Kisah tentang para imigran mencari American Dream sudah jadi hal yang selalu mencuri perhatian untuk awards season. Ingat bagaimana kisah Saoirse Ronan yang memerankan Elise dalam “Brooklyn” yang berangkat dengan setting perempuan Inggris. Ataupun cerita “A Better Life” di tahun 2011 yang mengisahkan tentang imigran gelap asal Mexico. Kali ini, dengan setting keluarga Asian American, “Minari” akan menyajikan sebuah drama penuh haru.
Cerita berangkat dari Jacob Yi, diperankan oleh Steve Yeun, yang memutuskan untuk memulai usahanya dengan bertani di daerah Arkansas. Ia mengajak Istrinya, Monica, diperankan oleh Han Ye-Ri, dan juga kedua anak mereka, David dan Anne, yang diperankan oleh Alan S. Kim dan Noel Cho. Awalnya, mereka cukup terkejut. Jacob memperkenalkan rumah mereka yang seperti terbuat dari container besar dan memiliki akses ke pintu yang cukup tinggi. Untuk kehidupan sehari-hari, selain mengurus pertaniannya sendiri, Ia dan Istrinya juga bekerja di sebuah peternakan untuk memeriksa anak ayam bersama dengan orang-orang asal Korea lainnya.
Keputusan Jacob untuk merintis usahanya sendiri ternyata tidak mulus. Monica sebetulnya tidak terlalu menyetujui aksi ini. Yang menjadi menarik disini, keluarga kecil ini kemudian kedatangan orangtua mereka, Soon-Ja, diperankan oleh Youn Yuh-Jung. Kehadiran Soon-Ja membawa sebuah dinamika tersendiri. Terutama bagi si kecil David. Film ini menceritakan bagaimana keduanya masuk dalam komunitas mereka, salah satu bergereja. Ada hal yang menarik, yaitu bagaimana persembahan terbuka yang digilir malah dilahap oleh sang nenek. Kocak!
Dari ceritanya, sebetulnya apa yang diangkat oleh sutradara sekaligus penulis cerita ini Lee Isaac Chung terbilang sederhana. Masalah-masalah yang diangkat terasa kecil namun sangat realis, terutama penekanan pada beberapa kultur Korea. Mungkin yang sudah terbiasa menyaksikan film ataupun serial dari Negeri Ginseng ini sudah tidak akan heran dengan ikan teri Korea yang khas, acara musik dari jaman jebot, sampai permainan kartu seukuran gaplek mereka. “Minari” berusaha menjaga nilai tersebut sekaligus menjadikannya sebuah konflik ketika putra putri keluarga Yi yang sudah menjadi seorang American.
Yang paling unggul dalam film ini sebetulnya adalah storytelling yang amat baik disampaikan oleh ensemble cast film ini. Totalitas sangat nampak pada Steven Yeun ataupun living legend Youn Yuh-Jung. Yuh-Jung untuk kesekian kalinya hadir dengan amat konsisten, yang suka mengaitkan memori saya dengan mendiang Kirin Kiki dari Jepang. Di sisi lain, Han Ye-Ri juga masih terbilang bisa menyeimbangi kualitas yang dihadirkan kedua top star ini. Ajaibnya, penampilan tak terduga berhasil dihadirkan Alan S. Kim. Bocah imut yang memulai debutnya ini menghadirkan suatu kualitas tersendiri, terutama bagaimana permainan aktingnya yang selalu terasa cinematic ketika ditangkap kamera. Hal ini seperti ketika saya menyaksikan Brooklynn Prince saat memerankan Monee dalam “The Florida Project.”
Dari sisi musik, walaupun film ini dikemas cukup minimalis, namun Emile Mosseri cukup memberikan alunan lagu yang mampu menguatkan drama film ini. Yang cukup menonjol mungkin adalah cinematography dari Lachlan Milne, saya menyukai bagaimana kesan naturalis dihadirkan serta terasa apa adanya.
Film yang berhasil memenangkan U.S. Dramatic Grand Jury Prize dan U.S. Drama Audience Award pada Sundance Film Festival ini terbilang akan menjadi salah satu jagoan kuat dari A24. Saya rasa, untuk ensemble yang luar biasa tentu slot nominasi keempat kategori akting seharusnya dapat direbut. Juga untuk Best Picture, Best Directing, Best Cinematography, Best Original Score, dan Best Editing. Walaupun tidak akan se-overrated “Parasite” seharusnya Youn Yuh-Jung dan Alan S. Kim sepatutnya yang paling meyakinkan. Yuh-Jung patut menjadi black horse dalam award season kali ini.
Memang, perlu diakui “Minari” tidak akan seheboh “Parasite.” Film yang satu ini terasa seperti menyaksikan indie buatan Amerika lainnya, namun dengan gaya citarasa Korea. “Minari” tahu betul bagaimana mengungkapkan rasa, dari ceritanya yang sederhana. Simple and powerful!