlihatkan kembali salah satu penampilan yang patut untuk diperhitungkan selama karirnya. Yang perlu dipuji juga adalah sosok Dong Myung Soo, yang diperankan oleh Ryo Seung Bum. Myung Soo yang sebetulnya merupakan antagonis utama dalam film tampil cerdik, dingin, dan menjengkelkan. Seung Bum lumayan berhasil dengan sosok antagonisnya yang akan membuat penonton kesal.
Menurut saya, film ini cukup dikemas ambisius oleh sang kreator. Hampir seluruh adegan film ini diambil di Jerman dan Latvia. Sekitar 40 persen naskahnya juga berbahasa Inggris, yang sayangnya masih terlihat sedikit kekurangan dalam pengucapan oleh aktor, terutama Han Suk Kyu yang menurut saya sangat kurang. Entah kenapa saya sampai saat ini masih merasa karakter yang diperankan Han Suk Kyu merupakan salah satu yang tidak jelas, namun terlihat ingin eksis di dalam film ini. Jung Jin Soo, nama karakternya, adalah agen Korea Selatan yang terlihat ingin terlibat namun hanya akan jadi pemanis belaka di kisahnya.
Saya cukup setuju dengan sebuah argument dari seorang kritikus film yang menganggap menyaksikan film ini sama seperti menonton seekor anjing yang sedang dikejar-kejar di sebuah lingkaran. Ini sebuah analogi yang sangat tepat untuk menggambarkan situasi film ini. Ryoo Seung Wan menurut saya terlalu memberikan penekanan aksi tanpa henti, namun cukup menjadi sebuah tontonan menarik yang patut untuk direkomendasikan. Salah satu rekomendasi film Korea terbaik.
