Table of Contents
🇮🇩 Bahasa Indonesia – Original
Melihat musim penghargaan yang sudah berakhir dan memberi kemenangan untuk “Anora,” ada satu film yang kurang mendapat sorotan untuk Oscar. Mengusung judul “The Last Showgirl,” penonton akan dibawa ke dalam cerita dari keruntuhan showgirl yang semakin meredup.
Tokoh sentral dalam film ini adalah Shelly, diperankan oleh Pamela Anderson, yang merupakan seorang showgirl senior di Las Vegas. Ia sudah berkecimpung dalam industri ini selama hampir 30 tahun, menghibur penontonnya dengan berbusana terbuka yang glamour nan eksotis. Turunnya peminat acara ini juga berdampak pada jadwal ia bertugas. Kini, ia cuma punya waktu tampil tiga hari dalam seminggu.
Shelly dekat dengan kedua showgirl lainnya, Marie-Anne dan Jodie, diperankan oleh Brenda Song dan Kiernan Shipka. Perempuan yang berusia di penghujung 50-an tahun ini sudah melihat keduanya seperti anaknya. Ia pun masih bersahabat dengan Annette, diperankan oleh Jamie Lee Curtis, rekan showgirl yang sudah lebih dulu pensiun dan kini hanya menjadi waiter di sebuah kasino.
Konflik dimulai ketika sekelompok perempuan ini dikejutkan oleh kedatangan Eddie, diperankan oleh Dave Bautista, ke rumah Shelly. Ketiganya tahu jika Shelly sebetulnya menaksir Eddie, yang merupakan petugas operator tempat mereka bekerja. Akan tetapi, kedatangannya malah membawa berita buruk. Eddie menginformasikan jika tempat mereka berencana untuk menghentikan acara The Razzle Dazzle, yang merupakan sumber penghasilan utama Shelly.
Film ini ditulis oleh Kate Gersten, dan kemudian disutradarai oleh Gia Coppola, cucu dari sutradara legendaris Francis Ford Coppola. “The Last Showgirl” dihadirkan dengan kemasan independen yang kental, yang beberapa saat memberi rasa yang sama ketika saya menyaksikan film Sean Baker yang berjudul “The Florida Project.” Penggunaan sinematografi sengaja dibuat tak stabil untuk menghadirkan kemasan artistik. Sayangnya, ini kurang bekerja buat saya, dan malah menyia-nyiakan beberapa setting yang sebetulnya sudah apik.
Tidak berdurasi lama, “The Last Showgirl” akan hadir selama 78 menit. Dari segi cerita, film ini mengemas serangkaian konflik pribadi dari Shelly, yang begitu antusias dengan pekerjaannya, dan harus bersiap meninggalkannya. Konflik-konflik peramai ini terasa berhasil memadatkan cerita yang sebetulnya cuma mau membahas struggle dari karakter utama sampai pada ending yang sudah tertebak.
Yang saya sukai, film ini juga menghadirkan beberapa rahasia kehidupan Shelly. Terutama saat ia ternyata punya hubungan yang datar dengan putri semata wayangnya, Hannah, diperankan oleh Billie Lourd, berkat tak diurus olehnya. Semakin berjalannya cerita, penonton pun akan mengerti alasan tersebut, dan jujur saja, kisah pribadi Shelly-lah yang membuat saya tetap terus mengikuti kisah “The Last Showgirl” sampai akhir.
Dari sisi penampilan, saya amat memuji penampilan akting Pamela Anderson di sini. Aktris yang saya kenal dari serial “Baywatch,” lalu dikenal sebagai sex bomb pada masanya, ternyata juga bisa tampil hebat sesolid ini. Ada fakta menarik di balik pembuatannya. Jadi ketika naskah film ini ditawarkan pada agen Anderson, naskah ini ditolak. Akan tetapi, ketika putra Anderson mengetahui naskah film ini, ia pun memberi tahu sang ibu dan membuat Anderson mengambil proyek ini. Lalu? Sang agen pun diberhentikannya.
Luar biasanya lagi, aktris pemenang Oscar “Everything Everywhere All at Once,” Jamie Lee Curtis, hadir juga dengan cukup fenomenal. Memerankan Annette membuatnya seakan melepas semua kenyamanan, dengan perawakan yang rasanya cukup menantang untuk diperankan. Bagian saat Annette menari sambil dilatari lagu “Total Eclipse of the Heart” jadi puncaknya buat saya. Walaupun ia menari tak karuan, rasanya begitu mudah untuk memahami penjiwaan Curtis akan karakter yang ia perankan.
“The Last Showgirl” memang kurang mendapat perhatian di Academy Awards. Film ini cuma berhasil merebut nominasi untuk Leading Actress dan Supporting Actress untuk Anderson dan Curtis pada ajang Golden Globes dan BAFTA. Saya rasa, kualitas akting yang dihadirkan Anderson juga tak kalah totalitas dengan Demi Moore dalam “The Substance.” Bedanya, yang satu terasa lebih bersinar, walaupun pada akhirnya Oscar jatuh ke tangan Mikey Madison dalam “Anora.”
