Aksi tingkah laku boneka beruang imut, lucu nan rasis dalam “Ted 2” ternyata masih cukup menghibur. Di babak yang baru, yaitu kehidupan baru Ted si boneka beruang, yang disuarakan Seth MacFarlane, untuk melepas masa lajangnya dan menikahi sang kekasih, Tami-Lynn.
Cerita pada film kedua ini merupakan kelanjutan dari film sebelumnya. John, yang diperankan oleh Mark Wahlberg, telah bercerai dan kembali menjalani kehidupan single-nya dengan lebih berhati-hati. Lain dengan sahabatnya Ted. Setelah setahun menikah, ternyata tidak seperti di dongeng yang berakhir dengan indah. Kehidupannya dengan Tami-Lynn, yang diperankan Jessica Barth menjadi semakin memanas dan berakhir dengan sebuah perdebatan.
Ted dan Tami bekerja di sebuah supermarket yang sama dan sama-sama menjadi kasir. Walaupun satu tempat kerja, kedua diam-diaman hingga salah satu rekan kerjanya memberi masukan pada Ted untuk memiliki bayi. Ted kemudian melakukan rekonsiliasi dengan Tami-Lynn dan memutuskan untuk memiliki seorang anak.
Keduanya memang “sangat” sadar dengan kemampuan Ted yang hanya seorang boneka. Untuk itu mereka berniat untuk mencari pendonor sperma. Setelah berbagai aksi dilakukan sebagai sperm hunter bersama John, akhirnya John berpikir untuk mendonasikan spermanya untuk menjadi anak Ted. Akan tetapi, sebuah masalah yang lebih besar menghalangi niat Ted dan Tami-Lynn untuk mendapatkan seorang anak.
Seth MacFarlane, penggagas, pengisi suara sekaligus sutradara film ini, menyajikan sebuah tontonan komedi yang dikemas dengan menarik selama 115 menit. Secara kasar, film ini mungkin punya cerita yang kurang bermutu: boneka yang ingin dianggap seperti manusia. Tetapi, MacFarlane cukup berhasil untuk menghiasi komedi tidak bermutu ini dengan banyak hal menarik: penggarapan opening scene yang menarik, cameo-cameo, hingga mengemasnya sebagai featured film yang tidak terlalu mengecewakan.
Film ini memang sangat bergantung dengan kelakukan kekonyolan karakter John dan Ted. Hubungan keduanya patutlah menjadi contoh yang baik akan sebuah persahabatan yang abadi. John yang kekanakan dan Ted yang agak-agak sedikit drama king cukup menampilkan aksi yang begitu hidup, walaupun kadang penuh dengan dialog berbau rasis, vulgar, hingga menyudutkan pihak lain. Formula komedi yang sengaja dikemas untuk dewasa ini sangat menarik dan berhasil dari pandangan saya.
Awalan film ini cukup menarik ketika MacFarlane menghadirkan opening credits yang menyuguhkan tarian musikal ala-ala Hollywood 30-an dengan jumlah penari yang banyak dan serta iringan musik swing ataupun big bands. Apalagi ditambah koreografi Ted yang memperlihatkan kelincahannya menari sambil mengenakan Tuxedo.
Dari sisi penggarapan musiknya, film ini menggunakan background music orkestra Walter Murphy yang dikemas layaknya G-rated drama, namun indah. Salah satu yang saya sukai dari film ini adalah lagu “Mean Ol’ Moon” yang dinyanyikan Amanda Seyfried di film ini, yang juga kemudian dinyanyikan Norah Jones.
Banyak sekali kelucuan dari kekonyolan keduanya. Awal film saja, Ted sudah membuat plesetan “Fifty shades of bear” di hari pernikahannya. Belum lagi ketika aksi menjadi sperm hunter dan keimutan Ted ketika mengenakan kostum mirip Paddington. Dan salah satu yang cukup epic ketika keduanya saling menyimpan momen “terbaik” sahabat mereka dengan mengenakan hashtag dan mengunggahnya ke jejaring sosial. Misalnya ketika John kejatuhan rak sperma ataupun ketika Ted kepergok sedang menghirup shisha berbentuk penis.
Walaupun tanpa Mila Kunis, film ini cukup menghibur lewat aksi Amanda Seyfried sebagai Samantha, seorang pengacara pro bono pada kasus Ted. Film ini juga menghadirkan Morgan Freeman dan sebuah adegan menarik akan pidatonya saat persidangan terakhir Ted. Sisanya ada banyak cameo, mulai dari Jay Leno, Tom Brady, Liam Neeson, Jimmy Kimmel, hingga parodi Saturday Night Live.
Menghabiskan waktu hampir 2 jam ternyata cukup terbayar dengan segala kekocakan keduanya untuk menjadi penghibur sementara dari kesibukan. Well done!