Menghabiskan sepanjang hidupnya untuk meneliti, Jane Goodall merupakan salah satu tokoh lingkungan hidup yang dihormati. “Jane,” sebuah dokumentasi akan perjalanan awalnya kembali disusun setelah sekian lama dinyatakan hilang. Dalam tontonan 90 menit, penonton akan menyaksikan sebuah kehidupan perjalanan Jane Goodall.
Dalam usianya yang sangat muda, yaitu masih 26 tahun, Ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupannya di Inggris. Dengan berbekal gaji dan tabungannya, Ia berangkat seorang diri menuju Afrika, tanah rimba. Ia tidak memiliki pendidikan khusus. Semua hanya berawal kenekatan dan passion yang dimilikinya sejak dini. Goodall muda punya ketertarikan yang sangat besar untuk mempelajari dan melestarikan fauna.
Di tahun 1960, Ia berhasil tiba di Gombe, salah satu taman nasional di Tanzania. Awal perjalanannya begitu menarik. Ia tidak punya “senjata,” cuma berbekal beberapa teropong untuk mengamati kawanan simpanse dari jarak jauh. Sampai akhirnya suatu ketika, Ia berhasil menembus dinding dan bersahabat dengan para simpanse. Juga sampai berhasil menemukan fakta menarik yang selama ini tidak pernah tercatat dalam sejarah.
Film ini tidak hanya akan mengurai awal suka duka Goodall disana. Tetapi kehidupan personalnya juga jadi hal yang diangkat Brett Morgen, sutradara film ini. Morgen mengangkat kisah kedekatannya dengan fotografer National Geographic kelahiran Surabaya, Hugo van Lawick, yang akhirnya menjadi suaminya. Juga menceritakan perannya sebagai seorang Ibu bagi anak pria semata wayangnya.
Brett Morgen menyajikan sebuah dokumenter yang mendebarkan. Terutama dengan background score dari Philip Glass yang kental dengan dominasi nada pengulangan yang memberikan kesan ketegangan buat penonton. Kemasannya menjadi anda terus terkesima dengan keindahan alam, interaksi satwa, dan usaha Goodall mencermati perilaku yang tidak pernah kita duga.
“Jane” was absolutely amazing! Morgen berhasil menyadur 100 jam lebih rekaman van Lawick, menjadi sebuah tontonan yang luar biasa. Rangkaian panorama keindahan alam Tanzania, juga dengan kualitas penyajian yang luar biasa, penonton mungkin tidak akan mengira jika ini semua merupakan hasil dari beberapa puluh tahun lalu. Yang menarik, Anda akan menyaksikan perubahan Goodall muda hingga di usia senjanya kini.
“Jane” terlalu mudah untuk menjadi dokumenter favorit saya di tahun ini. Penyajiannya yang terstruktur ditambah wawancara serta narasi dari catatan-catatan, juga materi video yang berkelas serasa membuat Anda telah membaca autobiografi singkat Goodall tanpa perlu berimajinasi. Yang terakhir, film ini tidak hanya tentang penelitian, ataupun sebatas tribut. Tapi ini tentang dedikasi, deteminasi, dan perjalanan yang menginspirasi dari seorang Jane Goodall.
Thanks to National Geographic for providing the screener. Jane already in limited released in USA since October 20, 2017, and will be released in Netherlands on December 28, 2017.