Cerita “The Last Showgirl” memberikan sebuah perspektif yang menarik dari Shelly akan pandangan hidup. Baginya, apa pun yang dihadapi tak akan jadi masalah, termasuk konsekuensinya, asalkan ia bisa menikmati dan antusias dengan pekerjaan yang dijalaninya. Walaupun tak ada cerita akan kelanjutan nasib Shelly di film ini, film minimalis ini menyajikan fenomena para pekerja seni yang harus menghadapi persaingan yang semakin sengit di tengah permintaan yang menurun. Tontonan singkat yang luar biasa. Saya setuju bila ini merupakan film terbaik Anderson di sepanjang karier beraktingnya. Unexpectedly wonderful!
Secara keseluruhan, “The Last Showgirl” adalah sebuah drama intim yang mengharukan tentang penuaan, kehilangan identitas, dan penerimaan diri, diperkuat oleh penampilan akting terbaik Pamela Anderson dan Jamie Lee Curtis yang memukau—sebuah karya kecil namun berkesan yang layak mendapat apresiasi lebih.
🇬🇧 English Version – Translated
Looking at the awards season that has ended and given victory to “Anora,” there’s one film that received less spotlight for the Oscars. Carrying the title “The Last Showgirl,” viewers will be taken into the story of the decline of showgirls that is increasingly fading.
The central figure in this film is Shelly, played by Pamela Anderson, who is a senior showgirl in Las Vegas. She has been involved in this industry for almost 30 years, entertaining her audience in revealing attire that is glamorous and exotic. The decline in interest for this show also impacts her work schedule. Now, she only has three days a week to perform.
Shelly is close to two other showgirls, Marie-Anne and Jodie, played by Brenda Song and Kiernan Shipka. This woman in her late 50s has seen them both as her children. She is still friends with Annette, played by Jamie Lee Curtis, a fellow showgirl who retired earlier and now works only as a waiter at a casino.
Conflict begins when this group of women is surprised by Eddie’s arrival, played by Dave Bautista, at Shelly’s house. All three know that Shelly actually has a crush on Eddie, who is an operator staff member where they work. However, his arrival brings bad news instead. Eddie informs them that their workplace plans to stop The Razzle Dazzle show, which is Shelly’s main source of income.
This film was written by Kate Gersten, and then directed by Gia Coppola, granddaughter of legendary director Francis Ford Coppola. “The Last Showgirl” is presented with a strong independent packaging, which at times gave me the same feeling as when I watched Sean Baker’s film titled “The Florida Project.” The cinematography use is deliberately made unstable to present an artistic package. Unfortunately, this didn’t quite work for me, and instead wasted some settings that were actually already neat.
Not lasting long, “The Last Showgirl” will run for 78 minutes. In terms of story, this film packages a series of personal conflicts from Shelly, who is so enthusiastic about her work, and must prepare to leave it. These additional conflicts successfully condense a story that essentially just wants to discuss the main character’s struggle up to a predictable ending.
What I liked is that this film also presents some secrets of Shelly’s life. Especially when it turns out she has a flat relationship with her only daughter, Hannah, played by Billie Lourd, due to not being taken care of by her. As the story progresses, viewers will understand that reason, and honestly, Shelly’s personal story is what kept me following “The Last Showgirl” until the end.
From the performance side, I greatly praise Pamela Anderson’s acting performance here. The actress I knew from the series “Baywatch,” then known as a sex bomb in her time, turns out to also be able to perform this solidly great. There’s an interesting fact behind its making. So when this film’s script was offered to Anderson’s agent, the script was rejected. However, when Anderson’s son learned about this film’s script, he informed his mother and made Anderson take this project. Then? She fired the agent.
Even more remarkably, Oscar-winning actress from “Everything Everywhere All at Once,” Jamie Lee Curtis, also appears quite phenomenally. Playing Annette makes her seem to release all comfort, with a physique that feels quite challenging to portray. The part when Annette dances to the background song “Total Eclipse of the Heart” became the peak for me. Although she dances randomly, it feels so easy to understand Curtis’s embodiment of the character she plays.
“The Last Showgirl” indeed received less attention at the Academy Awards. This film only managed to grab nominations for Leading Actress and Supporting Actress for Anderson and Curtis at the Golden Globes and BAFTA ceremonies. I think the quality of acting presented by Anderson is no less total than Demi Moore in “The Substance.” The difference is, one feels more radiant, although in the end the Oscar fell to Mikey Madison in “Anora.”
The story of “The Last Showgirl” provides an interesting perspective from Shelly on life views. For her, whatever is faced won’t be a problem, including its consequences, as long as she can enjoy and be enthusiastic about the work she does. Although there’s no story about Shelly’s fate continuation in this film, this minimalist film presents the phenomenon of art workers who must face increasingly fierce competition amid declining demand. An extraordinarily short viewing. I agree if this is Anderson’s best film throughout her acting career. Unexpectedly wonderful!
