Pernah nonton film klasik Audrey Hepburn yang berjudul “Roman Holiday”? Atau salah satu karya masterpiece awal Stanley Kubrick “Spartacus”? Jika iya, mari berkenalan dengan sosok Dalton Trumbo. Melalui “Trumbo”, penonton akan mengenal lebih dekat salah seorang penulis naskah terbaik yang pernah ada.
Dalton Trumbo, yang diperankan oleh Bryan Cranston, adalah seorang penulis naskah yang juga merupakan seorang anggota dari partai komunis di Amerika. Ia merupakan seorang peraih National Book Awards atas novel anti-perang “Johnny Get His Gun”, dan merupakan peraih 3 nominasi Academy Awards untuk naskah adaptasi terbaik.
Ketika semakin memanasnya Amerika dengan hal-hal yang berbau komunisme, mereka membentuk House Un-American Activities Committee (HUAC) untuk mengungkap aktivitas orang-orang yang dicurigai terlibat dengan pihak Uni Soviet. Keadaan ini ternyata membawa Trumbo, yang merupakan seorang aktivis komunis aktif, bersama beberapa rekan sejawatnya menjadi pihak yang dicurigai membantu musuh Amerika.
Dalam sejarah perfilman, Trumbo dan kesembilan rekannya dikenal sebagai “Hollywood Ten”, 10 orang yang dicurigai dan menolak untuk memberikan testimoni mereka pada pihak HUAC. Alhasil, Trumbo yang baru saja mendapat kontrak 3 tahun dari MGM, harus diputuskan secara sepihak. Semua berkat manipulasi Hedda Hopper, seorang aktris yang telah beralih menjadi penulis kolom gossip, yang diperankan oleh Helen Mirren. Tidak hanya itu, John Wayne, yang saat itu merupakan ketua perhimpunan perfilman, diperankan oleh David Elliott James, juga ikut turun tangan. Era blacklisted di Amerika pun dimulai, ketika banyaknya seniman, sutradara, aktor, hingga crew yang dianggap komunis tidak diberikan pekerjaan oleh para pemilik studio.
Trumbo tidak berhenti disitu. Ia tahu dengan kondisinya yang tidak akan mungkin pernah menang, namun Ia tetap mencoba. Ia kemudian dipenjara atas aksi protesnya. Selepas dari penjara, Ia kembali dengan keluarganya dan mencoba bertahan hidup dari kerasnya penolakan yang diterimanya.
What a nice biopic! Film ini diadaptasi John McNamara dari sebuah buku biografi berjudul “Dalton Trumbo” yang dikarang oleh Bruce Nichols. Walaupun dari hasil adaptasinya, ada beberapa kekeliruan, namun McNamara berhasil menanamkan empati penonton pada Trumbo. Film yang disutradarai Jay Roach, yang dikenal dengan seri “Meet the Parent” atau “Austin Powers”, menghadirkan penonton sebuah tontonan yang akan cukup menipu dengan footage-footage yang diselingi. Film ini merupakan salah satu contoh yang baik dalam memadukan footage yang kemudian berlanjut menjadi sebuah adegan. Ini membuat saya terus bertanya, apakah footage yang sedang ditampilkan memang aslinya, atau rekaan? Jawabannya, dua-duanya. Sayangnya, dramatisasi yang dihadirkan Roach masih kurang mengena, terutama bagian ending yang seharusnya masih bisa lebih menyentuh.
Ceritanya memang sangat terfokus ke Trumbo. Kita tidak akan membahas mengenai anti-komunisme disini, akan tetapi kita lebih ditunjukkan bagaimana Trumbo membuktikan Ia mampu menghentikan aksi blacklisted di Hollywood dengan caranya sendiri. Saya sangat terpukau dengan kepiawaian Cranston sepanjang film, yang membuat penonton tidak akan terasa lama dengan durasi ceritanya. Cranston merupakan penggerak ceritanya dan baiknya, Ia tidak akan membuat penonton jengkel. Ia berhasil menuai empati penonton untuk merasakan apa yang diperjuangkan Trumbo hingga akhir hayatnya.
Selain Cranston, Helen Mirren yang berperan sebagai Hedda Hopper, and she was a real deal! Mirren berhasil jadi antagonis yang super saya benci di film ini. Segala hasutannya, seperti menghasut Louis B. Mayer, pemimpin MGM kala itu, ataupun Kirk Douglas, untuk mengeluarkan Trumbo dari proyek film mereka, adalah satu contohnya. Mirren memang sangat berbakat untuk peran-peran tersebut dan tidak akan membuat anda heran.
Dari jajaran supporting, saya menyukai kesabaran dari karakter Cleo, yang diperankan Diane Lane. Lane berhasil menghidupkan sosok yang terus mendukung Trumbo, disaat suka dan duka, dan kemampuannya untuk menguasai pria yang didukungnya. Begitu juga Elle Fanning, sebagai Nikola, putri tertua Trumbo yang digambarkan lebih rebel darinya.
Film ini sungguh di luar ekspektasi saya. Jalan ceritanya yang tidak rumit, sangat menarik, dan cukup berhasil ditutup dengan cara yang pantas. Sepanjang cerita, saya tidak habis pikir dengan sifat Trumbo yang terpaksa mau untuk terus memuaskan King Brothers dalam membuat hingga me-rewrite naskah-naskah film kelas B, dengan super produktif hanya untuk bertahan hidup dari kerasnya penolakan. Ada satu kutipan menarik ketika Ia beradu argumen dengan Sam Wood, “What writers write, builders build. What they build, you shoot.” Sebuah film yang membuat anda semakin mengerti tentang peristiwa daftar hitam Hollywood, dan bagaimana Trumbo memegang teguh prinsipnya. Wonderful!