Apa makna keluarga buat anda? Buat sebagian orang, keluarga berarti kumpulan beberapa individu yang dipersatukan karena sama-sama berasal dari keturunan yang sama ataupun ketika kumpulan ini saling bergantung. Ngebahas tentang keluarga, pastinya sudah tidak asing dengan film-film buatan auteur asal Jepang, Hirokazu Koreeda. Di film teranyarnya, “Shoplifters” akan menghadirkan cerita penuh haru dan rahasia yang tidak pernah anda saksikan di film-film Koreeda lainnya.
Tiga menit pertama film ini sudah berhasil menyetel mata saya untuk tetap terfokus dengan ceritanya. Adegan berawal dari seorang pria, terlihat berusia 50-an yang memasuki sebuah supermarket bersama seorang bocah yang menggandeng ransel biru besar. Mengartikan judul film-nya, “Shoplifters” yang berarti “pengutil” dalam Bahasa Indonesia, sudah menjadi terlalu eksplisit dengan bagaimana arah jalan cerita adegan pertama ini mau kemana. Ya, keduanya saling bekerja sama dalam hal mengambil barang-barang demi keperluan mereka sehari-hari.
Pria itu bersama Osamu Shibata, yang diperankan oleh Lily Franky. Bocah yang datang bersamanya bernama Shota Shibata, yang diperankan oleh Jyo Kairi. Shota, begitu panggilannya, sudah seperti gacoan Osamu dalam melakukan aksi-aksi mengutil mereka. Mereka berdua merupakan tenaga utama yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan “keluarga” mereka. Apa yang dicopet? Tentunya bahan-bahan kehidupan sehari-hari. Seperti mengutip ucapan karakter Nobuyo, yang diperankan oleh Sakura Andô, jika tak ada salahnya mengutil selama tidak membuat tokonya bangkrut.
Cerita kemudian berlanjut ketika Osamu dan Shota menemukan seorang anak perempuan kecil yang ditinggal sendirian. Bermaksud menolong, mereka membawa gadis kecil ini ke rumah mereka yang sumpek, banyak barang, dan padat. Gadis itu bernama Yuri, diperankan oleh Miyu Sasaki. Sesampai di rumah, si nenek, Hatsue, yang diperankan oleh Kirin Kiki, menyadari jika Yuri mengalami kekerasan. Tampak tubuhnya berisi dengan memar-memar. Melihat kondisi ini membuat Nobuyo berniat untuk menjaga Yuri seperti putri dalam keluarga mereka.
Terlihat sepintas, apa yang diperlihatkan keluarga Shibata dalam “Shoplifters” akan mudah membuat anda terenyuh dengan kondisi kehidupan mereka. Koreeda begitu cerdik memperlihatkan kehidupan kemiskinan di Jepang, yang hampir jarang terlihat dari layar. Koreeda kembali memperlihatkan peran keluarga, yang dimana dalam film ini tidak akan semudah yang anda bayangkan. Penonton akan masuk ke dalam jebakan drama yang terlihat tidak complicated, tetapi terasa complicated.
Menyaksikan “Shoplifters,” Koreeda kembali berhasil menyetuh titik simpati saya dengan apa yang dialami keluarga Shibata. Tentu sebuah tragedi yang tidak enak untuk dilihat, dan dengan menawan disajikan Koreeda. “Shoplifters” sukses membuat penontonnya untuk merangkai cerita dari masing-masing anggota keluarga menjadi rangkaian misteri yang sebetulnya sangat tidak enak untuk dialami. Yah, namanya hidup. Tentu begitu pahit jika kita menyadari fakta-fakta di sekitar kita yang tidak kita ketahui. Disini, “Shoplifters” begitu menonjol dengan ini.
