Kisah Bobby Fischer, grandmaster asal Amerika yang sempat menghentikan dunia catur yang didominasi Uni Soviet, terangkum dalam “Pawn Sacrifice.” Fischer, diperankan oleh Tobey Maguire, melakukan salah satu pertandingan catur terhebat melawan Boris Spassky, yang diperankan oleh Liev Schreiber.
Film ini bermula dari kisah awal kehidupan Robert James ‘Bobby’ Fischer. Sejak kecil, Ia sudah menyukai catur, dan Ia tak akan pernah lepas pada hal itu. Ibu Bobby, Regina Fischer, diperankan oleh Robin Weigert, adalah seorang aktivis yang tergabung dengan aksi pro-komunisme. Maklum saja, Regina merupakan seorang imigran dari Moscow. Sedangkan Bobby, Ia sudah cukup tampak parno diikuti mata-mata Soviet karena aksi sang Ibu.
Regina menyadari bahwa Bobby adalah child prodigy. Ia membawanya ke Carmine Nigro, diperankan oleh Conrad Pla, salah satu pecatur terbaik di kota New York. Awalnya, Nigro hanya ingin melihat kemampuan Bobby. Akan tetapi, tidak ada kata seri dalam kamus Bobby membuat pertandingan menjadi semakin panjang. Alhasil, Bobby kalah melawan Nigro, namun Ia tetap meminta permainan yang baru.
Kesuksesan itu berbuah ketika di usianya ke-14, ketika Fischer meraih kemenangan U.S. Championships di tahun 1957-58, yang kemudian berlanjut hingga 8 musim berikutnya, kecuali di musim 1961-1962. Singkat cerita, perjalanan Fischer berlanjut ke tahun 1971-72, tahun dimana Ia sangat berambisi untuk mengalahkan Spassky, juara dunia catur saat itu.
Film yang disutradarai Edward Zwick ini sebetulnya lebih banyak berkisah tentang duel Fischer-Spassky yang diselimuti dengan intrik-intrik politik perang dingin. Baiknya, naskahnya yang dikemas Steven Knight bertutur dengan cukup jelas dan terstruktur, dan berhasil dirangkai oleh Zwick sebagai sebuah tontonan yang cukup serius, namun tidak memusingkan.
Bicara penampilan pemerannya, Tobey Maguire tampil lebih arogan dari biasanya. Maklum, sosok Fischer yang sangat arogan, lewat tingkah laku yang minta diperlakukan bak artis kadang akan membuat penonton seperti saya akan cukup jengkel. Tetapi kembali lagi, itu memang bagian dari ceritanya. Maguire cukup berhasil menyebalkan, walaupun menurut saya masih agak jauh bila dibandingkan dengan beberapa film biografi luaran 2014, seperti Eddie Redmayne yang sukses jadi Stephen Hawking dalam “The Theory of Everything” ataupun Benedict Cumberbatch dalam “The Imitation Game.”
Dari sekian pendukung dalam film ini, ada tiga karakter yang punya porsi banyak. Pertama, tentu saja Liev Schreiber yang berperan sebagai Spassky. Karakter Spassky jauh lebih tenang dan dewasa dibanding Fischer yang ego-temperamen dan cukup childish. Menariknya, karakter Spassky yang dikesankan terlalu antagonis malah terlihat sebaliknya. Schreiber berhasil menghidupkan sosok sportsman sejati ini. Sisanya adalah pada duo Sarsgaard-Stuhlbarg yang menjadi pastor William Lombardy dan Paul Marshall, dua sosok “pengasuh” yang meladeni tingkah laku Fischer yang selalu menuntut.
Sebuah tontonan yang menarik. Penggarapan film ini sudah cukup baik. Penonton akan lebih mengerti sosok Bobby Fischer yang sebenarnya, dan tentunya pertandingan adu gengsi dua negara adikuasa yang terlampiaskan melalui dua umpan mereka di sebuah pertandingan catur.