Setelah “The Substance” cukup memukau saya, rasanya akan menarik jika menyaksikan body horor asal Asia. Pilihan saya jatuh pada “Tiger Stripes,” film horor dari seorang anak yang berasal dari Negeri Jiran.

Kisah diawali dengan memperkenalkan penonton pada sebuah geng baru. Mereka adalah Zaffan, diperankan oleh Zafreen Zairizal, seorang anak perempuan berusia 11 tahun, yang ceria nan keras kepala, dan kadang pembangkang. Rekannya, Farah, diperankan oleh Deena Ezral, adalah seorang siswi pengawas, sekaligus salah satu anak pintar dikelas. Satunya lagi, Mariam, diperankan oleh Piqa, sosok follower di dalam kelompok ini.

tiger stripes
Courtesy of Ghost Grrrl Pictures, Flash Forward Entertainment, Akanga Film Productions, Still Moving, Weydemann Bros., PRPL, KawanKawan Film © 2023

Film diawali saat ketiganya sedang diam-diam mengumpat di toilet perempuan, yang khusus buat siswi senior. Zaffan kemudian membuat sebuah rekaman video, sambil melepas pakaiannya satu per satu. Ia pun menunjukkan bra yang dipakaikannya. Buat sekelompok anak perempuan yang mau dewasa, mereka cukup tertarik akan pengalaman nanti menggunakannya selepas dewasa.

Keanehan dimulai saat ketiganya kemudian bermandi di kali. Sepulang dari sana, Zaffan mulai menunjukkan keanehan saat dirinya mengambil kue basah di rumahnya dengan rakus. Malamnya, Ia mendapatkan menstruasi pertamanya. Pengalaman pertama ini membuat dirinya bersedih. Malangnya, Ia yang lebih cepat puber malah menjadikan peristiwa ini hal yang kebalikan untuk teman-temannya. Farah berkata jika Ia jijik dan risih dengan bau Zaffan, dan mulai terasa agak berlebih.

tiger stripes
Courtesy of Ghost Grrrl Pictures, Flash Forward Entertainment, Akanga Film Productions, Still Moving, Weydemann Bros., PRPL, KawanKawan Film © 2023

Masalah dimulai ketika Zaffan mulai mengalami serangkaian keanehan. Mulai dari kondisi perut yang tidak bisa ditawar untuk menahan, sampai-sampai Ia harus menutupi keadaan tubuhnya yang ternyata berubah. Apakah Zaffan mampu bertahan?

“Tiger Stripes” merupakan debut featured sutradara perempuan asal Malaysia, Amanda Nell Eu. Kisahnya Ia tulis sendiri, dan menariknya terpilih untuk dirilis pada Cannes Film Festival. Di sana, film ini berhasil mendapatkan penghargaan Grand Prize dari para kritikus. Setelah dari sana, film ini menjelajahi banyak festival ternama. Mulai dari Sitges, AFI, BFI London, Hong Kong, Jogja Netpac, sampai ke Busan.

tiger stripes
Courtesy of Ghost Grrrl Pictures, Flash Forward Entertainment, Akanga Film Productions, Still Moving, Weydemann Bros., PRPL, KawanKawan Film © 2023

Membahas ceritanya, apa yang ditawarkan “Tiger Stripes” terasa memicu banyak tanda tanya. Banyak ketidakjelasan akan perubahan Zaffan. Terutama ketika tubuhnya membesar, yang kadang bisa tiba-tiba menciut dan ditutupi dengan sarung tangan maupun sarung kaki. Ini termasuk dengan situasi yang dihadapinya. Apa yang membuat Zaffan menjadi dipojokkan? Perlakuan yang diberikan terasa tidak adil, layaknya karakter Lizzie dalam “The Substance” yang memang sengaja menghancurkan tubuhnya demi keinginan tertentu.

