Jangan berekspektasi cukup tinggi dengan sebuah suguhan action ataupun kisah makhluk-makhluk buas ketika mendengar judul filmnya. Bila anda sudah menyaksikan trailer-nya, “A Werewolf Boy” ini sebenarnya adalah sebuah kisah romantis, namun terlarang menurut saya, yang cukup menarik untuk disaksikan.
Film ini memiliki awalan yang cukup serupa seperti “Cinema Paradiso”, dimana penonton akan masuk ke dalam ceritanya ketika seorang nenek tua bernama Soon Yi, yang diperankan oleh Lee Young Lan, mengunjungi kampung halamannya karena adanya sebuah telepon. Kepulangan Soon Yi ke Korea, Ia bertemu dengan cucunya Eun Joo, yang diperankan oleh Park Bo Yeong, yang sedang belajar di Korea. Maklum, Soon Yi dan keluarganya sudah lama tinggal di Amerika, walaupun tidak terlalu banyak diceritakan dalam kisahnya.
Kepulangan ini membawa mereka berdua ke sebuah rumah yang cukup terasing. Cottage tua itu masih tampak gagah, ditemani sebuah gubuk yang merupakan bekas kandang. Soon Yi tua tidak akan menjadi storyteller seperti yang diperlihatkan Rose tua dalam “Titanic.” Tetapi, kita akan masuk ke dalam kisahnya yang berawal sejak 47 tahun yang lalu.
47 tahun yang lalu, Soon Yi beserta Ibu dan adik perempuannya pindah ke cottage tua tersebut. Rekan Ayah mereka meminjamkan sebuah rumah untuk ditinggali. Kepindahan mereka disana juga tentu beralasan. Soon Yi muda, yang juga diperankan oleh Park Bo Yeong, ternyata mengalami sakit paru-paru yang membuatnya harus mendapatkan udara yang segar.
Ternyata, kepindahan mereka di desa yang cukup terpencil ini membuat mereka untuk bertemu dengan sosok manusia aneh. Sosok ini tampak seperti anak muda yang seumuran dengan Soon Yi, namun berperilaku layaknya hewan. Awalnya, keanehan ini telah dilaporkan Ibu Soon Yi, yang diperankan oleh Jang Young Nam, kepada pihak yang berwajib. Namun, karena administrasi yang cukup berbelit dan dianggap sebagai salah satu anak dari 60.000 anak korban perang, membuatnya memutuskan untuk merawat anak ini.
Anak ini kemudian diberi nama Chul Soo, sebuah nama yang ingin diberikan Ibu Soon Yi bila Ia memiliki anak laki-laki. Chul Soo, yang diperankan oleh Song Joong Ki, awalnya memperlihatkan sebuah perilaku yang kurang menyenangkan. Ia hanya diam, dan makan layaknya hewan. Suatu ketika, Soon Yi yang sebetulnya sedang cukup depresi memutuskan untuk melatih Chul Soo, berkat buku ensiklopedi cara merawat anjing yang Ia miliki.
Lambat laun, perilaku Chul Soo yang tidak teratur, mulai dapat dikendalikan oleh Soon Yi. Chul Soo juga sangat memproteksi Soon Yi. Terdapat kisah-kisah lucu ketika anak manusia dan manusia serigala ini menjalin ikatan mereka. Keduanya mulai dekat, walaupun tidak memperlihatkan kesan cinta-cintaan seperti di film-film layaknya. Soon Yi mengajari Chul Soo berbagai macam hal yang dilakukan manusia. Mulai dari menyikat gigi, menulis, melipat selimut, hingga cara makan yang baik. Yang menarik, layaknya seekor anjing, Chul Soo sangat senang mendapat usapan-usapan tangan Soon Yi di kepalanya. Tidak hanya itu, kemana Soon Yi pergi, Chul Soo dengan senang mengikutinya.
