Table of Contents
🇮🇩 Bahasa Indonesia – Original
Ngomongin “kapan nikah” selalu menjadi situasi yang kadang jadi beban buat para lajang di Indonesia. Apalagi ungkapan tersebut selalu jadi embel-embel basa-basi yang bisa menjadi serius saat dijumpai di berbagai acara, terutama saat lebaran, acara keluarga, sampai reuni. Adhya Pictures, yang sebelumnya sudah merilis “Sampai Jumpa, Selamat Tinggal,” kali ini menghadirkan “Yakin Nikah,” sebuah film yang mengusung pergolakan seorang perempuan bernama Niken untuk menikah dalam sajian romance comedy.
Selanjutnya: #862 – Yakin Nikah (2025)Karakter sentral film ini bernama Niken, diperankan oleh Enzy Storia. Ia memiliki seorang kekasih bernama Arya, diperankan oleh Maxime Bouttier. Suatu saat, ketika Niken sedang menemani sang adik, Anggi, yang diperankan oleh Amanda Rigby, ia harus menyaksikan adik satu-satunya dilamar di sebuah kafe oleh Danny, kekasihnya yang diperankan Arya Vasco. Ada kepercayaan jika sang adik sebaiknya tidak melangkahi kakaknya dalam pernikahan, supaya tidak memberi sial bagi sang kakak. Alhasil, ini malah mendorong Niken untuk memberi kode kepada Arya agar mereka melangkah ke tahap jenjang pernikahan.

Hubungan Arya dan Niken awalnya terlihat baik-baik saja, namun Arya terbilang sebagai seorang cowok yang amat sibuk. Rasanya cukup sulit untuk menuntut waktu dari Arya, walaupun sebetulnya ia memiliki soft skill yang baik untuk membuat Niken mengerti. Singkat cerita, salah satu murid Niken membuat ia bertemu kembali dengan Gerry, kekasih lamanya yang diperankan oleh Jourdy Pranata. Kehadiran Gerry membuat cerita semakin pelik, terutama ketika Niken semakin menggali keyakinannya untuk menikah.
“Yakin Nikah” disutradarai oleh Pritagita Arianegara, yang sebelumnya sudah menyutradarai “Salawaku” dan “Heaven in the Sky.” Kisahnya ditulis oleh Bene Dion Rajagukguk yang juga menulis untuk salah satu film terlaris Indonesia, “Agak Laen,” bersama “Ngeri-Ngeri Sedap“ yang menjadikannya perwakilan Indonesia di ajang Academy Awards untuk Best International Feature. Melalui kredensial ini, tidak heran pengemasan ceritanya terbilang matang. Apalagi masih ada sosok Ernest Prakasa di balik film ini, yang memberikan sebuah jaminan untuk kualitas ceritanya.
Secara penyajian, saya awalnya cukup terganggu dengan walking camera yang lumayan tremor untuk menghadirkan situasi Niken yang sedang turun menuju lantai lobby kantornya. Namun, saat masuk dengan opening credits yang terasa begitu kreatif—karena melibatkan banyak objek dan masuknya soundtrack “Boleh Juga” dari Salma Salsabil—malah memberikan ekspektasi cerita romcom yang akan sesegar lagunya. Ternyata benar.

Cerita “Yakin Nikah” menawarkan happy problem Niken, yang sepanjang 108 menit akan terus menarik ulur penonton akan keputusannya. Mulai dari jadi tim Mantan, atau jadi tim Pacar. Baiknya, dengan pengembangan karakter yang mengesankan, kita dapat menyaksikan sosok Niken yang terlihat berbeda ketika berinteraksi dengan kedua love interest-nya. Ia akan terasa terbuka dan nyaman dengan sosok Gerry dari masa lalunya, namun merasa aman dan nyaman dengan kekasihnya yang mahir mengambil hati. Penampilan Enzy Storia selalu memikat saat ia masuk dalam pusat adegan. Chemistry-nya dengan Maxime Bouttier ataupun Jourdy Pranata malah akan mempermainkan penonton dengan tarik ulur di antara mereka.
Lucunya lagi, kehadiran komedi yang lumayan kental membuat film ini amat segar dan tidak menye-menye. Kehadiran Tora Sudiro yang jadi sosok Ayah paling bijak kadang memecah tawa, seraya mengingatkan saya dengan Om Indro Warkop. Atau juga kehadiran Ersa Mayori yang membuat scene menjadi ramai, sampai penampilan cameo Tissa Biani dan Dul Jaelani yang tidak boleh dilewatkan. Yang paling tidak terduga buat saya adalah kehadiran Lukman Sardi, yang memerankan sosok Bembi, desainer yang ikut mengatur persiapan pernikahan Niken. Maklum, yang bikin tidak menyangka adalah totalitasnya sebagai pendukung cerita, yang walau cuma hadir beberapa adegan namun sangat memorable.