Film yang dirilis di Cannes Film Festival ini merupakan film ketujuh Koreeda, sekaligus yang paling prestatif. Dari keempat film pendahulunya, hanya film ini yang berhasil menjadi pemenang Palme D’Or dari Jepang semenjak film “The Eel” di tahun 2001 silam. Baiknya lagi, film ini terpilih sebagai official entry Academy Awards untuk Best Foreign Language Film dari Jepang, dan baru-baru ini masuk ke dalam nominasi Best Foreign Film versi Golden Globe.
Bicara penampilan akting para pemainnya, seperti film-film Koreeda pendahulu, selalu dengan chemistry yang tepat. Apalagi dengan terlibatnya kembali Kirin Kiki, aktor legenda yang tutup usia belum lama ini. Penampilan Kiki di film ini merupakan kolaborasi terakhir dirinya dengan Koreeda setelah membintangi 5 film lainnya. Yang paling berkesan buat saya adalah ketika Ia berperan sebagai Ibu dalam “Still Walking.” Her performance at that movies still be my favourite! Kalau di film, yang ditampilkan Kiki memang sudah terlihat semakin terbatas. Namun dari keterbatasannya itu, yang paling menarik disini adalah karakter Hatsuo berhasil menipu saya sekali lagi. Rasanya itu seperti kena lemparan bola yang begitu keras di pipi. Salute!
Chemistry ensemble cast film ini memang menjadi kunci keberhasilannya. Tidak hanya Kirin Kiki saja, penampilan Sakura Andô dan Lily Franky juga terbilang menawan. Saya suka keduanya yang memperlihatkan kepada penonton bagaimana sosok baik dan bajingan mereka. Terutama Andô, yang masih memperlihatkan sifat kemanusiaannya, apalagi saat di sebuah adegan ketika Ia memeluk Yuri dan berpesan jika Ia harus melupakan identitasnya dan melewati hari yang baru. So touching! Kalau Franky saya menyukai bagaimana Ia berhasil membuat penonton jengkel. Saya melihat karakter Franky sudah terlena untuk menjadi seorang brengsek. Ia sudah terlalu menikmati cara yang Ia rutin lakukan guna terbebas dari sulitnya persaingan.
Satu lagi yang jadi honorable mention saya disini adalah penampilan Miyu Sasaki sebagai Yuri. Karakter Yuri diperankan terasa begitu natural, dan terbilang berani. Apalagi saat Yuri berani kehilangan rambut panjangnya di film ini. Menyaksikan “Shoplifters” penonton bisa melihat bagaimana Yuri yang tersakiti bisa kembali bertransformasi menjadi gadis periang sediakala. Mengutip ucapan Hatsue, kadang tidak harus di keluarga sendiri kamu bisa menemukan kehangatan keluarga. Menganalisa perkataan Hatsue, tentu benar saja. Kehangatan bisa diberikan oleh siapa saja, selama kita bisa memaknai ketulusan akan kehangatan tersebut.
Menyaksikan “Shoplifters” kembali membuka mata saya lebar-lebar. Film ini kembali mengingatkan saya dengan pelajaran hidup: ‘Tidak semua yang kamu lihat baik itu terlihat baik.’ Yup, begitupun ketika kita sedang menemui jalur ‘keterpaksaan’ dalam bertindak, apalagi saat disandingkan dengan urusan hidup dan mati. Kadang, irrasionalitas mulai beraksi untuk urusan seperti ini.
“Shoplifters” sungguh mengena! Amazing! Film ini benar-benar berani memperlihatkan apa yang sulit disaksikan untuk dirasakan bersama. Emosi yang disampaikan begitu terasa dan kembali menguji kemanusiawian kita. Dibanding film-film Koreeda yang pernah saya tonton, “Shoplifters” memang yang paling berbeda. Disini Koreeda mulai berani keluar jalur seperti biasanya, dengan cerita dari keluarga yang tidak sedarah. Melihat segala prestasi dan apa yang ditawarkan film ini, tentu saya sangat amat tidak heran. “Shoplifters” begitu mudah mengambil hati saya. Ini merupakan film terbaik yang pernah saya tonton sepanjang tahun ini. This should be the next Criterion approved titles. Well done!