Memang masih terlalu dini, tapi “Tampopo” merupakan film Jepang ter-quirky yang pernah saya tonton. Film bertema makanan, selalu jadi tema yang sangat menarik dan menggoda. Mulai dari “Babette’s Feast” yang menginspirasi, “Sweet Bean” yang dramatis, hingga “Chocolat” yang penuh magis.
Cerita berawal dari dua pria, Goro dan Gun, dua pria pengemudi truk yang diperankan Tsutomu Yamazaki dan Ken Watanabe. Gun sedang membacakan sebuah cerita pada Goro tentang bagaimana seorang pria belajar untuk menikmati semangkuk ramen. Ternyata, ini malah membuat mereka kepingin, ditambah dengan cuaca hujan deras kala itu. Sebuah toko ramen mereka kunjungi, dan terjadilah sebuah pertengkaran yang hebat.
Gara-gara perkelahian tersebut, membawa mereka berdua berkenalan dengan Tampopo. Tampopo, yang diperankan oleh Nobuko Miyamoto, adalah pemilik toko tersebut. Ia hanya hidup bersama putra tunggalnya. Tampopo meminta pendapat mereka akan sajian ramennya. Ternyata, menurut keduanya, ramen buatan Tampopo tidak enak dan tidak tepat penyajiannya. Tampopo yang berpikir akan masa depan anaknya, memutuskan untuk meminta arahan dari Goro dalam membangun toko ramennya. Goro kemudian berniat untuk membantunya, dengan mengajarkan berbagai hal dasar sebagai penjual ramen.
Juzo Itami, sutradara sekaligus penulis film ini, menghadirkan orisinalitas yang benar-benar tak terduga. Film ini dibuka dengan adegan pria berjas putih dan rekan wanitanya, dimana keduanya membuka film ini pada penonton. Padahal, mereka juga bagian dari film ini dan merupakan cerita selingan di film ini. Bila dilihat kembali, kisah Tampopo mungkin hanya berisi setengah dari durasi filmnya. Anda akan menyaksikan banyak sketsa-sketsa yang diselipkan, berisi dengan gaya komedi satir Itami. Juga, ditambah cerita sensual si pria berjas putih, termasuk kematiannya.
Kalau membahas kisah Tampopo, kisahnya yang terkesan tidak berat, membuat penonton akan mudah masuk ke ceritanya. Sederhana dan memikat. Saya terpukau dengan cara Goro mengajarkan hal-hal yang perlu dimiliki seorang pemilik toko ramen. Mulai dari memiliki resep yang tepat untuk kaldu ramen, cara melayani dan menghafal pesanan customer, hingga untuk bergerak gesit dan tidak membuang waktu saat bekerja. Kadang saya merasa ada porsi romance Goro dan Tampopo secara implisit, tetapi ternyata ini tidak ada. Porsi romance sudah diambil si pria berjas putih yang seakan bisa memancing orgasme lewat makanan.
Ups, yah, pria berjas putih yang saya maksud, yang diperankan oleh Kôji Yakusho, memang menyajikan beberapa memorable scene. Salah satunya adalah ketika adegannya dengan kekasihnya yang bercinta dengan beragam makanan. Dari krim, perasan lemon, sampai udang hidup yang ditutupi mangkuk bening. Belum termasuk dengan adegan ciuman sambil meng-oper-oper kuning telur hingga adegan menyantap oyster dengan bibir terluka yang berujung dengan ciuman mengundang nafsu. Two thumbs up sekali lagi untuk Itami.