Kids jaman now, sebutan yang sedang trending bagi para millenials, memang tidak pernah lepas dengan eksistensi. Terutama di social media. Mulai dari update status, tweet, buat instastory, sampai membuat live streaming. Keragaman ini membentuk sebuah perilaku baru: menjadi eksis, rajin stalking teman mereka, sampai tidak mau kalah update. “Ingris Goes West” mencoba memotret hal tersebut dalam diri seorang Ingrid Thorburn.
Ingrid Thorburn, yang diperankan oleh Aubrey Plaza, baru saja membuat ulah. Tidak terima melihat temannya Charlotte menikah, Ia menyemprotkan cairan merica ke wajahnya karena kesal tidak diundang. Alhasil, Ia harus menghabiskan waktunya di pusat rehabilitasi. Sebebas dari sana, Ia memulai kehidupannya lagi seorang diri.
Suatu ketika, Ia membaca sebuah artikel yang menampilkan sosok Taylor Sloane sebagai the newest girl crush. Dalam artikel tersebut, Taylor, yang diperankan oleh Elizabeth Olsen, menyebut kalau Ia senang berteman dengan siapa saja. Ingrid pun yang membacanya tertegun dan mulai mengikuti feed milik Taylor. Buatnya, kehidupan Taylor di LA seperti sempurna. Ingrid yang baru saja mendapat warisan dari mendiang Ibunya, memutuskan untuk menyusul ke LA demi berteman dengan obsesi barunya.
Film yang digarap oleh Matt Spice ini tampil dengan fresh, ringan dan menghibur. Menulis ceritanya bersama David Branson Smith, cerita film ini difokuskan pada sosok Ingrid yang obsesif, tak berpendirian, dan sebetulnya juga kesepian. Berniat untuk memulai pertemanannya dengan Taylor, cara Ingrid termasuk luar biasa. Uang sudah tidak menjadi hal yang penting. Ia rela menghamburkannya hanya demi membangun pertemanan dengan seorang stranger yang dikaguminya dalam instagram. So weird!
Menariknya, film ini tidak menawarkan sebuah plot yang manis-manis saja. Penonton harus siap menelusuri lubang-lubang yang digali semakin besar oleh Ingrid. Cerita akan menjadi semakin runyam seiring dengan karakter utamanya yang punya pendirian keras, sedikit cerdik, tetapi tidak berpikir jangka panjang.
Penampilan Aubrey Plaza dalam film ini cukup menyihir saya. Plaza berhasil menampilkan awkwardness dari karakter Ingrid, yang hanya terfokus pada pujaannya ditambah kesan pertemanan perempuan yang posesif. Di sisi lain, Olsen memerankan sosok Taylor yang kental dengan pencitraan, dewasa, tetapi juga munafik, sebagai pelengkap yang tepat. Belum ditambah kehadiran O’Shea Jackson Jr. sebagai love interest sekaligus landlord Ingrid, dan juga Billy Magnussen sebagai antagonis yang pintar, kekanakan, namun mudah memikat. Ya, semuanya berkat garapan perwatakan tokoh-tokohnya yang terbilang cukup matang.
Salah satu unsur yang saya sukai dari film ini adalah pencahayaannya, terutama pada adegan-adegan di tempat gelap ataupun pada malam hari. Salah satunya adalah saat adegan ranjang Ingrid dengan Dan, ataupun ketika Ingrid yang sedang berbincang dengan Ezra di pinggir kolam renang. Sorotan cahaya tunggal yang mendominasi warna dalam adegan begitu mengagumkan.
Film yang berdurasi 98 menit ini sebetulnya bisa jadi sebuah peringatan. Peringatan jika anda yang eksis dalam social media punya potensi untuk bertemu seseorang yang seperti Ingrid. Perkembangan jaman dan teknologi yang semakin canggih, ternyata juga mengubah bagaimana kita berinteraksi. Be popular or just a follower, ataupun juga sekedar eksis terbatas di kalangan anda saja. Semuanya terserah Anda. Yang pasti, jangan sampai terlena dengan social media. Mengingat begitu mudahnya orang untuk mengetahui aktivitas maupun favorit Anda, hanya dengan melihat posting-posting Anda.