Tidak terasa, kita sudah di penghujung 2017. Dari awal tahun, yang diramaikan dengan live action “The Beauty and the Beast” sampai di bulan Desember ini yang dilanjutkan dengan sekuel terbaru Star Wars “The Last Jedi.” Berikut ini merupakan 10 film terbaik versi Bavner Donaldo.
#10 The Square
Saya menempatkan “The Square” di posisi 10. Film penerima Palme D’Or tahun ini menghadirkan suatu tontonan yang membawa kita ke luar batas nyaman kita, untuk kerap bertanya, “Jika itu saya, apakah akan saya lakukan?” Tontonan yang lebih dari 2 jam ini akan memberikan kita keheningan dari segala satir yang ditampilkan.
#9 Ingrid Goes West
Saya senang terjebak dengan kisah “Ingrid Goes West,” yang menyentil potret kekinian, terutama pengaruh social media bagi para ‘kids jaman now.’ Bercerita tentang Ingrid dengan segala obsesinya akna menyadarkan kita bahwa begitu pentingnya untuk dapat menjadi diri sendiri.
#8 It
“It” tidak berhasil membuat saya terngiang-ngiang beberapa hari seperti menonton “Pengabdi Setan.” Tapi “It” berhasil membuat saya untuk menutup mata dari serangan psikologis si monster badut. Di versi terbarunya, karakter ‘It” berhasil membangun kesan baru, menghilangkan suasana comic-nya dan beralih ke sesuatu yang lebih sadis. Semua berkat Chase Palmer, Cary Fukunaga dan Gary Dauberman yang mengolah kembali ceritanya. Plus, penampilan dan tranformasi Bill Skarsgård di film ini luar biasa.
#7 Okja
Di urutan ketujuh, ada “Okja,” sebuah film garapan sutradara asal Korea Selatan, Bong Joon-Ho, yang sempat menuai kontroversi di Cannes. Film ini merupakan salah satu produksi Netflix yang paling oke di tahun ini, dibalik segala sentimen-sentimen satir di film ini yang terasa cukup ‘nanggung’. Yang paling saya senangi disini adalah penampilan eksentrik Tilda Swinton sebagai antagonis film ini.
#6 Jane
Jane Goodall! Sebagai salah satu peminat National Geographic, menyaksikan kembali perjalanan Goodall di Kongo dari sebuah rekaman yang sempat dinyatakan hilang, seperti menemukan kembali the lost treasure. Saya pernah membaca catatan Goodall tentang penelitiannya di edisi NatGeo lawas. Akan tetapi, menyaksikan film garapan Brett Morgen sungguh berbeda. Morgen mengemasnya dengan menampilkan sebuah karir, dedikasi yang hingga kini belum berhenti. Ditambah lagi dengan score gubahan Philip Glass yang menyatu dengan ceritanya.
#5 I, Tonya
Kisah Tonya Harding yang sensasional di tahun 1994 menjadi terjawab melalui film ini. Sosok Harding berhasil diperankan Margot Robbie dengan sangat memukau dari aksinya sebagai satu-satunya skater wanita yang bisa melakukan triple axel, sampai kehidupannya yang tidak seindah dibayangkan. Menariknya, dengan bergaya mockumentary, karakter-karakter film ini seperti bercerita buat penonton.
#4 Dunkirk
Saya cukup menyesal untuk tidak menyaksikannya dalam versi IMAX, tetapi “Dunkirk” adalah suatu klasik! Christopher Nolan berhasil membuat penontonnya untuk terpaku dengan tayangan penyelamatan Dunkirk yang kadang juga dikenal sebagai suatu mukjizat. Tiga babak yang dihadirkan berlapis, arahan sinematografi yang memukau, original score yang cetar, dan koneksi ke penonton lewat detakan-detakan di sepanjang film.
#3 The Shape of Water
Guillermo del Toro menyajikan sebuah kisah cinta tanpa batas yang cukup tidak terduga. “The Shape of Water” berhasil membuktikan melalui permainan fantasinya untuk menyatukan seorang perempuan yang mengalami disabilitias dengan sebuah species manusia air. Penampilan totalitas Sally Hawkins di film ini seraya membuat kita terlena dengan aksi komikalnya dalam “Happy-Go-Lucky!” Seperti judulnya, del Toro menghadirkan cinta yang juga punya makna seperti bentuk air.
#2 Three Billboard Outside Ebbing, Missouri
Karya orisinil Martin McDonagh ini mungkin punya judul yang kurang catchy, tetapi punya cerita yang menarik. Ensemble cast film ini juga terbilang luar biasa. Ada Frances McDormand yang sangat berkarakter, Sam Rockwell sebagai manusia apes yang menghibur dengan kebodohannya, sampai Woody Harrelson yang menuai empati. It’s a tragic, funny, and was a real deal! Terrific!
#1 Call Me By Your Name
Di nomor satu, “Call Me By Your Name” merupakan film terbaik saya di tahun ini. Diangkat dari sebuah gay roman pemenang Lambda Award karangan André Aciman, film ini berhasil diadaptasi James Ivory untuk memainkan emosi penontonnya. Begitupun chemistry Timothy Chalamét dan Armie Hammer yang luar biasa, film ini berhasil menghadirkan sebuah eksplorasi coming-of-age dari seorang remaja bernama Elio. Dengan latar daerah pedalaman di Utara Italia, film ini akan menyajikan potret background yang terasa indah. This is the most beautiful film of the year!