Jakarta, 23 Oktober 2024 – Jakarta Film Week 2024 resmi dibuka malam ini dengan meriah di CGV Grand Indonesia, Jakarta. Festival yang telah memasuki tahun keempat ini semakin menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ekosistem perfilman Indonesia dan membawa karya-karya anak bangsa ke panggung internasional.
Komitmen Disparekraf dan Kemendikbudristek dalam Mendukung Industri Film
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta terus mendukung terselenggaranya Jakarta Film Week untuk mendorong pertumbuhan industri film nasional. Festival ini juga memperkuat ekosistem perfilman dan membantu film Indonesia mendapatkan apresiasi yang lebih luas di panggung global.
Senada dengan itu, Nuzul Kristanto, Ketua Tim Kerja Apresiasi dan Literasi Perfilman Direktorat Perfilman, Musik, dan Media (PMM) Kemendikbudristek, mengungkapkan dukungan penuh pemerintah terhadap festival ini. “Industri film adalah pilar utama ekonomi kreatif Indonesia. Melalui festival ini, kita bisa membawa film Indonesia untuk terus berkembang dan dikenal secara internasional, sekaligus menciptakan kolaborasi global yang bermanfaat bagi sineas lokal,” ujarnya.
Film Pembuka: Sampai Jumpa, Selamat Tinggal (Goodbye, Farewell)
Pembukaan malam ini dimeriahkan dengan pemutaran perdana film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal (Goodbye, Farewell), produksi kolaborasi antara Adhya Pictures dan Relate Films. Film yang disutradarai oleh Adriyanto Dewo ini mengisahkan tentang perjalanan emosional antara kehilangan, harapan, dan cinta dalam sebuah cerita yang menggugah hati. Adriyanto Dewo
Festival Guest: Kehadiran Para Ambassador dari 2021-2024
Pembukaan malam ini turut dihadiri oleh para Festival Ambassador dari edisi-edisi sebelumnya, termasuk, Shenina Cinnamon (2021), Jourdy Pranata (2022), Lutesha (2023), dan Kristo Immanuel yang menjadi Festival Ambassador tahun ini. Kristo menyampaikan kebanggaannya atas kesempatan tersebut, “Saya sangat terhormat bisa menjadi bagian dari Jakarta Film Week. Festival ini bukan sekadar ajang untuk menonton film, tapi juga ruang untuk diskusi, berbagi inspirasi, dan membawa sinema Indonesia ke kancah internasional. Selain itu, saya berharap festival film tidak hanya dinikmati oleh para pelaku film saja, tapi juga untuk semua lini yang tertarik oleh perfilman.”
Program Film: 10 Film Pilihan di Jakarta Film Week 2024
Jakarta Film Week tahun ini menampilkan berbagai karya film berkualitas yang dikurasi, sebanyak 140 film dari 55 negara yang memperlihatkan keragaman budaya, tema, dan perspektif sinematik. Salah satu film yang patut dinantikan adalah I Saw the TV Glow, disutradarai oleh Jane Schoenbrun, sebuah film thriller psikologis yang mengangkat tema ilusi realitas. Film Exhuma karya sutradara Jang Jae-hyun, sebuah karya yang mengeksplorasi tentang misteri yang berhubungan dengan sejarah masa lalu, memiliki daya tarik yang tak biasa.
Sementara itu, In The Belly of a Tiger, disutradarai oleh Jatla Siddartha, menyajikan narasi para petani mencari pekerjaan di kota tapi gagal. Mereka kembali ke desa yang sedang kacau balau akibat kematian petani lokal yang disebabkan oleh harimau. Selain itu, hadir juga film animasi pendek Memoir of a Snail karya Adam Elliot membawa penonton ke dalam cerita dari sudut pandang yang unik.
