“Practical Magic” mengisahkan tentang masalah cinta yang dihadapi oleh dua orang penyihir kakak-beradik. Diangkat dari sebuah novel best-seller karangan Alice Hoffman, film ini akan mengisahkan tentang perjalanan cinta keduanya yang dibatasi oleh kutukan akan cinta dari sang leluhur.
Sandra Bullock berperan sebagai Sally Owens, dan Nicole Kidman berperan sebagai Gillian Owens. Sally, yang tertua, sudah menjalani kehidupannya sebagai seorang ibu. Ia sudah memiliki dua orang anak, dan seorang suami yang mencintainya. Tetapi sebuah kenyataan yang Ia ketahui tentang kutukan sang leluhur, membuatnya harus rela melepas kepergian sang suami untuk selama-lamanya.
Lain halnya dengan Gillian. Gillian yang lebih mudah jatuh cinta, harus meninggalkan Sally dan kedua tantenya dan menjalani sebuah perjalanan hidup yang baginya menyenangkan. Sejak kematian Ibunya akibat patah hati, atas meninggalnya Ayah mereka, membuat mereka harus tinggal dengan kedua tante mereka, yaitu Tante Jet, yang diperankan oleh Dianne Wiest, dan Tante Frances, yang diperankan oleh Stockard Channing.
Walaupun sudah diperingatkan akan kutukan sang leluhur, mereka berdua tidak bisa lepas dengan hal percintaan. Namun ketika meninggalnya suami Sally, membuatnya Ia pindah ke rumah dimana Ia dibesarkan dan memutuskan untuk hidup seakan para manusia normal. Akan tetapi, kehidupan Gillian yang tidak karuan malah membuat Sally untuk ikut terbawa, ke dalam sebuah masalah “kekerasan dalam pacaran”, yang membuat mereka berdua harus bertahan dari sebuah permainan sihir gelap akibat ulah keduanya.
Film yang disutradarai oleh Griffin Dunne ini, sebetulnya tampak biasa, dan hanya terkesan menghibur saja. Memang penonton tidak dapat mengharapkan sebuah ilusi sihir seperti dalam “Harry Potter”, sebab kisah penyihir yang satu ini lebih condong ke masalah cinta. Tentang bagaimana keduanya dapat memutuskan rantai kutukan akan cinta yang dibuat oleh leluhur mereka.
Film tahun 1998 ini mungkin bukan yang terbaik dari Bullock maupun Kidman. Tetapi keduanya mampu memberikan sebuah hiburan yang cukup menyegarkan sebagai penyihir kakak-beradik. Film ini juga merupakan salah satu film awal karier buat Evan Rachel Wood. Wood yang waktu itu berusia 10 tahun, ternyata masih tetap mempertahankan eksistensinya dari kecil hingga kini, lewat “Across the Universe” ataupun “The Ides of March”.
Menyaksikan film ini memang bukanlah sebuah kesalahan besar. Setidaknya dengan tambahan sebagai kisah yang diangkat dari sebuah best-selling novel, membuatnya sebagai sebuah film yang akan cukup menghibur penonton. Apalagi dengan gaya Bullock yang cukup serius, Kidman yang gokil, dan kedua tante penyihir yang cukup jenaka. Film fantasi komedi romantis ini mencoba memberikan sebuah pemahaman baru tentang sihir kepada penonton. Seperti kata Sally di dalam film ini, “Magic isn’t just spells and potions.”