Sebagai andalan Disney dan Pixar di akhir tahun 2017, “Coco” menawarkan sebuah pengalaman menonton yang cukup berkesan. Berangkat dari sebuah cerita sederhana tentang keluarga yang membenci musik, Miguel akan mengajak penonton ke dalam perjalanan fantasi ke dalam dunia para orang mati.
Miguel, yang disuarakan oleh Anthony Gonzalez, selama ini menyimpan hasratnya untuk bermusik. Dilahirkan dari sebuah keluarga yang merupakan spesialis pembuat sepatu, Ia ditugaskan untuk menjadi penyemir sepatu dahulu, sebelum akhirnya menyandang profesi seperti anggota keluarga lainnya. Malang. Keinginannya untuk bermusik sangat ditentang keras oleh sang nenek, Abuelita, yang disuarakan oleh Renée Victor. Maklum, sudah menjadi tradisi keluarga mereka untuk tidak menjadikan musik bagian dalam hidup mereka.
Semua berawal dari sejarah. Ketika Mama Imelda, Ibu dari nenek uyutnya, yang disuarakan oleh Allana Ubach, harus menjalani kehidupan yang keras akibat ditinggal sang suami yang mengejar cita-cita bermusik. Akhirnya, Imelda harus merawat putri tunggalnya, Coco, dan berhasil membangun usaha keluarga sebagai pembuat sepatu. Demi alasan itulah, keluarga mereka hingga kini tidak mau untuk ikut serta dalam festival perayaan orang mati. Mereka malah membuat perayaan ala mereka sendiri di rumah mereka.
Awalnya, sebelum menyaksikan film ini, saya merasa sedikit ‘meremehkan’ film ini. Maklum, formula yang diangkat Disney terasa kurang orisinil. Empat tahun lalu ada animasi 20th Century Fox berjudul “The Book of Life,” yang juga sedikit musikal dan menggunakan Día de Muertos sebagai tema utamanya. Mungkin bedanya, ‘Coco’ hadir dengan sentuhan Pixar dan polesan Disney yang sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.
Ide cerita film ini sendiri berasal dari Lee Unkrich, salah seorang tim kreatif veteran dari Pixar. Unkrich sendiri sudah lama dikenal sebagai editor berbagai projek besar Pixar. Sebut saja “Toy Story,” “Toy Story 2,” “Monsters Inc.,” “Finding Nemo,” hingga akhirnya Ia memulai directorial debut-nya untuk “Toy Story 3.” Menariknya di film penyutradaraan pertamanya, Ia berhasil mendapatkan sebuah BAFTA dan Academy Awards. Ternyata ini semua terulang kembali di 2018. Unkrich kembali berhasil meraih dua penghargaan yang sama atas film ini.
Membahas ceritanya, premis yang ditawarkan sebetulnya terbilang sederhana. Tentang seorang anak yang ingin mengejar passion yang tidak sejalan dengan aturan keluarga. Yang menarik, pengembangan ceritanya dikemas tampak matang, dengan latar nuansa budaya Mexico dan orang-orang terkenal mereka. Penonton akan bertemu dengan cameo El Santo, pegulat bertopeng legenda sampai Frida Kahlo, pelukis perempuan yang terkenal dengan gaya surrealisnya. Ini belum lagi dengan keindahan penuh warna ‘dunia orang mati’ yang ramai akan tengkorak-tengkorak hidup. Anda tidak perlu khawatir dan takut. Warna-warni dalam film ini akan membuat penonton segala usia tidak terfokus dengan kesan horornya. Sebaliknya, “Coco” seperti ingin memperlihatkan kehidupan orang mati sebagai sesuatu yang indah dan tidak perlu ditakuti.
Musik selalu jadi andalan animasi-animasi Disney dari jaman dahulu. Di film ini, Michael Giacchino turun tangan untuk mengerjakan score-nya. Giacchino selalu berhasil untuk menciptakan momen magic buat saya, seperti yang bisa kita dengar di “Ratatatouille” ataupun “Up.” Tetapi, yang paling menonjol di sini adalah hits “Remember Me.” Lagu ini ditulis oleh Robert Lopez dan isterinya Kristen Anderson-Lopez. Keduanya kembali berhasil memenangkan Academy Awards untuk Best Original Song atas lagu ini, setelah sebelumnya sukses dengan “Let It Go” dari film “Frozen” beberapa tahun silam.
Berbeda dengan “Let It Go,” lagu ini lebih powerful dalam liriknya yang akan menggugah hati. Setidaknya ada 4 versi yang akan anda dengar di film ini. Versi upbeat dari Benjamin Bratt, versi slow Gael Garcia Bernal, versi penutup yang dinyanyikan Anthony Gonzalez, sampai duo di closing credits yang dinyanyikan Miguel dan Natalia Lafourcade. Khusus yang versi terakhir, mungkin adalah versi favorit saya. This is the best ever soundtrack from 2017!
Lagu “Remember Me” berhasil dengan optimal di film ini. Lirik yang ada didalamnya sejalan dengan kaitan ceritanya yang pada akhirnya akan cukup menyentuh. Yah, “Coco” berhasil menjadi berkesan buat saya, sekaligus menyihir penonton akan pentingnya untuk mengenang jasa orang-orang yang telah tiada, dan bagaimana hal ini dianggap penting dalam tradisi karena berpengaruh akan kelanjutan mereka di dunia yang lain. Film ini mengingatkan saya akan ‘mereka yang telah pergi’ dan membuat saya berpikir sejenak untuk mengenang momen-momen manis bersama mereka.