Tahun 2011 lalu, ada sebuah film buatan Hong Kong berjudul “A Simple Life”, sempat mencuri perhatian dunia. Film yang berjudul asli “Tou ze” ini berkisah tentang sebuah kisah nyata antara seorang majikan dengan pembantunya. Yang menarik di dalam kisah film ini, hubungan itu tidak hanya sekedar biasanya, karena sang pembantu ternyata telah mengabdi untuk empat generasi.
Roger, yang diperankan oleh Andy Lau, adalah seorang sutradara terkenal di Hong Kong. Ia hidup di sebuah apartemen bersama pembantu tuanya. Pembantu tuanya bernama Ah Tao, yang diperankan oleh Deannie Yip. Ah Tao sudah cukup lama mengabdi untuk keluarga Roger, lebih tepatnya selama empat generasi. Ia juga yang merawat Roger sejak kecil hingga telah besar menjadi seorang dewasa.
Titik awal cerita berawal ketika Roger menyadari bahwa Ah Tao menderita penyakit stroke. Ah Tao kemudian dimasukkan ke dalam rumah sakit. Darisana, Ah Tao kemudian sudah tidak melanjutkan perannya untuk membantu Roger. Ia pun meminta untuk dimasukkan ke dalam sebuah panti jompo. Sesuai dengan permintaannya, Roger yang telah menganggap Ah Tao seperti keluarganya, menyetujuinya.
Ah Tao kemudian dimasukkan ke dalam sebuah panti. Di dalam panti, Ah Tao bertemu dengan para orang tua seusianya yang ternyata memiliki kisah-kisah background tersendiri. Di sisi lain, Roger, ternyata berusaha untuk melakukan pendekatan untuk membalas pengabdian Ah Tao, walaupun sebenarnya Ia agak bingung dengan cara yang seperti apa.
Sedangkan, dari sisi Ah Tao, Ah Tao berusaha untuk tidak mau merepotkan Roger. Ia selalu memperlihatkan tindakan-tindakan yang menggambarkan bahwa Ia mampu untuk menjaga dirinya sendiri. Padahal, sebetulnya Ah Tao sekarang hanyalah seorang wanita tua yang mulai sakit-sakitan tanpa keluarga. Tetapi, perhatian yang terus diberikan Roger, semakin mengubah dan mempererat hubungan keduanya, seperti Ibu dan Anak hingga di akhir hidupnya.
Judul film ini sudah sangat jelas menggambarkan ceritanya. Namun, pesan yang tersirat dari film drama ini menjadikannya sebagai sebuah tontonan yang agak menyedihkan. Dari sisi akting, Saya harus memuji kedua pemeran utama yang sangat mendalami karakternya, terutama Deannie Yip. Yip mampu memperlihatkan sebuah permainan akting yang sangat meyakinkan, dalam, dan ekspresif. Ia mampu memerankan sosok Ah Tao yang berusaha tegar untuk menutupi kelemahan kesehatannya dari sosok Roger. Sedangkan Andy Lau juga cukup meyakinkan, tetapi tidak seyakin yang dilakukan Yip.
Sebagai sebuah drama, film ini cukup meyakinkan buat penonton, apalagi ditambah dengan unsur based on true story. Sebuah kisah tentang sebuah kehidupan yang sederhana dan punya makna cerita yang mendalam. Sayangnya, film ini tidak didukung dengan sentuhan cinematography. Masih ada beberapa shot-shot adegan yang diambil dengan kurang rapi, dan transisi antar scene yang kurang baik.
Film ini memberikan sebuah pesan kuat bahwa perhatian dan kasih sayang merupakan obat yang paling manjur dibanding uang ataupun harta bagi para orang tua yang berada di penghujung hidup mereka.