Singkat cerita, seorang pemuda kaya bernama Ji Tae, yang diperankan oleh Yeon Seok Yoo, berniat untuk menghabisi Chul Soo. Ji Tae, yang merupakan anak pemilik rumah Soon Yi, merasa lewat kekayaannya Ia mampu mendapatkan Soon Yi. Sebaliknya, Soon Yi tidak memiliki rasa cinta ataupun hutang budi sedikitpun untuk membalas kebaikan ayah Ji Tae lewat mencintai anaknya.
Konflik-konflik dalam film ini mulai timbul ketika Ji Tae yang mulai menyudutkan sosok Chul Soo yang sebetulnya cukup misterius. Ketika rahasia tersebut akhirnya terbongkar, terapat usaha untuk memisahkan Chul Soo dengan Soon Yi. Usaha tersebut kemudian dikemas menjadi sebuah tontonan yang sangat menarik oleh Jo Sung Hee, sutradara dan penulis naskah film ini.
Jo Sung Hee menyajikan sebuah kisah fantasi romantis yang cukup menghibur penonton selama 120 menit. Sung Hee mampu mengemas film ini dengan cukup baik dan cukup aman. Seperti biasanya, film-film Korea Selatan selalu menonjolkan pesona alamnya yang indah serta sentuhan nada-nada romantisnya. Film ini juga tidak akan membuat penonton bosan dengan kisah percintaannya yang terus menerus, sebab akan terdapat beberapa unsur action yang mewarnai film ini. Bumbu klasik gaya Korea tetap dipertahankan, dan menjadikan film ini menyenangkan, menyedihkan, serta menghibur, tetapi kurang menginspirasi.
Sosok manusia serigala atau Chul Soo yang diperankan Song Joong Ki, patut diberi pujian. Kesan charming dan cute yang sering disematkan padanya, berhasil dilepasnya dalam film ini. Kita tidak akan melihat sosoknya seperti dalam “A Frozen Flower” ataupun “Penny Pinchers”, Joong Ki juga tidak akan terlihat seperti aslinya yang sempat kita kenal dalam variety show Running Man. Karakter Chul Soo yang hanya memainkan mimik serta gerak-geriknya, tanpa adanya ucapan, menjadi kekuatan tersendiri. Lewat film ini pula, kita dapat menganggap bahwa Song Joong Ki ternyata juga memiliki kualitas akting tersendiri.
Lain halnya dengan Park Bo Young yang tampil lewat peran ganda di dalam film ini. Saya menilai aktingnya cukup baik dan hanya sebatas aman. Sisanya, seperti adik Soon Yi, Sun Ja, yang diperankan oleh Kim Hyang Gi, juga sama. Kita tidak akan melihat kualitas yang pernah ditampilkan Hyang Gi dalam film “Wedding Dress” yang akan membuat penonton tersedu-sedu.
Secara keseluruhan, pesan yang sebetulnya ingin diangkat film ini kurang mengena. Inti dari kisahnya tentang kesetiaan cinta manusia serigala pada seorang gadis memang bukanlah sebuah hal yang tidak menarik. Mungkin karena eksekusi film ini yang terbilang aman, membuat film ini kurang menyentuh seperti yang diperlihatkan “Wedding Dress” ataupun “Ahjeossi.”
Serigala ternyata adalah satu dari sekian hewan yang cukup setia. Ia hanya akan setia pada seekor betina sepanjang hidupnya, dan ini akan tercermin dari sosok Chul Soo. Tetapi kembali lagi, ini hanyalah sekedar sebuah fantasi semata. Manusia serigala dalam film ini memang tidak sebegitu menyeramkan yang kita pernah saksikan di “The Wolfman” atapun “An American Werewolf in London”; Ataupun jago berbicara dan hidup layak manusia yang ditampilkan dalam “Twilight.” Sebaliknya, film ini menghadirkan sosok karakter manusia serigala yang awalnya misterius, namun setia untuk menunggu dan terus berusaha agar dapat seperti manusia.