Meskipun terbilang sebagai sebuah film cinta, “Yakin Nikah” juga cocok menjadi tontonan keluarga. Film ini mengurai kekhawatiran yang kerap terjadi pada orangtua, ataupun masalah kakak-beradik yang sering dibandingkan. Penambahan unsur ini justru terasa semakin mematangkan cerita filmnya, termasuk filosofi cinta dari sepiring sate. Oh ya, selain lagu Salma, musik yang menjadi soundtrack film ini juga diisi dengan lagu-lagu populer yang asyik, seperti “Dia” dari Maliq & D’Essentials, “Teman Bahagia” Jaz, “Muak” dari Aruma, serta “Penjaga Hati” dari Nadhif Basalamah.
Jujur, awalnya saya tidak punya ekspektasi banyak untuk film ini. Menghadiri press screening dan berbekal menyaksikan trailer-nya, saya hanya berharap tontonan akan sama seperti romcom film-film Indonesia sebelumnya. Ternyata, it’s unexpectedly entertaining. Saya terhibur dengan pengemasan komedi yang tidak garing, sekaligus dengan cerita cinta yang membuat saya terhanyut dengan rasa penasaran pada ending-nya. “Yakin Nikah” ternyata memang semenghibur itu, dan yang saya sukai adalah bagaimana film ini menutup ceritanya dengan sangat memuaskan. Again, it’s unexpectedly entertaining!
🇬🇧 English Version – Translated
The question “when are you getting married?” has always been a burdensome situation for singles in Indonesia. This phrase often serves as small talk that can turn serious at various occasions, especially during Eid celebrations, family gatherings, and reunions. Adhya Pictures, which previously released “Sampai Jumpa, Selamat Tinggal“ (Goodbye, Farewell), now presents “Yakin Nikah,” a film that explores a woman named Niken’s struggle with marriage in a romantic comedy package.
The central character of this film is Niken, played by Enzy Storia. She has a boyfriend named Arya, played by Maxime Bouttier. One day, while accompanying her younger sister, Anggi, played by Amanda Rigby, she witnesses her only sibling getting proposed to at a café by Danny, her boyfriend played by Arya Vasco. There’s a belief that the younger sibling shouldn’t marry before the older one, to avoid bringing bad luck to the elder. As a result, this prompts Niken to hint to Arya that they should move forward to marriage.

Arya and Niken’s relationship initially seems fine, but Arya is an extremely busy guy. It’s quite difficult to demand time from Arya, although he actually has good soft skills to make Niken understand. Long story short, one of Niken’s students leads her to reunite with Gerry, her ex-boyfriend played by Jourdy Pranata. Gerry’s presence complicates the story, especially as Niken further explores her conviction about marriage.
“Yakin Nikah” is directed by Pritagita Arianegara, who previously directed “Salawaku” and “Heaven in the Sky.” The story is written by Bene Dion Rajagukguk, who also wrote one of Indonesia’s highest-grossing films, “Agak Laen,” along with “Ngeri-Ngeri Sedap,” which became Indonesia’s submission to the Academy Awards for Best International Feature. With these credentials, it’s no wonder the story’s packaging is quite polished. Moreover, Ernest Prakasa’s presence behind this film provides assurance for its storytelling quality.
In terms of presentation, I was initially quite bothered by the shaky walking camera used to present the situation of Niken descending to her office lobby floor. However, when the creative opening credits kicked in—featuring many objects and the soundtrack “Boleh Juga” by Salma Salsabil—it set expectations for a romcom as refreshing as the song itself. It turned out to be true.

The story of “Yakin Nikah” offers Niken’s happy problem, which throughout its 108-minute runtime continuously tugs the audience regarding her decision. From Team Ex to Team Current Boyfriend. Fortunately, with impressive character development, we can witness Niken appearing different when interacting with both her love interests. She feels open and comfortable with Gerry from her past, yet feels safe and comfortable with her current boyfriend who’s skilled at winning hearts. Enzy Storia’s performance is always captivating when she’s at the center of a scene. Her chemistry with both Maxime Bouttier and Jourdy Pranata toys with the audience through the push and pull between them.
What’s more amusing is that the strong comedic presence makes this film very fresh and not overly sentimental. Tora Sudiro’s presence as the wisest father figure sometimes breaks the laughter, reminding me of Om Indro Warkop. Or Ersa Mayori’s presence that livens up scenes, to the cameo appearances of Tissa Biani and Dul Jaelani that shouldn’t be missed. What surprised me most was Lukman Sardi’s presence, playing Bembi, a designer involved in arranging Niken’s wedding preparations. The surprise came from his total commitment as a supporting character, who despite appearing in only a few scenes, was highly memorable.

Although categorized as a romantic film, “Yakin Nikah” is also suitable as family entertainment. The film unravels anxieties that often occur among parents, as well as sibling issues involving comparisons. Adding these elements actually further matures the film’s story, including the philosophy of love through a plate of satay. Oh yes, besides Salma’s song, the film’s soundtrack is also filled with enjoyable popular songs, such as “Dia” by Maliq & D’Essentials, “Teman Bahagia” by Jaz, “Muak” by Aruma, and “Penjaga Hati” by Nadhif Basalamah.
Honestly, I initially didn’t have high expectations for this film. Attending the press screening and having watched the trailer, I only hoped the viewing experience would be similar to previous Indonesian romcoms. Surprisingly, it’s unexpectedly entertaining. I was entertained by the comedy packaging that wasn’t stale, along with a love story that swept me away with curiosity about its ending. “Yakin Nikah” turned out to be genuinely that entertaining, and what I loved was how the film closed its story so satisfyingly. Again, it’s unexpectedly entertaining!








![#337 – Tom at The Farm [Tom à la ferme] (2013) 337-Picture6](https://cinejour.b-cdn.net/wp-content/uploads/2017/08/337-Picture6-218x150.webp)

![#335 – Heartbeats [Les amours imaginaires] (2010) 335-Picture3](https://cinejour.b-cdn.net/wp-content/uploads/2017/07/335-Picture3-218x150.webp)
![#333 – I Killed My Mother [J’ai tué ma mère] (2009) 333-Picture2](https://cinejour.b-cdn.net/wp-content/uploads/2017/07/333-Picture2-218x150.webp)









![#90 – The Blue Room [La chambre bleue] (2014) The blue room](https://cinejour.b-cdn.net/wp-content/uploads/2015/04/90-Picture5W-324x235.webp)