Sekuel dari film “Diary of a Wimpy Kid” yang dirilis setahun sebelumnya, menawarkan sebuah suguhan cerita yang berusaha lebih menarik dari sebelumnya. Yang mengejutkan, saat film ini baru di rilis, dengan hebatnya langsung menguasai tangga box office waktu itu. Dengan demikian, film keluarga dapat dipastikan masih memiliki banyak peminatnya, sebab film ini telah membuktikannya.
Sama seperti film sebelumnya, Greg, diperankan oleh Zachary Gordon, dan tetap menjadi karakter utama. Hanya saja, Rodrick, yang diperankan Devon Bostick, lebih mulai mendapat peran yang cukup banyak bermain di dalam film ini. Film ini lebih mengisahkan antara hubungan Greg dan Rodrick yang tidak pernah akur, namun ribet, seperti yang diungkapkan Greg.
Memulai cerita dengan tahun ajaran baru, sama seperti film pendahulunya, namun dengan kesan yang lebih berbeda. Ada anak baru, Holly Hills, yang cukup terkenal dan berprestasi, serta menjadi idaman beberapa anak laki-laki, termasuk Greg. Dengan setting yang sama, dengan adanya penambahan tempat-tempat baru, film ini tetap mampu memberikan sebuah sentuhan komedi keluarga yang tentu lebih menarik dari sebelumnya.
Film ini menceritakan Rodrick, serta band-nya, loded diper, yang lebih mendalam, karena dikisahkan dengan adanya kedatangan Bill. Walaupun demikian peran Rowley sebagai sahabat baik Greg tidak dihilangkan. Ia tetap memiliki andil yang cukup besar dalam film ini, dan tetap menjadi dirinya sendiri.
Cerita menjadi semakin seru ketika orang tua Greg beserta Manny berlibur, dan memberi hukuman pada Greg dan Rodrick untuk menjaga rumah serta bisa akur. Ibu Greg yang sekarang sudah menjadi kolumnis, terus mencari cara dan melakukan upaya-upaya agar bisa membuktikan berbagai macam saran yang diberikannya di koran. Nah, percobaannya langsung dilakukan ke dalam keluarganya, dan targetnya adalah Greg dan Rodrick. Tidak mengikuti acara liburan beserta orang tuanya dan Manny, hidup Greg menjadi semakin terancam. Rodrick telah menguasai rumah, dan semuanya ada di bawah aturannya. Rodrick mengundang teman-temannya dan membuat pesta, dan masalah pun datang.
Acara mencari bakat menjadi titik klimaks dalam film ini. Dimana sebagian besar tokoh-tokoh dalam film ini berusaha untuk menampilkan sesuatu yang berbeda dan memamerkan bakat mereka. Dari Rodrick dan Loded Diper yang ingin memulai debut mereka, Rowley yang ingin menjadi pesulap terhebat, hingga Patty yang terobsesi menjadi seorang penyanyi. Semuanya itu membuat kisah ini mengalir dengan penuh tawa dan menghibur.
Film ini diberikan sentuhan yang baru, dibawah kendali sutradara yang berbeda, David Bower, yang juga membuat film animasi “Astro Boy” dan “Flushed Away”, memberikan warna baru yang lebih menarik dalam film ini. Film yang menawarkan banyak aksi lebih jenaka dan jahil, tidak hanya dari karakter Rodrick. Sehingga film ini tetap patut diperhitungkan dalam genre komedi keluarga. Pencampuran sedikit unsur kartun menambah warna dalam film ini, tanpa mengubah maksud dari cerita. Saya terkejut dengan adegan film horror “The Foot” yang ternyata hanyalah sebuah buatan, yang seakan-akan diambil dari film jadul dan ide unik ini sangat menarik. Walaupun hanya berdurasi beberapa menit dan merupakan selingan, namun David Bower mampu menyulap penonton untuk menganggapnya sebagai sebuah cuplikan dari sebuah film horror 70-an.
Film ini diakhiri dengan baik, dan cukup berkesan bagi saya. Kata Greg, “You know, I guess having a big brother is not all that bad. Maybe we don’t always get along , but I know that he’s gonna be there for me.” Pernyataan tersebut adalah kesimpulan yang cukup bijak dari Greg terhadap Rodrick. Selain memberikan pelajaran yang sederhana, namun bermakna.
Obsesi, rahasia dalam keluarga, sampai hubungan kakak adik yang dikemas menjadi sebuah paket yang lebih menarik dari sebelumnya pada film ini, sehingga patut untuk tidak dilewatkan dan dinikmati bersama keluarga.