Berhasil memadukan tema coming of age, olahraga dan komedi, “Breaking Away” menjadi salah satu film olahraga klasik terbaik dari akhir 70-an. Film yang disutradarai oleh Peter Yates, yang sebelumnya telah dikenal lewat film “Bullitt”, menghadirkan sebuah tontonan yang tidak hanya mengeksplorasi sebatas dari 4 karakter utamanya, tetapi lebih dari itu.
Penceritaan ini terpusat pada sebuah kota di Indiana yang bernama Bloomington. Disana, hidup 4 orang remaja yang tidak lanjut college, sehingga mereka sering dipanggil cutters. Mereka adalah Dave, Mike, Cyril dan Moocher. Mike, yang diperankan oleh Dennis Quaid, adalah figur leader dalam kelompok ini. Mungkin ia yang paling punya power walaupun di satu titik Ia membutuhkan dukungan yang lain.
Kedua, Dave, yang diperankan oleh Dennis Christopher. Dave akan menjadi karakter yang paling central dari keempatnya. Ia merupakan seorang remaja yang terobsesi dengan kelompok pesepeda asal Italia, Cinzano. Ini membuat dirinya melakukan hal-hal serba Italia. Ketiga, Cyril, remaja dengan rambut keriting yang diperankan oleh Daniel Stern. Terakhir, Moocher, yang diperankan Jackie Earle Haley, adalah sosok yang tidak senang diremehkan dengan ukuran tubuhnya yang lebih kecil.
Keempatnya baru saja lulus dari high school dan masih belum yakin untuk melakukan apa. Dave masih terobsesi dengan Italian dan membuat dirinya berpura-pura sebagai exchange student dari Italia pada seorang mahasiswi pujaan hatinya. Ia punya Ayah yang kurang menyenangi perilaku serba I-ty-nya dan Ibu yang berusaha memahaminya. Suatu ketika, kedatangan tim Cinzano, idolanya, mengunjungi Indiana dan mengubah perspektif kehidupannya.
Film remaja akhir 70-an ini dikemas dengan menarik oleh Steve Tesich, penulis naskahnya. Ceritanya yang ber-setting di sebuah suburban, dengan kehidupan 4 remaja lokal yang menghabiskan waktu bersama dengan berenang di sebuah quarry, bisa menjadi satu formula yang berhasil. Tesich memadukan unsur komedi, yang membuat ceritanya agak quirky, namun sangat lepas untuk dinikmati. Salah satunya unsur komedi yang terjadi di keluarga Dave, seperti shaving like Italians, bought zucchini from A&P, hingga refund. Selain itu, saya juga menyukai bagaimana film ini dikemas untuk tidak selalu mulus dengan setiap masalahnya. Salah satu contohnya ada pada Dave, ketika datanya kehadiran tim Cinzano.
Salah satu set yang paling menarik di film ini adalah Sanders Quarry, sebuah aset milik Indiana Limestone, salah satu produsen limestone asal Indiana. Di quarry ini, yang sudah berubah menjadi hidden pool, menawarkan sebuah atraksi yang cukup ekstrim, seperti diving from rooftop atau berjemur pada dinding quarry yang miring.
Dirilis pada pertengahan 1979, film besutan Yates ini sering memadukan orchestra klasik ataupun lagu Italia lewat piringan-piringan hitam Dave. Salah satu momen yang menarik adalah ketika musik-musik yang diadaptasi oleh Patrick Williams dihadirkan ketika momen-momen tertentu, seperti saat Dave menggunakan sepedanya.
Film ini berhasil menjadi salah satu yang terbaik dari 1979 ketika berhasil masuk ke dalam nominasi Best Picture dan Best Director dan meraih 3 nominasi lainnya. Tahun tersebut film ini harus bersaing dengan “All That Jazz”, “Kramer vs. Kramer”, “Norma Rae”, dan “Apocalypse Now.” Akan tetapi, film ini masih berhasil menggondol satu Oscar untuk Steve Tesich pada kategori Best Original Screenplay.
Secara keseluruhan, film ini dikemas dengan menarik, terutama sebagai teen movie yang temanya masih konvensional. Ceritanya mungkin sederhana, namun penyajiannya yang menarik membuat pesan yang coba disampaikan film ini cukup terasa. “Everybody cheats. I just didn’t know.”
