Apa yang anda harapkan di masa mendatang? Pasti ingin hal-hal yang lebih canggih, praktis, dan tentunya modern. Dibalik kemewahan tersebut, masa depan juga memiliki tantangan besar: overpopulation, iklim ekstrim, hingga pemanasan global yang semakin meluas. “Tomorrowland” menghadirkan sebuah dunia baru berkat fantasi dan mimpi para pemimpi, ilmuwan, dan seniman.
John Francis Walker muda, yang diperankan Thomas Robinson, menghadiri Hall of Invention di New York World’s Fair 1964 untuk mempertunjukkan barang ciptaannya berupa sebuah modifikasi jetpack. Sayangnya, Ia kurang berhasil menaklukan seorang juri disana. Akan tetapi, seorang perempuan yang agak lebih tua darinya bernama Athena, yang diperankan Raffey Cassidy, memberikan sebuah lencana dan menugaskan untuk membuntutinya. Alhasil, Walker mengikuti rombongan Athena yang menaiki wahana “It’s a Small World” dan membawanya ke dunia baru yang super canggih.
Kembali ke masa kini, penonton akan berkenalan dengan Casey Newton, anak seorang tenaga ahli NASA, yang diperankan oleh Britt Robertson. Sosoknya yang pintar, selalu optimis dan senang bertanya ini ternyata cukup dihindari para guru. Pecinta bintang sejak kecil ini suatu ketika sedang berupaya melakukan sabotase pada sebuah projek NASA, yang juga dikerjakan sang ayah. Aksi pertamanya yang berhasil ternyata membuat dirinya terpilih oleh Athena.
Brad Bird, sutradara dan salah satu perancang ceritanya, menanyangkan sebuah visualisasi akan imajinasi yang cukup ambisius, namun agak kehilangan arah. Awal cerita yang menceritakan bagaimana Walker dan Newton dapat terlibat dengan peristiwa ini menjadi bagian pembuka yang menarik. Akan tetapi, ketika sudah masuk kedalam kisah utamanya, ketertarikan itu semakin menurun.
Bicara penokohan tiap karakternya, dari tiga karakter utamanya, favorit saya adalah Athena. Sosok Athena yang diperankan Raffey Cassidy, sangat mencuri perhatian. Mulai dari aksi tarung yang agak komikal, lalu ditambah dengan tingkah laku Cassidy yang hadir serba bisa menjadi magnet dalam penampilannya. Sosok Athena yang sebetulnya hanya supporting character di film ini, punya andil yang lebih besar menurut saya dibanding Walker maupun Newton. Di sisi lain, Clooney masih tampil cukup apik dan tidak mengecewakan. Tidak ketinggalan, Britt Robertson yang berperan sebagai Casey Newton patut jadi another watchlist rising star.
Walaupun film ini cukup penuh dengan banyak adegan CGI dimana-mana, saya tetap memuji kemampuan Claudio Miranda yang superb untuk menghidupkan berbagai macam aksi yang kadang disertai komedi. Film ini juga punya score yang cukup oke dari Michael Giacchino, yang sebelumnya sempat bekerjasama dengan Bird di “Up.”
Sayangnya, film yang punya premis oke ini agak cukup meyakinkan. Saya menemukan beberapa kejanggalan dalam ceritanya yang mungkin agak lack of details, terutama pasca adegan tarung di Blast from the Past seperti tiba-tiba menghilangnya orang-orang saat ledakan berlangsung, ataupun jumlah polisi yang dibunuh yang sebetulnya masih kurang beberapa lagi.
Sebagai sebuah tontonan segala usia, “Tomorrowland” adalah sebuah usaha memvisualisasikan imajinasi dengan cukup meyakinkan. Seperti kereta terbang yang mirip uular hingga kolam renang bertingkat, hingga koran modern orisinil yang tidak anda temukan seperti di “Harry Potter.” Walaupun agak sedikit mengecewakan dari ekspektasi saya, “Tomorrowland” punya pesan yang cukup tersampaikan: be a dreamer and an optimist!