Ada pula film Don’t Cry, Butterfly, disutradarai oleh Dương Diệu Linh yang akan menjadi film penutup Jakarta Film Week tahun ini. Film lainnya, Under The Moonlight, karya Tonny Trimarsanto memberikan sudut pandang sebuah dokumenter tentang kehidupan transgender di sebuah sekolah Islam di Yogyakarta. The New Year That Never Came, disutradarai oleh Bogdan Mureșanu, akan membawa penonton dalam perjalanan penuh perjuangan, sementara You Will Die In 6 Hours karya Lee Yoon Seok adalah film penuh ketegangan tentang waktu dan kematian yang mendekat.
Film Shallot Salad oleh BW Purbanegara menghadirkan cerita seorang polisi yang depresi mengamati dan merefleksikan sebuah tragedi di Indonesia yang telah membunuh 135 orang. Terakhir, The Man Who Could Not Remain Silent, karya Nebojša Slijepčević, adalah sebuah film inspiratif yang mengeksplorasi perjuangan individu dalam memperjuangkan suara mereka di dunia yang penuh penindasan. Film-film lainnya pun tak kalah menarik dan bisa menjadi pilihan tontonan selama festival berlangsung.
Program JFW NET: Pitching Forum dan Business Forum
Tahun ini, JFW NET memperkenalkan dua program baru yang menarik: Pitching Forum dan Business Forum. Pitching Forum memberikan kesempatan bagi sineas lokal untuk mempresentasikan proyek film mereka di hadapan produser dan investor internasional, membuka peluang untuk mendapatkan dukungan pendanaan serta kolaborasi internasional. Business Forum, di sisi lain, berfungsi sebagai wadah bagi para pelaku industri untuk berdiskusi tentang dinamika bisnis film, distribusi global, serta peluang produksi bersama yang menguntungkan.
Menurut Rina Damayanti, Festival Director Jakarta Film Week, “Hadirnya JFW NET memperkuat komitmen kami untuk membangun ekosistem industri film yang lebih berkelanjutan. Dengan adanya Pitching Forum dan Business Forum, kami membuka pintu bagi sineas Indonesia untuk terhubung dengan dunia internasional dan memperluas jaringan mereka.”
Selain dua program tersebut, JFW NET juga mengadakan program lain seperti Masterclass, yang menghadirkan para ahli untuk memberikan pelatihan mendalam tentang berbagai aspek pembuatan film, Producers Lab yang bertujuan untuk memperkuat kemampuan peserta dalam perencanaan produksi, pengelolaan pendanaan, dan strategi presentasi proyek, serta ada juga Talk, sebuah program diskusi terbuka yang bisa dinikmati oleh publik dengan tujuan untuk membahas kebijakan, isu, dan problematika yang ada di industri perfilman Indonesia. Hadir juga Networking Event yang dirancang untuk mempertemukan pelaku industri film dari seluruh
dunia. Terakhir, Festival Meeting, program yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang dinamika yang terus berkembang dalam lanskap festival film di Asia Tenggara.
Kolaborasi yang Semakin Kuat dari Tahun ke Tahun
Sejak penyelenggaraan pertama pada tahun 2021, Jakarta Film Week telah menjalin banyak kolaborasi dengan mitra nasional maupun internasional. Tahun ini, festival didukung oleh Dirjen Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbud Ristek, Manajemen Talenta Nasional (MTN) Bidang Seni Budaya, Asosiasi Film Editor Indonesia (INAFEd), Asian Film Awards Academy, Platform Busan, dan sejumlah kolaborator lainnya yang memperkaya perhelatan ini.
Jakarta Film Week 2024 akan berlangsung hingga 27 Oktober 2024, menghadirkan film-film berkualitas dari seluruh dunia, serta serangkaian program industri yang dirancang untuk memperkuat posisi Indonesia di peta perfilman global. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program dan acara Jakarta Film Week 2024, kunjungi www.jakartafilmweek.com dan ikuti kami di media sosial @jakartafilmweek. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari perayaan sinema internasional di Jakarta tahun ini!