Tahun 1971, sekelompok anak muda dibagi kedalam dua kelompok: sipir atau tahanan. Mereka terlibat sebagai bagian dari eksperimen psikologi yang dipimpin Prof. Philip Zambardo, yang dikenal sebagai “The Stanford Prison Experiment”, yang juga menjadi sebutan judul film ini.
Dengan iming-iming 15 dollar per hari, sebanyak 24 sukarelawan mengikuti eksperimen berdurasi 14 hari di Jordan Hall, salah satu bangunan fakultas psikologi di universitas Stanford. Eksperimen ini dilakukan ketika masa libur dan mengubah hallway area menjadi sebuah penjara baru, Stanford County Prison.
Kegiatan ini dimulai dengan aksi yang cukup meyakinkan, lewat menjemput setiap sukarelawan yang menjadi tahanan dengan kerjasama polisi setempat. Sesampainya di penjaran, para tahanan di lucuti dan diberikan baju tahanan. Berbeda dengan sipir, mereka menggunakan seragam lengkap dengan kacamata hitam dan pentungan. Dari situasi yang dikondisikan ini, ternyata roleplay yang awalnya biasa saja mampu berhasil menjadi sebuah hal yang sangat signifikan.
Film jebolan Sundance 2015 karya Kyle Patrick Alvarez ini benar-benar menarik. Saya sampai tidak mau berhenti dengan penceritaan alur maju yang mendebarkan. Tim Talbott, yang mengadopsi kisahnya dari Buku Zambardo yang berjudul “The Lucifer Effect” cukup menawan dengan penggambaran yang punya laju lambat tapi luar biasa sekali lagi.
Dari sekian tahanan yang ditampilkan dalam film ini, ada beberapa yang sempat jadi pusat penceritaan. Mulai dari bagaimana Daniel Culp AKA tahanan 8612, yang diperankan oleh Ezra Miller, bisa berubah menjadi histeris hanya dalam dua hari. Ataupun Tom Thompson AKA tahanan 2093, yang diperankan Chris Sheffield, yang tidak mau mengucapkan kata-kata kotor. Semua itu merupakan “hasil didikan” para sipir yang diberikan otoritas para peneliti untuk menyelesaikan kericuhan dengan cara mereka. Seperti yang diduga, semuanya menjadi kelewatan.
Ensemble cast film ini sungguh meyakinkan. Banyak melibatkan beberapa rising star, sebut saja Keir Gilchrist, Ezra Miller, Tye Sheridan hingga Thomas Mann, film ini patut dipuji karena berhasil memperlihatkan kemampuan akting yang cukup unexpected bagi saya. Akan tetapi, salah satu yang paling luar biasa adalah penampilan Michael Angarano yang memerankan sosok sipir yang paling jahat dan fenomenal disini. Angarano memperlihatkan bagaimana manusia yang mungkin terlihat baik bisa berubah menjadi sisi kebalikannya, sejalan dengan teori efek Lucifer-nya Zambardo.
“The Stanford Prison Experiment” merupakan sebuah tontonan cerdas dan juga salah satu film yang terbaik dari film independent di 2015. Kisahnya yang kontroversial juga cukup memberikan kontribusi yang besar pada ilmu psikologi, tentunya lewat temuan Zambardo mengenai peran dari situasi, yakni bagaimana situasi punya pengaruh kendali yang kuat atas perilaku setiap orang. “I said to myself at the beginning of the first day, ‘This could be a very long, very boring experiment.’ Uh, it wasn’t conceivable. There was just no strong sense of precedent for how far this thing could go.”