Menjadi featured films Dreamworks Animation yang ketiga di tahun 2016, “Trolls” diusung melalui aksi para makhluk imut yang hanya punya tujuan untuk selalu bahagia dan berwarna. Film ini dibawah araha Walt Dohrn dan Mike Mitchell, dua animator franchise “Shrek” yang sempat membawa penonton ke dunia Far Far Away.
Masuk ke ceritanya, penonton akan mengenal dunia Trolls, makhluk kecil yang punya rambut halus berwarna cerah yang sangat panjang seperti layaknya sapu ijuk yang digenggam. Dari narasi pembuka, mereka hidup hanya berdasarkan azas kebahagiaan. Bagi mereka, hidup itu hanya perlu diisi dengan menyanyi, menari, dan berpelukan. Itu semua berkat King Peppy, disuarakan oleh Jeffrey Tambor, yang berhasil membawa seluruh Trolls kabur dari dunia para Bergens.
Seperti film lainnya, jika ada sebuah kondisi dunia the good side, maka pasti akan ada the bad side. Itulah yang tergambar dalam dunia Bergens. Bergens diisi oleh makhluk gendut yang semuanya tidak punya ekspresi menyenangkan. Mereka tidak mengerti dan paham akan makna kebahagiaan. Oleh karena itu, penguasa dunia Bergen, King Gristle Sr., yang disuarakan oleh John Cleese, menjelaskan kalau mereka perlu untuk menyantap sebuah Trolls demi merasakan sebuah kebahagiaan. Tradisi inilah yang membuat nyawa para Trolls terancam dan kabur untuk hidup bahagia.
Film ini diawali dengan sebuah narasi dan cerita yang dituturkan oleh Princess Poppy, sosok utama kita yang disuarakan oleh Anna Kendrick. Sebagai penerus tahta, Poppy sangat gemar untuk berkegiatan bersama Trolls lainnya, dan juga Ia punya keahlian untuk membuat kliping. Baru sebentar saja film ini dimulai, saya sudah tertawa dengan segala kejenakaan yang dihadirkan dari sosok Trolls yang super imut dan menggemaskan.
Cerita film ini sebetulnya diadaptasi dari sebuah jenis boneka Troll buatan Thomas Dam. Mungkin kalau anda cukup aware dengan salah satu mainan Andy dalam franchise “Toy’s Story,” sebuah boneka kecil dengan rambut pinky, itulah yang dimaksud. Pihak Dreamworks Animations sendiri telah membeli lisensi mainan ini sejak 2013. Ini berarti pertanda kalau “Trolls” hanyalah sebuah pembuka saja. Masih akan ada banyak kelanjutan dari film ini.
Kembali ke ceritanya, naskah film ini digarap oleh Jonathan Aibel, Glenn Berger dan Erica Rivinoja. Ketiganya cukup berhasil mengemas penggambaran karakter yang sederhana dan cukup kontras pada kedua karakter utamanya. Belum lagi pada bagian favorit saya, ketika para Trolls mengadakan pesta perayaan 20 tahun kebebasan mereka. Pesta yang begitu mewah, diisi dengan tarian dan letusan glitter dimana-mana, benar-benar menghidupkan emosi penonton untuk bersemangat di awal ceritanya.
Apalagi yang membuatnya menarik, film ini dihadirkan dalam bentuk musikal, dengan memadukan lagu-lagu lama dan baru di dalam ceritanya. Salah satu yang saya ingat adalah “September”-nya Earth, Wind and Fire dan original song film ini “Can’t Stop the Feeling.” Musik film ini diproduseri Justin Timberlake dan score-nya digarap Christophe Beck, dan keduanya cukup berhasil menghidupkan elemen ini dan merupakan salah satu yang paling berkesan dari film ini. At least, sebuah spot nominasi untuk original song sepatutnya sudah dikunci oleh film ini.
Voice actor ensemble film ini juga lumayan menarik. Mengusung Anna Kendrick dan Justin Timberlake sebagai main role, dan punya Zooey Deschanel, Gwen Stefani, Russell Brand, hingga Christine Baranski yang cukup mengingatkan pada musikal “Mamma Mia.” Kendrick sudah dikenal sebagai a talented actress and singer, lewat beberapa penampilan musikalisasinya dalam franchise “Pitch Perfect” hingga “The Last Five Years.” Saya lumayan menyukai salah satu original song yang dinyanyikannya berjudul “Move Your Feet.”
So far, “Trolls” mungkin animasi 2016 yang paling membuat saya berkesan sejauh ini. Tidak perlu waktu lama untuk masuk dan menikmati ceritanya yang menonjolkan karakter imut berwarna-warni yang menggemaskan saya, hingga membuat penonton untuk ikut bernyanyi dengan nada-nada lagunya yang begitu bersemangat, seperti mengutip ucapan Princess Poppy untuk seluruh Trolls, “Everbody, shake your hair and feel united!”
