Pernah jengkel sama atasan? “My Stupid Boss” mengangkat dinamika atasan-bawahan yang diangkat dari sebuah kisah nyata. Dari judul, sudah pasti, ini merupakan sebuah komedi. Bila Hollywood punya Jennifer Lawrence yang selalu dipasangkan dengan Bradley Cooper, maka Indonesia juga punya Bunga Citra Lestari dan Reza Rahadian.
Film ini dimulai dengan sosok Diana, diperankan oleh Bunga Citra Lestari, seorang istri dari seorang konsultan minyak yang lagi bertugas di Malaysia. Suaminya, Dika, diperankan oleh Alex Abbad, cukup kerja dari rumah. Suatu ketika, untuk mencari kesibukan, Diana mencoba untuk melamar di sebuah perusahaan yang kebetulan dimiliki oleh sahabat Dika yang bernama Bossman, yang diperankan oleh Reza Rahadian.
Baru memulai hari melamar, Diana sudah diberi beberapa kode dari 2 kandidat sebelumnya yang punya interview ricuh. Ketika saatnya Ia di interview, Bossman sudah memperlihatkan kejengkelan. Ia pun kemudian bekerja disana sebagai kepala administrasi, yang dalam Bahasa Malay-nya disebut kerani. Buat Bossman, Kerani juga adalah sebuah guyonan baginya, “Kera…ni…”
Sebetulnya saat mulai menyaksikan film ini, ada pertanyaan yang terbenam dalam pikiran saya: Apakah ini film asli produksi Indonesia? Jawabannya ternyata: Ya! Hasil sedikit surfing-surfing di Om Google dan IMDB. Bicara ceritanya, tentu sangat ringan. Kesan komedi yang dihadirkan Upi berhasil sekali, dengan tidak mengunggulkan kejenakaan melalui hal-hal yang jorok ataupun semi-porno.
This is the funniest Indonesia movie I’ve ever seen! Mungkin terlalu dini, tapi tak apa. Menyaksikan “My Stupid Boss” berhasil membuat saya cukup jengkel dengan kelakuan si Boss yang memang super duper tidak tertahankan plus sampai tidak bisa tertawa saking terlalu lucunya.
Fokus pada karakter menjadi formula utama film ini. Dengan menghadirkan suasana Malaysia yang multi kultur belum termasuk para imigran gelap mereka, menghadirkan sebuah kombinasi yang menarik. Alhasil, banyak adegan-adegan yang kocak hasil miskomunikasi antar karakternya.
Bicara dari penampilan filmnya, saya sangat memuji kepiawaian Reza Rahadian. Sosok karakter yang diperankan Bunga Citra Lestari memang akan memainkan alur cerita dan emosi penonton, namun Reza Rahadian memegang peranan alur kekocakan film ini, yang merupakan nyawa komedi film ini.
Baiknya, Reza berhasil. He was a true artist! Rahadian akhirnya benar-benar membuktikan kalau Ia tidak hanya hebat untuk film drama, biografi, ataupun film kolosal. Ia juga bisa disulap menjadi pelawak yang super lucu disini. Saya sangat menggemari karakter Bossman yang senang berbahasa Indonesia dicampur bahasa Jawa ketika Ia menjelaskan banyak hal pada bawahan-bawahannya. Walaupun masih terlalu dini, Reza Rahadian seakan sudah menyimpan spot untuk nominasi Aktor Terbaik di Piala Citra berikutnya.
Salah satu comeback yang juga menarik adalah penampilan Alex Abbad, VJ MTV Indonesia generasi pertama yang sudah jarang kelihatan. Karakter Dika cukup memberikan kesan tersendiri dari bagaimana Ia memposisikan dirinya sebagai penengah, motivator sekaligus suami dan sahabat. Belum ketika Dika yang sering bilang, “Dia memang begitu…”
Walaupun tidak banyak set yang ditampilkan, Upi berhasil untuk tidak memberikan kesan “jualan” dalam ceritanya, yang lazim pada film Indonesia. Tidak terlihat secara eksplisit iklan produk di film ini, maupun jualan pemandangan luar negeri yang lagi jadi tren film Indonesia. Menariknya, Upi menghadirkan suatu nuansa artistik melalui set dan kostum para pemain, yang cukup menarik dengan sedikit dominansi merah.
Ada beberapa quote yang saya sukai di film ini dari Bossman, mulai dari “tempe bener sih…” hingga “Impossibe we do!, Miracle we try!” Jujur, saya lebih menggemari ini ketimbang “Dirty Grandpa” ataupun “Deadpool.” Film ini sungguh berkesan merupakan jenis komedi yang perlu sering ada di dunia perfilman Indonesia. Please, buat sekuelnya yah…
