Kisah “My Week with Marilyn” berasal dari sebuah bab yang hilang dalam memoir Colin Clark yang berjudul “The Prince, the Showgirl and Me.” Mengangkat sebuah kisah yang benar-benar terjadi di era 1950-an, tentang dua legenda, Marilyn Monroe dan Laurence Olivier, dibalik layar pembuatan sebuah film tahun 1957 yang berjudul “The Prince and the Showgirl.”
Colin Clark, yang diperankan oleh Eddie Redmayne, adalah seorang pria berusia 24 tahun yang ingin memulai kariernya di dunia perfilman. Ia memulai dengan bertugas sebagai asisten sutradara ketiga, yang bertugas untuk mengerjakan segala hal, termasuk disuruh-suruh. Laurence Olivier, yang diperankan oleh Kenneth Branagh, adalah salah satu aktor Inggris yang paling diakui. Olivier, tidak hanya menjadi aktor di setiap filmnya, tetapi biasanya ikut terlibat dalam pembuatan naskah dan juga menyutradarainya.
Olivier sedang mengundang Marilyn Monroe, yang diperankan oleh Michelle Williams, untuk memainkan peran sebagai Elsie di film terbarunya. Monroe saat itu adalah salah satu bintang yang sedang bersinar di kala itu. Dengan harapan mendapatkan kesuksesan dari popularitasan Monroe, akhirnya keduanya membuat film bersama.
Monroe saat itu baru saja menikah dengan suami ketiganya, Arthur Miller, yang juga merupakan seorang penulis naskah. Monroe adalah seseorang aktris yang kelihatan sangat sensitif, dan agak takut dengan sosok Olivier. Olivier yang lebih berpengalaman dalam dunia perfilman tampak cukup keras dengan beberapa hal. Namun Monroe, yang lebih terkenal punya cara sendiri dalam mengatasi masalahnya. Saking terlalu sensitifnya, akhirnya Monroe sering melakukan hal-hal yang kurang menyamankan tidak hanya bagi Olivier, tetapi juga kru-kru yang lain.
Suatu hari, Clark disuruh untuk mencari naskah Monroe di kamarnya. Ketika sedang mencari, tiba-tiba sosok Monroe yang sedang telanjang berdiri dihadapannya. Sejak pertemuan tersebut, keduanya semakin dekat. Apalagi, ketika pulangnya Miller ke Amerika, membuat Colin menjadi kekasih sesaat bagi Monroe.
Sungguh menyenangkan menyaksikan film drama ini. Saya sangat terkagum-kagum dengan aksi Williams yang berperan sebagai Monroe. Sungguh! Ini adalah sebuah all-out standing performance. Williams cukup berhasil menggambarkan sosok Monroe yang tidak pernah terlihat di dalam layar, yaitu sosok gadis kecil Monroe yang terperangkap. Sosok Monroe yang begitu lovable hingga kini, ternyata memiliki hidup yang kurang menyenangkan. Seperti kata Monroe di dalam film ini, “All people ever see is Marilyn Monroe. As soon as they realize I’m not her, they run.”
Simon Curtis memberikan sebuah tontonan yang cukup menyenangkan. Cukup banyak tampilan close up, maupun back shot dalam film. Saya cukup menyukai perpaduan shot-shot Marilyn yang ditampilkan di bagian credit. Juga di film ini kita tetap menyaksikan sosok Judi Dench, Emma Watson, hingga Julia Ormond. Dengan cast yang mengagumkan, film ini adalah sebuah tontonan yang cukup menarik.
Conrad Pope, komposer untuk music score film ini, cukup memberikan sebuah sentuhan dramatisasi yang cukup baik. Tetapi ending yang menarik saat Monroe menyanyikan lagu “That Old Black Magic”, akan tampak cukup menyihir penonton. Film ini memberikan sebuah sentuhan yang cukup baik akan Monroe hingga di akhir film.
“My Week With Marilyn” memberikan sebuah cerita yang cukup mengejutkan, tentang sisi lain si cantik Marilyn Monroe. Yang menjadi rahasia hingga kini adalah apakah kisah tersebut benar-benar terjadi seperti di film ini? Yang pasti, hanya Tuhan dan Colin Clark yang tahu.