Biarpun terasa tidak adil, “Tiger Stripes” sempat memberikan sedikit sisi perubahan Zaffan. Ada sebuah plot cerita yang menunjukkan bagaimana Ia berubah dari sosok yang paling disudutkan atas perilaku keras kepalanya, sampai jadi sosok pahlawan ketika melakukan kegiatan camping pramuka.

tiger stripes
Courtesy of Ghost Grrrl Pictures, Flash Forward Entertainment, Akanga Film Productions, Still Moving, Weydemann Bros., PRPL, KawanKawan Film © 2023

Dari sisi penyajian, saya amat menyukai bagaimana “Tiger Stripes” bercerita. Film ini terasa cukup menyihir saya dari pemilihan set sungai dengan air terjun kecil, yang menawarkan rasa mistik Asia Tenggara yang begitu kental, walaupun airnya cukup keruh ya. Begitupula dengan set-set cerita yang sederhana, seperti ruang kelas, lapangan sekolah, ataupun kamar Zaffan.

Set yang sederhana berhasil disulap jadi aksi yang tak terduga. Misalnya, ruang kelas. Hal menjadi aneh ketika Zaffan yang tiba-tiba disuruh untuk menahan ke toilet, dan langsung mengompol di kelas. Salah satu adegan sakit versi ringan film ini. Adegan lain misalnya, bagaimana suasana lapangan yang tadinya biasa-biasa, tiba-tiba seperti diserang dan membuat serangkaian anak-anak kerasukan.

tiger stripes
Courtesy of Ghost Grrrl Pictures, Flash Forward Entertainment, Akanga Film Productions, Still Moving, Weydemann Bros., PRPL, KawanKawan Film © 2023

Aspek lighting juga jadi salah satu yang hadir menawan dalam “Tiger Stripes.” Film ini menawarkan adegan Zaffan yang sedang muntah di dapur menjadi begitu dramatis, ketika disinari cahaya merah dari luar. Begitupula saat adegan-adegan kamar mandi, yang dihiasi dengan tone hangat, yang menambah keseraman saat Zaffan menghadapi serangkaian keanehan yang menimpanya.

Apa yang menimpa Zaffan, rasanya memang cukup misterius. Baiknya, aspek cerita cukup mewarnai kisah fantasi ini dengan serangkaian sub-plot yang terbilang lumayan. Misalnya tentang persaingan Zaffan dan Farah, sentilan akan ras Melayu dari para guru, fenomena media live streaming, sampai akhir tragis Dr. Rahim. Kesemuanya ini membangun “Tiger Stripes” jadi tontonan yang bukan main menarik.

tiger stripes
Courtesy of Ghost Grrrl Pictures, Flash Forward Entertainment, Akanga Film Productions, Still Moving, Weydemann Bros., PRPL, KawanKawan Film © 2023

Terlepas dari kebaikan-kebaikan tersebut, “Tiger Stripes” juga masih punya kelemahan. Salah satunya mungkin dari penggunakan efek teknis yang belum semukau “The Subtance.” Contoh yang paling jelas adalah ketika kepala Dr. Rahim yang terlempar dari rumah, yang menunjukkan jelas kepala buatan mainan. Ataupun juga pada adegan cabut kuku, yang awalnya saya kira bisa se-menggelegar saat Sue dalam “The Substance” mencabut ketiga gigi depannya. Sedikit seram, tetapi setidaknya upaya ini tidak menjatuhkan aspek cerita yang memang sudah amat misterius.

Buat saya, rasanya ini adalah film Malaysia terbaik yang pernah saya tonton. “Tiger Stripes” terasa begitu menakutkan, dengan menciptakan misterinya sendiri, yang akan sampai-sampai membuat kita percaya jika hal yang menimpa Zaffan adalah bagian dari mistik Asia Tenggara. Well executed!

Tiger Stripes (2023)
95 menit
Drama, Horror
Director: Amanda Nell Eu
Writers: Amanda Nell Eu
Full Cast: Zafreen Zairizal, Piqa, Deena Ezral, June Lojong, Khairunazwan Rodzy, Shaheizy Sam, Fatimah Abu Bakar, Bella Rahim, Ti Arneez, Natasha Rafizi, D’Boy Hamdan, Farah Rani, Nabil Zakaria, Marzuki Noh, Nashira Kamal, Erieyana Eizlyn, Nelie Zahra, Alana Rizqa, Nadira Anuar
#836 – Tiger Stripes (2023) was last modified: November 19th, 2024 by Bavner Donaldo