Ketika mencari hiburan yang ringan, “Brother of the Year” menjadi pilihan yang tepat buat saya. Film ini menawarkan kisah kakak-beradik, Chut dan Jane, yang telah tinggal mandiri di Bangkok dan menawarkan banyak kelucuan dari tingkah laku mereka.
Cerita diawali dengan Chut, sosok kakak yang diperankan oleh Sunny Suwanmethanont, seorang sales executive yang sering mengajak kliennya pergi ke klub malam. Di sana, Chut bertemu dengan seorang perempuan dan kemudian mengajakna untuk pulang ke rumahnya. Ketika keduanya baru saja mau memulai ‘sesi’ mereka, keduanya dikejutkan kehadiran seorang perempuan yang membawa koper. Yippie! Jane, yang diperankan oleh Urassaya Sperbund, baru saja kembali setelah menyelesaikan studinya di Jepang. Kejutan ini ternyata mengejutkan Chut, sekaligus membuat drama baru yang berujung gagal have fun. Hahaha…
Jane memiliki kepribadian yang amat berbeda dengan Chut. Dari kecil, Ia sudah dikenal pintar dan jauh lebih berprestasi dari sang kakak. Begitupun kehidupan di rumah. Sepeninggal Jane ke Jepang, Chut berhasil membuat rumah menjadi kapal pecah. Cucian piring tidak dicuci, baju kotor mewarnai semua ruangan, dan belum lagi habitnya untuk membawa pulang wanita ke rumah. Jane pun meminta Chut untuk tidak melakukan hal itu.
Kepulangan Jane, tidak lantas membuatnya menjadi pendatang baru di dunia pengangguran. Ia langsung menjalani proses interview dengan sebuah perusahaan asal Jepang. Disana, Ia berkenalan dengan Moji, interviewer yang diperankan oleh Nickhkun Horvejkul, yang ternyata sudah jatuh hati dengan Jane. Lantas, Jane diterima dan harus menjalani ritual karyawan baru: bermain baseball. Sedari sana, Moji semakin agresif mendekati Jane.
Setelah mendapatkan pekerjaan, Jane ditunjuk sebagai brand manager untuk sebuah produk deterjen. Hal yang menarik terjadi. Di sebuah pitch meeting yang dilakukan Chut dengan pihak klien, Ia terkejut ketika menyadari adik perempuannya merupakan anggota tim perwakilan pihak klien. Awkward moment dimulai. Combonya, Ia juga harus menyadari jika Moji, yang notabene rekan kliennya selama ini sudah mulai memiliki hubungan dengan sang adik.
Premis yang ditawarkan oleh “Brother of the Year” terasa tidak begitu berat, namun kuat dengan komedinya. Film yang berjalan lebih dari 2 jam ini menawarkan pola drama film Asia pada umumnya, yang mengkombinasikan pada unsur komedi yang begitu kuat di awal, kemudian menyerang dengan unsur drama yang tajam di bagian akhir. Disini, saya amat menikmati tawaran cerita yang tidak berat, namun punya rasa yang masih sangat tergambar dalam realita.
Baiknya, aktor Sunny Suwanmethanont, berhasil menjadi primadona di film ini. Cerita yang sebetulnya akan terfokus pada karakterisasi Chut, berhasil dilakonkan dengan penuh totalitas. Suwanmethanont yang awalnya tampil sebagai sosok yang charming, seiring berjalan cerita akan mulai berkurang pesonanya dengan segala kejorokan, kejelekan, hingga cerita masa lalu yang menggelikan. Alhasil, karakter Chut lumayan mendominasi cerita dan menjadi menarik ketika Chut mulai merefleksikan dirinya yang punya rasa gengsi sebagai sulung, ataupun saat Ia mulai menjauh dari sang adik.
Di lain pihak, karakter Jane yang diperankan oleh Urassaya Sperbund berhasil menjadi pemikat yang luar biasa. Artis Thailand yang sebetulnya lebih terkenal di dunia sinetron ini, berhasil membutakan saya lewat kecantikan dan kepiawaiannya. Walaupun tidak memerankan sosok karakter yang cukup sulit, Sperbund sangat paham bagaimana cara memikat penontonnya tanpa harus terlihat seksi. Begitupun dengan chemistry-nya dengan sosok love interest di film ini. Walaupun tidak ada sesuatu yang begitu signifikan, namun kehadiran Nickhun Horvejkul cukup menambah daya tarik film ini. Nickhun yang lebih terkenal di dunia boyband K-Pop ini membuktikan jikalau dirinya juga mampu berakting, termasuk berbicara dengan dialog multi bahasa di film ini.
Secara keseluruhan, “Brother of the Year” merupakan santapan yang tepat untuk mengisi waktu luang anda. Ceritanya yang tidak berat, tidak terlalu menye-menye, dan akan mengocok perut anda lewat kesan komedi yang kuat dari Chut. Film yang tergolong masih menarik bila diputar ulang. Pasti, saya akan menyaksikannya kembali suatu hari nanti. Hilariously funny!