Kalau masih ingat, jaman dulu ada sebuah acara televisi bernama “Katakan Cinta,” yang sempat booming dengan andalan seorang pria yang kemudian mengungkap perasaan pada pujaan hatinya. Ya, unsur nekat dan berani kadang diperlukan demi meluruskan rencana. Eits! Tapi ini tentu tidak semudah yang Anda pikirkan. Ada segelintir orang yang mungkin ‘tidak mampu’ dan terus menyimpan perasaan mereka. Disini, “To All the Boys I’ve Loved Before” akan menghadirkan sebuah romcom yang cukup segar dari kehidupan cinta Lara Jean.
Lara Jean, yang diperankan oleh Lana Condor, gemar membaca novel romance. Sampai-sampai, Ia selalu berfantasi dan berimajinasi dengan lelaki pujaannya, Josh Sanderson. Masalahnya, Josh, yang diperankan oleh Israel Broussard, merupakan the guy next door yang sekaligus pacar dari kakak Lara, Margot. Padahal, Lara lebih dulu bersahabat dengan Josh. Malangnya, Ia kadang menjadi ‘nyamuk’ di saat mereka berpacaran. Akhirnya, Josh hanya menjadi subjek Lara di surat kelimanya.
Lara yang senang bermain dengan pemikirannya ini memang punya kebiasaan unik. Ia senang untuk mengutarakan perasaan dan keinginannya pada laki-laki yang Ia sukai, dengan menuliskan sebuah surat untuk mereka. Walaupun tidak pernah dikirim, dengan membaca ulang saja sudah membuatnya cukup puas. Masalah kemudian pun muncul. Ia tidak menyangka jikalau kelima surat yang pernah Ia tulis tiba-tiba menghilang. Parahnya, beberapa dari mereka mulai menghampiri Lara sambil membawa surat yang Ia cari. Oops!
Bila membandingkan dengan beberapa young adult movies dalam beberapa tahun terakhir, ini mungkin termasuk yang terbaik. Kadang saya tidak mudah untuk terjerumus dengan kesan adaptasi best-seller yang sering digadang-gadang para publicist. Disini, “To All the Boys I’ve Loved Before” membuktikan jikalau dengan cast mereka yang sebetulnya tidak ada yang terlalu terkenal sekali bisa tetap menampilkan film yang cukup memorable dan cukup hidup.
Cerita film ini diangkat dari serial novel New York Times Best-seller karangan Jenny Han di tahun 2014. Di versi filmnya, Sofia Alvarez bertugas mengadaptasi ceritanya, sedangkan Susan Johnson bertugas dalam penyutradaraannya. Walau hanya sebatas original film Netflix, “To All the Boys I’ve Loved Before” berhasil memainkan emosi saya, untuk terus terperangkap dalam momen-momen nostaljik yang kerap dihadirkan.
Durasi film ini memang terbilang singkat, 99 menit. Tapi saya cukup yakin, dengan cerita yang ditawarkan tidak akan membuat anda bosan. Terutama kepada para penikmat romcom young adult. Saya suka ceritanya yang sebetulnya sederhana, namun berhasil dihidupkan dengan apik lewat penyajian yang matang, akting yang lumayan oke, sekaligus bagaimana cara film ini membuat mood meter anda akan tetap excited.
Bagian yang saya sukai di film ini adalah ketika Lara Jean mulai menunjukkan perasaannya pada karakter unexpected love interest di film ini, Peter Kavinsky, yang diperankan oleh Noah Centineo. Begitupun dengan transformasi Lara sebagai unpopular girl yang tiba-tiba jadi berubah semenjak berpura-pura berpacaran dengan Peter. Yah, drama persaingan yang terbilang ‘receh’ kadang berhasil cukup bekerja dengan baik. Misalnya, seperti couple things yang dimaksud Lara disini. Saya tidak mau membuka ceritanya semakin melebar, Anda pasti akan paham maksud saya ketika menyaksikan film ini.
Secara keseluruhan, saya cukup merekomendasikan film ini. “To All the Boys I’ve Loved Before” ini berhasil tampil menawan dan membuktikan walaupun dengan formula yang sederhana, tapi disertai eksekusi yang tepat, film ini berhasil menjadi sebuah standout. Yang pasti, saya menunggu kelanjutan kisah film ini, seperti pada seri novelnya, “P.S. I Still Love You.” It’s lovely!