Sebagai salah satu judul yang cukup lama di dalam watchlist saya, “The Life Aquatic with Steve Zissou” ternyata berhasil jadi sesuai ekspektasi. Dalam featured film keempatnya, Anderson kembali menghadirkan sesuatu yang benar-benar original, kembali mengajak penonton untuk masuk dalam dunia surreaslime.
Dalam film ini, penonton akan berkenalan dengan sosok Steve Zissou, diperankan oleh Bill Murray, seorang pemimpin ekspedisi yang menghabiskan hari-harinya dengan membuat dokumentasi tentang kehidupan makhluk hidup yang luar biasa. Zissou memiliki sebuah kapal unik nan canggih bernama Belafonte, yang menjadi rumah kedua. Ia juga memiliki crew ekspedisi yang masing-masing mengemban tugas layaknya sebuah kru produksi film. Misalnya saja, yang istri, Eleanor, yang diperankan oleh Anjelica Huston, yang juga berperan sebagai financier ekspedisi mereka. Maklum saja, keluarga Eleanor kaya raya.
Cerita dimulai dengan sebuah gala screening film buatan Zissou. Disana Ia menanyangkan film yang berjudul “The Jaguar Shark” Part 1. Episode ini mengisahkan bagaimana petualangan Zissou untuk menemui sebuah Jaguar Shark, dimana Ia akhirnya harus kehilangan sahabat sejatinya, Esteban, diperankan oleh Seymour Cassel, yang tewas dilahap oleh predator raksasa tersebut. Kelanjutannya, Ia memutuskan untuk meneruskan pencariannya pada hewan misterius ini, ya sekaligus melaksanakan aksi balas dendam.
Dalam perjalanannya barunya, cukup banyak kru yang bergabung. Salah satunya adanya kehadiran Ned Plimpton, diperankan oleh Owen Wilson, yang mengaku jika Ia merupakan anak Zissou di luar nikah. Bagian ini akan sedikit menambah bumbu drama pada pernikahan Zissou dan Eleanor yang memang belum dikaruniai anak. Belum lagi ketika seorang reporter bunting bernama Jane Winslett-Richardson, yang diperankan oleh Cate Blanchett, yang ikut bergabung untuk menulis kisah tentang Zissou.
Wow! Anderson memang seorang penulis cerita asli yang sangat ulung. Kali ini Ia menulis bersama Noah Baumbach, sutradara Amerika yang juga nantinya akan dikenal dengan karyanya seperti “The Squid and the Whale” dan “Frances Ha.” Sama seperti cerita yang Anderson lainnya, di film ini Ia cukup kental memperlihatkan disfungsional kehidupan keluarga Zissou. Mulai dari kehadiran putra yang tak diharapkan, kerenggangan hubungan dengan Eleanor, sampai pandangannya tentang memiliki seorang anak. Bumbu drama seperti ini dipadukan dengan kehadiran love interest Jane yang membuat penonton kemudian bertanya-tanya.
Tidak hanya Zissou, namun kisah karakter pendukung juga menambah ketertarikan film ini. Salah satunya karakter Pelé dos Santos, yang diperankan oleh Seu Jorge, yang selalu hadir dengan gitarnya menyanyikan lagu David Bowie dalam bahasa Portugis, sekaligus berperan sebagai jeda pada sebelum mulai ataupun akhir sebuah bagian.
Plot lurus yang ditawarkan Anderson memang lumayan menarik. Penonton akan dibawa untuk menyaksikan “keindahan” dunia dari sisi yang berbeda, yang saya cukup ragu dengan kebenarannya. Anda akan berkenalan dengan fenomena-fenomena menarik yang seakan ikut ditangkap Zissou dalam produksi dokumenternya. Belum lagi Anderson mencampuradukkan kisah Zissou yang terbilang complicated dengan nuansa penuh drama yang dikemas dengan cara santai, khas, dan dengan kesan komik yang kuat.
Kalau urusan penampilannya, ensemble cast yang film ini terbilang cukup matang. Dibintangi banyak pemain senior dengan kelas jebolan Academy Awards seperti Blanchett dan Huston, yang harusnya sudah tidak diragukan lagi kualitasnya. Termasuk, bagaimana pengemasan sosok antagonis di film ini yang ternyata di se-antagonis yang saya bayangkan.
Yah, Jeff Goldblum yang berperan sebagai Alistair Hennessey di film ini, berhasil menjadi rival yang sedikit mengingatkan saya dengan tokoh-tokoh antagonis di film-film keluarga John Hughes. Penampilan yang patut mencuri perhatian adalah sosok Klaus Daimler, diperankan oleh Willem Dafoe, yang ceritanya memandang sosok Zissou dan Esteban sebagai panutannya. Walaupun punya porsi bagian yang tidak besar dan terlihat seperti karakter antagonis, Dafoe hadir sebagai sebaliknya dan berhasil memikat lewat sosoknya yang loyal.
Secara keseluruhan, saya cukup ‘kenyang’ dengan apa yang dihadirkan Wes Anderson di film ini. Sebuah karya orisinil yang membuat saya cukup berkesan, terutama dari bagaimana cara Ia menghadirkan Belafonte seakan rangka raksasa yang dapat direkam dari sebuah pandangan kamera. Sebuah pengalaman menonton yang sangat mengesankan!