Rasanya cukup acak ketika saya memilih tontonan dari Turki ini. “Last Summer” menjadi pilihan saya untuk mengisi weekend. Tanpa ekspektasi, ternyata film yang dirilis via Netflix ini bisa jadi tontonan pengisi akhir pekan.
Sedari awal, film ini akan membawa penonton ke kota Bodrum, sebuah kota di Barat Daya Turki yang menawarkan keindahan lautnya. Setting yang dipilih adalah tahun 1997, ketika sebuah mobil sedan yang berisi empat orang anggota keluarga mengunjungi rumah liburan mereka. Sosok remaja laki-laki dihadirkan dan Ia bernama Deniz, diperankan oleh Fatih Berk Sahin. Diketahui Ia punya kakak perempuan lebih tua bernama Ebru, diperankan oleh Aslihan Malbora.
Kedatangan mereka ke vila liburan mereka juga membawa mereka bertemu dengan teman-teman lama mereka. Salah satunya adalah Asli, diperankan oleh Ece Cesmioglu, yang merupakan teman dekat Ebru. Ebru sendiri tengah bersiap untuk memasuki tahun universitasnya, sedangkan Deniz sudah masuk ke sekolah menengah atas. Yang menarik, kedatangan Deniz berhasil mencuri perhatian. Sosoknya yang dulu bertubuh besar dan dijuluki seperti karakter Pac-Man, kini hadir dengan lebih tampan dan atletis.
Aktivitas liburan Ebru dan Deniz sebetulnya tidak terlalu bermacam-macam. Deniz senang untuk mengunjungi tempat renang, dimana para orang muda berjemur dan bermain air; sedangkan Ebru malah sibuk asyik berpacaran dengan Kaan, diperankan oleh Eray Erturen. Yang menarik, Deniz ternyata diam-diam menyukai Asli. Ia pun rela untuk meninggalkan teman seumurnya dan bergabung dengan rombongan Ebru, sebagai upayanya untuk dekat dengan Asli. Sampai akhirnya, muncul sosok lain bernama Burak, diperankan oleh Halit Ogur Sari, yang tiba-tiba ingin mendekati Asli dan dirinya.
“Last Summer” disutradarai oleh Ozan Aciktan, yang ceritanya Ia tulis bersama Sami Berat Marcali. Dari segi ceritanya, apa yang dihadirkan film ini sebetulnya tidak akan menawarkan sebuah cerita yang rumit. Mengingat cerita yang dihadirkan bertema coming-of-age, pengembangan akan karakter Deniz akan perasaan cintanya dihadirkan seraya bagaimana film ini membangun rasa sensual dari karakternya. Penonton hanya cukup menafsirkan permainan kamera yang seakan memperlihatkan apa yang dipikirkan Deniz secara tak langsung.
Aspek sinematografi saya rasa yang paling menonjol dari film ini. Keindahan alam yang dihadirkan berhasil menangkap situasi liburan yang terasa begitu magis, berkat kehadiran shot bird’s eye view yang kerap digunakan. Suasana di kolam renang yang sepintas mengingatkan saya dengan “Palm Springs”, atau saat ke pantai, ataupun ketika karakter-karakter menikmati laut. Yang paling epic buat saya adalah ketika “Last Summer” berani untuk menghadirkan situasi gelap ketika Deniz, Asli dan Burak diam-diam kabur ke pantai pribadi di malam hari. Suasana gelap yang dibawakan tetap membangun keindahan, padahal nyaris terasa hampir tak ada cahaya.
Dari sisi penampilan, saya lumayan menyukai penampilan Fatih Berk Sahin disini. Aktor utama dalam “Last Summer” ini selalu tahu bagaimana cara untuk memikat secara sinematik saat tiap Ia muncul di kamera. Begitupula dengan Ece Cesmioglu, yang terasa begitu menawan sebagai love interest di film ini. Kalau bicara chemistry, saya malah menyukai saat Sahin beradu akting dengan Aslihan Malbora, yaitu ketika karakter Deniz dan Ebru muncul bersama. Situasi kakak-beradik yang kadang akur dan bersiteru ini terasa hadir cukup hangat dan saling pengertian.
Sebagai suatu tontonan, “Last Summer” sepertinya memang cukup mengunggulkan keindahan settingnya untuk memanjakan mata penontonnya. Film ini hadir begitu manis, indah, yang tentunya butuh arahan Aciktan. Adegan seperti di kendaraan umum saja menjadi terasa bersinar ketika menggunakan penyinaran sinar terang berwarna biru. Ataupun kemampuan film ini untuk begitu sensual, walaupun masih terbatas. Ini terlihat bagaimana saat Deniz memainkan buah ara untuk menyuapi Asli.
Untuk ukuran film cinta remaja, “Last Summer” terasa begitu melebihi ekspektasi akan penyajian. Saya jadi tidak terlalu terfokus dengan cerita yang sebetulnya tidak terlalu spesial, malah kemudian terhanyut dengan upaya shot-shot indah yang dihadirkan. Alhasil, ini jadi tontonan yang tak hanya sedikit menghibur, tetapi amat memanjakan mata.