Kata penjajahan tentu amat tidak asing bagi negara-negara di Asia. Termasuk India, bagaimana negara ini dikuasai Inggris selama 89 tahun. Kali ini, sebuah film berjudul “RRR” akan membawa penonton ke dalam setting periode imperialisme ini. Tapi ingat, ini sebuah fiksi. Jadi, jangan terbuai dan menganggapnya sebagai sebuah sejarah.
Cerita berawal dari Adilabad, sebuah desa di pedalaman India. Disana, terdapat seorang anak perempuan bernama Malli, diperankan oleh Twinkle Sharma, yang memiliki keahlian untuk melukis tangan, salah satu budaya tradisional disana. Kemampuan itu kemudian memikat Catherine Buxton, istri Gubernur, untuk membawa Malli sekaligus memberi beberapa keping uang kepada keluarganya.
Perginya Malli, membuat keluarganya berupaya mendapatkannya. Khomaram Bheem, yang diperankan oleh N.T. Rama Rao Jr., memutuskan untuk pergi ke kota bersama beberapa anggota keluargana. Hidup di kota, mereka berupaya untuk hidup secara mengumpat, mengingat Raju merupakan salah satu target yang diincar oleh Pemerintah Inggris kala itu.
Di sisi lain, hadir sosok Alluri Sitarama Raju, yang diperankan oleh Ram Charam. Raju, merupakan seorang petugas polisi Pemerintah Inggris. Walaupun terbilang sebagai ‘pengkhianat,’ Raju amat ambisius untuk mengejar karirnya. Ia pun amat memikat lewat aksi bertarung dan kemampuannya yang tak kenal takut akan perlawanan yang dilakukan rekan-rekan negerinya. Demi mendapat perhatian dari para pejabat penjajah, Raju pun memutuskan untuk mengincar Bheem, yang sudah lama jadi buronan.
Sebetulnya, “RRR” berangkat dari dua tokoh pemimpin revolusi India, Komaram Bheem dan Alluri Sitarama Raju. Akan tetapi, sekali lagi, dalam kisah ini dikemas sebagai sebuah fiksi lewat petualangan aksi pertarungan yang luar biasa. Kemampuan S.S. Rajamouli sebagai sutradara amat menawan. Rajamouli amat berhasil untuk memaksimalkan segala kemampuannya, terlihat dari bagaimana upaya penyajiannya yang terasa maksimal dari kesan minimalis. Maksud hemat saya, seperti bagaimana setting yang kadang terasa memang buatan, tapi disajikan dengan amat berkelas.
Bicara dari plotnya, seperti tontonan asal India yang lain, penonton harus punya komitmen waktu. Tidak main-main, film ini berdurasi 187 menit, tanpa adanya intermission scene. Walaupun demikian, apa yang dihadirkan akan membuat penonton untuk amat terhibur. “RRR” akan menyajikan balutan aksi luar biasa, bak menyaksikan superhero asal dunia Barat namun dengan sampul tokoh India.
Bagaimana tidak, Anda akan menyaksikan aksi tarung dengan nuansa akrobatik, misalnya seperti lompat jauh, yang terasa begitu lebay, tapi Anda akan tetap merasa terhibur dan tidak akan bermaksud julid. Termasuk juga bagaimana dramatisasi yang akan membuka mata penonton. Misalnya saja seperti tetesan darah yang sampai ke mata.
Oh ya, salah satu yang menarik dari “RRR,” film ini membuka dengan informasi yang menjelaskan bahwa tidak ada hewan yang disakiti dalam pembuatan film ini. Hewan-hewan dalam film ini dibuat menggunakan visual efek yang terbilang amat menawan untuk kelas film India ya, in my very honest opinion. Tapi tetap ya, jangan dibandingkan dengan kualitas Hollywood. Cuma, amat terasa eksekusi untuk memaksimalkannya.
Pastinya, unsur tari-menari juga wajib ada di film India. Penonton tidak hanya akan terdramatisasi lewat aksi dan dramanya yang menegangkan, tapi juga akan diajak berjoget ria lewat lagu-lagu yang dinyanyikan. Yang saya sukai, “RRR” tidak kehilangan maskulinitasnya terlepas dari aksi joget-joget kedua pemeran utamanya.
Dari sisi chemistry, saya amat menyukai kombinasi akting N.T. Rama Rao Jr dan Ram Charan Teja. Keduanya benar-benar all out! Saya amat menyukai ketika keduanya terasa seperti tag team yang berisi dua Hulk saat melawan serombongan tentara Inggris di hutan.
Overall, “RRR” memang tidak terduga. Kualitas yang dihadirkan terasa begitu maksimal, terlepas dari segala kekurangannya. Sebuah paket tontonan yang komplit. A very well executed movie!
